NovelToon NovelToon
'Istri Kontrak Sang Milyader'

'Istri Kontrak Sang Milyader'

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan
Popularitas:133.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: VHY__

'Xannia Clowin'
Gadis cantik berusia 22 tahun yang selama menjalani hidup baru kali ini dia mengetahui pengkhianatan sang ayah kepada ibunya .
Sejak Xannia berusia 2 tahun ternyata sang ayah sudah menikah lagi bahkan wanita itu sedang mengandung anaknya.
Awal mula terbongkar pengkhianatan ayahnya itu ketika sorang gadis yang tak jauh beda dari usia xannia datang,gadis itu langsung menemui ibu Xannia dan mengaku sebagai anak dari istri kedua suaminya,
semenjak kejadia itu ibu xannia sering sakit-sakitan dan 5 bulan kemudian sang ibu meninggal dunia.
Dari kejadian itu menimbulkan rasa dendam dan sakit hati Xannia kepada ayah dan kelurga istri keduanya,sehingga Xannia bertekat membalaskan dendam atas rasa sakit dan pengkhiantan ayahnya yang sampai membuat ibunya tiada,bahkan dia rela menjadi istri kontrak miliader yang ingin memiliki keturunan , dan dari situlah Xannia ingin memanfaatkan pria itu untuk membalaskan dendamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VHY__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

   Seorang pria yang tengah tertidur terlihat mengerjapkan matanya beberapa kali, tangan besarnya terulur untuk meraba tempat yang ada di sampingnya yang ternyata sudah kosong.

Hingga membuat mata tajam itu terbuka lebar setelah merasakan di sampingnya sudah tidak ada sang istri.

Davendra menyandarkan punggungnya ke kepala tempat tidur, dan melihat sekeliling.

Terlihat gorden jendela juga sudah di buka dan menampakan sinar matahari.

Pria yang tidak memakai atasan itu pun beranjak dari ranjang dan berjalan masuk kedalam kamar mandi.

Lima belas menit berada di kamar mandi, akhirnya pria tampan dengan tubuh atletis itu mengambil pakaian yang ada di dalam lemari.

Davendra memutuskan untuk memakai kaos dan juga celana cargo pendek, mengingat dia akan mengajak sang istri ke pantai.

Setelah selesai berpakaian, Davendra pun keluar dari kamar dan mencari keberadaan sang istri.

Dari arah tangga Davendra dapat merasakan aroma masakan yang menusuk indra penciumannya.

Pria itu bejalan dengan cepat menuruni anak tangga dan menuju asal aroma tersebut.

Setelah sampai di dapur dia dapat melihat keberadaan sang istri yang tengah berkutat dengan alat-alat masak.

"Good morning," sapa Xannia dengan wajah cerianya saat melihat keberadaan sang suami di belakangnya.

"Selamat pagi," sapa Davendra.

"Duduklah, aku sudah membuat sarapan untuk kita," ujar Xannia.

"Apa yang kau masak?" tanya Davendra.

"Bruschetta. Aku melihat resepnya di internet dan mencobanya," jawab Xannia yang terus memperlihatkan senyumannya.

Davendra memicingkan alisnya, merasa ada yang berbeda dengan istrinya.

"Kau terlihat sangat bahagia pagi ini," pungkas Davendra.

"Benarkah? Tapi, sepertinya tidak. Aku selalu bahagia setiap hari," sahut Xannia.

"Tapi hari ini wajahmu terlihat sangat cerah," kata Davendra

"Mungkin karna semalam tidurku nyenyak, dan di tambah dengan suasana baru," ucap Xannia.

Xannia menghidangkan sarapan hasil masakannya sendiri untuk suaminya.

"Kau bisa memasak? Aromanya sangat harum," puji Davendra di akhir kalimatnya.

"Hmm, aku dulu sering memasak dengan mommy." jawab Xannia.

"Kau mau kopi atau teh?" tanya Xannia karna ini adalah pertama kalinya dia membuatkan minuman untuk Davendra.

"Kopi tanpa gula," sahut Davendra.

Xannia pun membuatkan kopi untuk sang suami menggunakan alat pembuat kopi.

"Ini," kata Xannia menaruh secangkir kopi itu di hadapan suaminya.

