NovelToon NovelToon
Menjadi Pelunas Hutang Suami

Menjadi Pelunas Hutang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Jumli

Luna terpaksa menjadi istri ke-3 dari seorang Tuan yang bernama Daru. Suami Luna sebelumnya di nyatakan telah meninggal dunia dan rupanya memiliki banyak hutang.

Mereka harus Menjadi Pelunas Hutang Suami nya yang katanya berjumlah puluhan Triliun. Luna hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak memiliki penghasilan sendiri.
Ia tidak sepenuhnya percaya bahwa suami yang sangat di cintai nya meninggalkan penderitaan untuk nya dan anak-anak.

Ibu dari tiga orang anak itu harus membayar semua hutang suaminya dengan menikah dan menjadi budak. Luna hanya bisa pasrah menerima namun kesedihan selalu melanda kala anak-anaknya harus ikut mendapatkan siksaan.

Mampukah mereka menjadi takdir yang mengejutkan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jumli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Hukum

Luna bergetar hebat saat Ayu datang membawa tali, walau Ia belum tahu untuk apa tali tersebut, tetapi Daru meminta benda itu karena marah pada Luna.

"Kalian, ikat wanita itu di kaki ranjang," perintah Daru dingin sambil menatap tajam kedua mata Luna yang nampak bergetar.

Ayu memberi isyarat pada bawahan nya untuk segera melaksanakan perintah Daru dengan cepat.

"Tuan, tolong ampuni saya. Saya tidak berani lagi melakukan kesalahan seperti tadi. Tolong maafkan saya, jangan ikat saya Tuan."

Luna memberontak dan melepaskan diri dari dua maid yang sudah akan mulai menahan dan mengikat nya. Wanita dengan tiga anak itu segera berlutut di bawah kaki suami nya yang kejam tersebut.

"Apa kalian ingin di pecat!" ancam Daru pada Maid yang tadi mulai akan mengikat Luna tapi wanita itu terlepas dengan mudahnya dari tahanan mereka.

"Maaf Tuan."

Maid tersebut lekas meminta maaf dan langsung menyeret Luna kembali dan mengikat wanita itu tanpa belas kasihan lagi. Mereka tidak tega namun jika kehilangan pekerjaan dengan tidak terhormat akan membuat mereka menjadi gelandangan.

"Tuan, tolong jangan ikat saya."

Luna memohon, Ia takut hal ini di ketahui oleh anak-anak dan Luna juga tidak tahu akan di ikat berapa lama. Bagaimana dengan anak-anaknya jika Ia dalam posisi seperti ini.

"Dasar kalian bodoh. Minggir!"

Daru tampak tidak puas dengan ikatan yang di lakukan para maid tersebut. Mereka segera menyingkir dengan patuh dan Daru segera mendekati Luna.

"Tuan, tolong lepaskan saya Tuan. Anak-anakku akan ketakutan kalau saya di ikat," pinta Luna tapi Daru tidak peduli sama sekali.

"Ah!"

Luna menjerit karena lilitan tali di tangan nya sangat kuat. Ia di ikat terduduk di bawah ranjang serta badan nya bersandar pada benda itu dengan posisi tangan telentang.

Ringisan Luna kembali terdengar saat sebelah tangan nya lagi lanjut Daru kencangkan ikatan nya. Luna bahkan kesusahan menggerakkan badan karena kedua sisi tali yang mengikat nya begitu kencang, di tambah pergelangan tangan nya yang semakin terkikis oleh tali, bahkan sepertinya saat ini kulit halus itu telah berdarah.

"Atas dasar apa kamu mulai berani melawan ku?!"

Daru kembali mencengkram wajah Luna, wanita itu sangat kesakitan dan bahkan tidak bisa menahan air matanya lagi.

"Saya tidak berani Tuan. Sungguh."

