Terima kasih narin, kamu sudah menepati janjimu" Ucap sari didalam hati.
Sari seorang gadis desa yang memiliki kelebihan dapat melihat sosok tak kasat mata mendapatkan beasiswa untuk bersekolah dikota. Hari-harinya selalu kesepian namun kesepian itu menjadi sirna setelah narin datang ke hidupannya. sari berteman baik dengan sosok tak kasat mata itu. Namun sayang mereka harus berpisah karna sesuatu
walaupun begitu tetap narin ingat dan menepati janjinya kepada sari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gitafiq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HANYUT
"cepat naik ada banjir kiriman!!! "
Sontak sari mendengar teriakan pengunjung tersebut langsung bangkit dari duduknya.
Sari masih bingung berfikir banjir kiriman dari mana, sedangkan cuaca masih tampak cerah hanya dari kejauhan saja yang tampak sedikit mendung.
Sebagian pengunjung mendengar peringatan banjir kiriman langsung berhamburan naik dari dari sungai untuk menyelematkan diri.
Namun berbeda dengan dina dengan teman-temannya yang masih terdiam di sungai dengan ekspresi masih kebingungan melihat orang berlarian menyelamatkan diri.
Tak berselang lama perlahan arus di sungai mulai deras, dan awalnya air sangat jernih menjadi bercampur lumpur berwarna kecoklatan.
Karena derasnya arus air sampai membuat ratna hampir terbawa arus.
Dari kejauhan sari yang melihat temannya ratna hampir celaka langsung berteriak "ayok cepat naik semuanya arus air mulai deras".
Sari pun ingin datang menghampiri temannya untuk membantu mereka agar segera naik ke atas, namun baru saja beberapa langkah sari berjalan.
Tiba-tiba awan mendung pun datang menghampiri. Suasana yang awal terang benderang berubah menjadi gelap mencekam lantaran hujan mulai akan turun.
Terdengar dari jauh suara suara gemuruh mulai datang menghampiri.
Rintik-rintik pun mulai turun dan tiba-tiba debit air yang turun dari air terjun berubah menjadi deras bagai air yang tumpah.
Sari melihat itu pun langsung bergegas menghampiri teman-temannya yang terlihat mulai panik untuk menyelamatkan diri.
Satu persatu mereka berhasil naik ke tepi sungai namun saat sandi yang terakhir naik, genggaman tangan kak putra terlepas dari sandi.
Sandi pun terbawa arus yang sangat deras. semua yang melihat sandi terhanyut pun histeris dan berusaha lari mengejar sandi dari tepi sungai.
Terutama kak putra yang berusaha lari sekuat tenaga mengejar sandi memastikan kalau sandi selamat.
"kak... Tolong kak!!! " suara teriakan sandi yang kian mengecil karena mulai menjauh terbawa arus.
melihat itu pun membuat sari, ratna dan dina pun menangis sedih. Terutama sari yang sangat amat bersalah karena tidak memaksa temannya untuk segera naik karena sedari tadi sudah banyak peringatan yang sudah diberikan.
Rio pun ikut menyusul kak putra yang masih berlari mengejar sandi yang masih berada didalam arus sungai yang deras.
Untung saja setelah lama sandi terhanyut dalam arus yang deras, badan sandi tertabrak sebuah batu sungai yang sangat besar sehingga membuat sandi sempat tertahan oleh batu tersebut.
Melihat sandi yang terhenti tentu jadi kesempatan kak putra untuk meraih sandi agar bisa naik ke tepi sungai.
Kak putra pun berusaha mengulurkan tangan ke arah sandi bisa membantu sandi naik.
"kak dadaku sakit" rintih sandi yang mengeluh kesakitan karena baru saja menghantam batu sungai yang besar.
Kak putra berusaha menenangkan sandi dan terus mengulurkan tangannya ke arah sandi namun sayang jarak antara kak putra dan sandi masih terlalu jauh untuk tergapai.
Sampai akhirnya datang rio membawakan sebatang rating pohon untuk menggapai.
Akhirnya tangan sandi pun sampai dan segera meraih ranting tersebut.