Davendra mulai menyantap makanan yang di masak istrinya, sementara Xannia masih belum menyentuh makanannya dan malah memperhatikan Davendra makan.

   "Apakah enak?" tanya Xannia meminta pendapat suaminya.

   "Hmm, ini enak," jawab Davendra jujur.

Xannia semakin menyunggingkan bibirnya dan mulai memakan makanannya.

"Apakah kita akan pergi ke pantai hari ini?" Xannia bertanya dan mendapat anggukan dari suaminya.

"Kalau begitu aku akan membeli bikini," celetuk Xannia,yang membuat Davendra menghentikan makannya dan menatap kearahnya.

“Mengapa membeli bikini?” Davendra bertanya datar.

"Tentu saja untuk berenang. Aku rencananya akan berenang dan berjemur di sana," sahut Xannia yang masih bisa bersikap santai dan melanjutkan makannya.

"Pakai saja kaos dan celana, kau bisa berenang memakai itu," kata Davendra.

"Mana mungkin aku berenang memakai kaos," ujar Xannia.

"Kalau begitu kita tidak akan jadi ke pantai," kata Davendra telak dan membuat Xania melihat kearahnya.

"Mana bisa begitu!!" protes Xannia

"Kita akan tetap ke pantai, titik!!" kata Xannia

"Kalau begitu jangan membawa ataupun membeli bikini. Kau bisa memakai bikini di kolam berenang yang ada di beranda samping," ucap Davendra menyunggingkan senyum miringnya.

"Kau sangat menyebalkan," cibir Xannia dan melanjutkan makannya.

Davendra hanya mengedikkan bahunya dan kembali memakan sarapannya.

Setelah selesai sarapan mereka berdua pun bersiap untuk menuju ke pantai.

"Apa kita akan naik mobil?" tanya Xannia.

"Kita akan berjalan kaki, lagi pula jaraknya juga tidak terlalu jauh. Hanya tinggal turun saja," jawab Davendra..

"Kalau begitu aku akan memakai sandal saja," ujar Xannia dan mengganti alas kakinya.

Setelah semuanya sudah siap mereka pun berjalan ke arah pantai dengan jalan yang menurun, mengingat resort milik Davendra berada di lereng gunung.

Sepanjang perjalanan tangan Davendra tak pernah lepas dari tangan Xannia

"Kamu lelah?" tanya Davendra.

"Tidak," sahut Xannia dan memperlihatkan senyumannya pada suaminya.

"Kau tahu? Adikmu sedang mencaritahu keberadaan kita," kata Dave.

Xannia menyikut lengan suaminya.

"Aku tidak punya adik," sahut Xannia sedikit ketus.

"Dia seperti seorang penguntit," kata Xannia.

"Aku jamin dia tidak akan menyusul kita kemari," pungkas Davendra.

"Kalau dia berani datang kemari dan menjadi pengganggu, aku akan pindah negara untuk bulan madu kita ," ujar Xannia menatap suaminya.

Sedangkan Davendra hanya mengangguk saja, menyetujui setiap kata yang di ucapkan istrinya.

Lalu Davendra berjalan melewati Xannia dan berjongkok di depannya.

Sedangkan Xannia menatap bingung suaminya.

"Ada apa?" tanya Xannia.

"Naiklah, aku akan menggendong mu. Kakimu akan sakit jika berjalan menurun terus," kata Xannia degan masih mempertahankan wajah dinginnya.

"Baiklah, jika kau memaksanya," pungkas Xannia tanpa menolak dan langsung naik ke punggung suaminya.

Tangan Xannia melingkar di leher suaminya dengan dagu bertumpu pada bahu Dave.

Xannia dapat merasakan aroma maskulin dari parfum yang sering di gunakan oleh suaminya.

"Aku suka wangi mu," kata Xannia sambil mengendus leher Davendra.

"Sayang," panggil Xannia.

"Hmm," sahut Davendra.

"Bolehkah aku menanyakan sesuatu?" tanya Xannia.

"Tanya saja," ujar Davendra.

"Jika nanti yang aku lahirkan adalah bayi perempuan, apa yang akan kau lakukan?" tanya Xannia.