Ya, Luna memang tidak pernah punya niat untuk melawan, saat meludahi Daru tadi, Luna hanya tidak tahan lagi dengan semua umpatan yang dirinya dapat, apalagi Daru seakan memfitnah nya.

"Apa kau pikir ingin membuat ku tertarik?"

Luna menggeleng lemah, Ia tidak pernah terpikirkan untuk melakukan hal tersebut. Dalam hati dan pikirannya masih tetap bersemayam nama sang suami tercinta, Hendra.

"Ku harap kau tidak lupa, kau dan anak-anak mu itu sudah menjadi budak ku seumur hidup untuk menggantikan penghianat itu."

Luna mengangguk pasrah dalam kelemahan dan kesakitan nya.

"Ah!"

Daru langsung menghempaskan kepala Luna setelah melihat anggukan wanita itu.

"Kau akan begitu terus sampai dua hari ke depan," kata Daru sambil berdiri.

"Tuan, tolong lepaskan saya. Bagaimana dengan anak-anak ku, Tuan. Mereka tidak bisa jika tanpa saya Tuan," mohon Luna sekali lagi.

Jika dirinya terikat di sana, siapa yang akan mengurus anak-anaknya. Bagaimana dengan nasib mereka sampai dua hari ke depan.

Luna bahkan tidak tahu kesalahan apa yang dia perbuat. Mungkinkah karena beberapa hari terakhir berada di rumah sakit? Tapi tidak mungkin Luna membiarkan Putri sendiri, atau Daru menginginkan Luna membiarkan saja Putri yang sekarat? Suami nya itu sungguh kejam pada mereka. Mengapa Luna dan anak-anak harus mendapatkan perlakuan tidak baik seperti ini.

"Urus anaknya dan jangan biarkan siapapun masuk atau melepaskan wanita itu sebelum mendapat perintah ku," kata Daru pada Ayu dan segera berlalu dari sana.

"Baik Tuan."

Ayu patuh dan menyetujui dengan cepat.

Marni yang kebetulan lewat di dekat sana, tidak sengaja mendengar suara keras Daru dari luar. Wanita itu menunggu di luar dengan sabar sambil tersenyum senang, karena telinga nya mendengar sesuatu yang membahagiakan dari dalam sana.

Begitu Daru keluar, Marni langsung memberikan senyuman, tetapi suaminya itu seperti biasa hanya abai dan tidak peduli sedikitpun.

Marni menghentakkan kakinya kesal dan mengikuti Daru dari belakang, nampaknya suami nya itu akan kembali ke kantor. Tapi Marni kembali tersenyum senang walau Daru tidak peduli, sepertinya suaminya itu kembali hanya untuk memberikan pelajaran kepada Luna.

___________________

"Tuan Daru melarang siapapun untuk masuk," cegah Ayu saat Marni hendak masuk ke dalam kamar Luna. Kepala pelayan itu tidak mau melawan perintah Daru walau yang meminta untuk masuk ini adalah Istri Daru sendiri.

"Ayu, kamu ini lancang sekali ya. Aku ini juga Nyonya di rumah ini! Punya hak apa kamu melarang ku? Minggir."

Karena dari kemarin Marni tidak membuat masalah pada Luna, rasanya Ia belum puas berdiam diri seharian. Marni ingin melampiaskan kekesalannya terhadap Daru dan Nisa pagi ini pada Luna.

"Jika Anda bersikeras ingin masuk, silahkan hubungi Tuan Daru lebih dulu," ujar Ayu karena Ia juga tidak mau di salahkan karena sikap lancang Marni ini. Ia cukup tahu watak Nyonya muda ke dua nya tersebut, pasti dia masuk hanya untuk membuat masalah dengan Luna.

Marni menatap tajam Ayu.

"Hanya seorang pelayan saja sudah berani menggertak ku!" sinis Marni karena Ayu selalu membawa-bawa Daru saat Ia tidak di bolehkan ini dan itu. Ibu dari satu anak itu segera pergi dari sana karena Ia juga tidak berani menghubungi Daru. Yang ada dirinya pasti di marahi oleh suami nya itu.