Sandi memegang erat ranting tersebut. Kak Putra dan rio saling bersama-sama menarik batang rating tersebut agar sandi bisa naik ke atas tepi sungai.
Syukurlah sandi akhirnya bisa naik ke tepi sungai namun kondisi sandi sangat tidak baik.
Lebam-lebam dan luka-luka akibat terhantam beberapa batu sungai.
Melihat sandi dengan kondisi yang tidak memungkinkan, kak putra pun menyuruh rio memanggil dina dan teman-temannya untuk menyusul sambil membawa barang bawaan untuk langsung kembali pulang.
"rio tolong kamu panggil dina dan temannya, bawa semua barang kita. Kita harus cepat bawa sandi pulang!!!"
Rio pun setelah mendengar perintah kak putra langsung bergegas kembali ke tempat mereka menaruh tas dan memberitahukan kepada yang lain agar segera untuk pulang.
Tak berselang lama datang rio menghampiri dina.
"ayo semuanya kita bawa semua perlengkapan kita pulang!! Ucap rio yang terlihat sangat pucat.
Dina yang melihat ekspresi rio pun makin membuat dina makin panik " sandi selamatkan rio?"
"selamat tapi kita harus cepat pulang karena sandi harus segera dibawa segera pulang!!! "
Mendengar ucapan rio semua pun bergegas mengambil semua perlengkapan dan segera memasukkan ke dalam tas lalu bergegas menyusul kak putra dan sandi.
Saat tiba dimana sandi ditemukan sari, ratna dan dina sangat syok karena kondisi sandi yang sangat lemah dengan banyak lebam di sekujur tubuhnya.
"Rio kamu bantu pegang sandi sebelah kanan aku dikiri. Kita rangkul sandi sama-sama biar cepat sampai ke mobil. kalian bertiga tolong pegang tas kami" kata kak putra sambil menunjuk ke arah sari dan teman-temannya.
Mereka semua pun mulai perlahan berjalan menuju arah mobil yang masih cukup jauh.
Cuaca pun mulai tak mendukung, yang awal mula hanya rintik berubah menjadi hujan deras membasahi jalan setapak yang mereka lewati
Sebenarnya masih ada beberapa pengunjung yang memilih masih berdiam diarea air terjun sambil menunggu hujan reda.
Namun kali ini mereka tidak bisa diam menunggu hujan reda mengingat kondisi sandi yang harus segera diberi pertolongan.
Mereka berjalan terus tanpa henti menerjang hujan dengan baju yang basah.
Mereka semua tidak menghiraukan rasa lelah apa lagi alas kaki. Mereka semua hanya mementingkan keselamatan teman mereka yaitu sandi.
Sari disepanjang jalan hanya bisa menggenggam erat kedua tangan ratna dan dina sambil diiringi mulut yang tak berhenti berdoa.
Akhirnya mereka pun sampai di tempat parkir mobil.
Segera kak putra memopoh sandi untuk masuk ke mobil terlebih dahulu.
"dina kamu bawa selimut nggak? " tanya kak putra.
"bawa - bawa kak, ini kak" sahut dina sambil menyodorkan selimut ke arah kak putra agar bisa menyelimuti sandi yang kedinginan.
Setelah itu semua masuk ke mobil dan kak putra pun menancapkan gas mobil melaju meninggalkan tempat tersebut.
Mobil terus melaju melawan derasnya hujan. Tanpa memperdulikan lubang dan batu dijalan, dipikiran kak putra hanya mereka harus cepat sampai.
Sedang fokus kak putra melajukan mobil, entah kenapa kak putra tiba-tiba mengerem secara mendadak sehingga mereka agak termaju dari kursi penumpang.
"kenapa berhenti kak? " rio yang kebingungan.
Sari juga sempat melihat ke arah mobil depan ada nenek juru kunci tadi yang ada di air terjun tiba-tiba ada ditengah jalan tersebut sedang menyebrang jalan di tengah derasnya hujan seolah olah menghalangi mereka pulang.
Mata sari pun terbelalak sambil terpikir "peringatan apa lagi ini".