____________________

Malam hari, seperti biasanya di meja makan, Keluarga Damar akan segera melangsungkan makan malam. Tapi kali ini tidak ada Luna karena wanita itu baru sehari menjalani hukumannya dari Daru.

Kartika juga tidak ada di sana, namun malam ini ada anggota keluarga lainnya, yaitu Andre. Adik Daru yang baru saja tiba dari Amerika sore tadi.

"Kak, apa ke tiga anak ini anak-anak kakak Ipar yang baru?" tanya Andre saat melihat kemunculan Daru bersama Nisa yang menuruni tangga. Andre tidak asing lagi dengan pemandangan itu, apalagi saat ia melihat raut wajah Marni yang selalu menjadi kecut saat adegan ini berlangsung.

Tidak ada jawaban dari Daru sampai pria yang memiliki tiga Istri itu duduk di kursi nya.

"Hai, anak ganteng. Mana Ibu kalian?" tanya Andre lagi beralih pada anak Luna yaitu Rio yang pastinya lebih pandai untuk menjawab. Tapi ke tiga anak itu tidak ada yang berani bersuara sedikit pun.

"Andre, sebaiknya kita makan saja. Ibu mereka sedang ada urusan," ujar Nisa menanggapi.

"Urusan apanya? Yang ada Ibu mereka itu sedang di ikat. Syukur-syukur dia mati karena hukumannya."

Marni ikut menimpali tanpa peduli dengan wajah-wajah kecil yang saat ini telah murung dan sedih karena ucapan nya itu. Nisa hanya menggeleng saja mendengar perkataan Marni tersebut dan merasa Iba pada ke tiga anak Luna

Rio yang tahu Ibunya tidak bersalah diam-diam mengepalkan kedua tangan kecilnya di bawah meja. Mengapa Ibunya harus di hukum dan di ikat, itukah alasan kenapa mereka tidak bisa bertemu dengan Luna

"Di hukum? Kak, kakak Ipar berbuat salah apa?"

Nampaknya Andre ini sangat jauh berbeda dengan watak yang di miliki oleh Daru, dari tadi Ia terus saja bertanya tanpa henti tentang Luna membuat Daru yang dari tadi mendengarkan ocehan nya panas sendiri dan memukul meja makan.

Brak!

"Andre, kau mau makan atau mau mengurusi apa yang kulakukan pada istriku?!"

Semua orang kaget, begitu juga dengan Nisa. Mengapa Daru harus semarah itu hanya karena Andre bertanya tentang Luna.

.

.

.

Jangan lupa untuk kembali nanti siang dan membaca kelanjutan dari kisah mereka 🤗

1
Kura Ganjar
penasaran
Jumli: terimakasih atas dukungannya 🙏
total 1 replies
Ripah Ajha
lanjut Thor🥰
Jumli: siapppp
total 1 replies
Ripah Ajha
sama2 Thor, karyamu keren, semangat lanjut ya🥰
Jumli: iya, ini masih semangat 💪
doain lolos bab terbaik 😭😌
total 1 replies
Ripah Ajha
semangat ya Thor, makin keren cerita nya👍
Jumli: makasih banyak untuk dukungan nya kak.
minta Doanya supaya cerita ini tidak mengecewakan 🙏😁
total 1 replies
Jumli
makasih banyak untuk 5 bintang nya🙏🙏😭
Ripah Ajha
keren👍
Jumli: makasih banyak untuk 5 bintang nya 🙏😭
total 1 replies
Ripah Ajha
hayoo siapakah Luna sebenarnya?
Jumli: masih rahasia. author juga masih mikir mau jadiin Luna kayak gimana😅

besok baru update cerita Monika ya. jangan lupa mampir di sana
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!