"Maka kau harus menjadi istriku sampai kau melahirkan anak laki-laki," jawab Davendra.

"Bagaimana jika aku terus melahirkan anak perempuan untukmu?" tanya Xannia lagi sambil melihat wajah tampan Davendra dari samping.

"Maka aku akan memperpanjang masa kontrakmu menjadi seumur hidup. Sebagai ganti rugi," kata Dave tanpa ada keraguan sedikitpun.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya Davendra.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin saja," sahut Xannia

Davendr menurunkan istrinya dari punggungnya setelah mereka sampai di pantai.

Xannia membenarkan ikatan rambutnya sembari melihat ke sekelilingnya.

"Oh, disana juga ada tempat spa," tunjúk Xannia.

"Aku akan kesana besok," ujarnya.

Mereka memutuskan untuk duduk sebentar di depan kafe yang menghadap ke laut.

  "Udara disini sangat sejuk dan nyaman," pungkas Xanni merasakan angin laut yang menerpa wajah cantiknya.

 "Kau terlihat begitu menyukai tempat ini," kata Davendra.

 "Hmm, rasanya aku ingin tinggal disini saja," sahut Xannia

 "Kamu bisa kemari kapanpun kamu mau," kata Davendra.

"Terima kasih," sahut Xannia tersenyum.

Lalu, pandangan Xannia kembali tertuju ke arah pantai dan melihat beberapa yang berjemur dan juga bermain air di sisi pantai.

Namun, tiba-tiba pandangannya tertuju pada dua pemuda yang baru saja selesai berselancar.

Xannia menatap lekat pada kedua pemuda yang jaraknya lumayan jauh dari tempatnya duduk.

Kursi dan berjalan dengan cepat kearah pantai.

Davendra dengan sigap mengejar sang istri sambil memanggil-manggil namanya.

"Oh God!!" gumam Xannia setelah melihat dengan jelas dua pemuda tersebut.

"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Xannia dengan suara yang sedikit keras setelah sampai di belakang mereka.

Kedua pemuda itu pun berbalik dan melihat kearah Xannia.

"Kakak??" ujar mereka berdua bersamaan.

Dave yang berhasil menyusul istrinya juga melihat kearah dua pemuda itu.

"Kakak disini?" tanya salah satu dari kedua pemuda tersebut.

"Sedang apa kalian disini?" tanya Xannia dan tidak menjawab pertanyaan dari mereka.

"Kami sedang liburan," sahut mereka.

"Apa uncle dan aunty tahu jika kalian disini?" tanya Xannia.

"Tentu saja," sahut mereka kompak.

"Kau mengenal mereka?" tanya Dave pada istrinya.

"Mereka Rain dan Raihan, kedua anak nakal dari uncle Bram pengacara sekaligus sepupu jauh dari ibuku," jawab Xannia.

Tangan Xannia bersedekap di depan dada dan menatap mereka tajam.

"Kakak sedang apa disini? Apa dia pacar baru kakak?" tanya Raihan.

"Aku suaminya," timpal Davendra.

"Benarkah? Kapan kakak menikah? Kenapa kami tidak tahu," sahut Raihan.

"Sudah berapa hari kalian disini?" tanya Xannia dan mengabaikan pertanyaan Rohan.

"Tiga hari," sahut Raihan.

"Kebetulan sekali kakak ada disini, bolehkan kami tinggal dengan kalian?" pungkas Rain.

"Tidak/Boleh," sahut Dave dan Xannia berbarengan.

Xannia menatap suaminya dengan mata bulatnya.

"Kenapa kau membolehkannya? Mereka akan mengganggu kita, kau tidak tahu seberapa nakal dan brutalnya mereka," protes Xannia pada suaminya.

“Kami berjanji tidak akan mengganggumu, kami hanya butuh tempat tinggal. Lagi pula, kami akan tinggal di sini selama empat hari lagi,” kata Rain.

"Kalau begitu cari saja hotel, Villa, atau resort lain," ujar Xannia.

"Kau tidak kasihan pada adikmu ini kak?" sahut Raihan yang memperlihatkan wajah sedih dan mengenaskannya.

"Biarkan saja mereka tinggal dengan kita, lagi pula hanya empat hari saja," kata Davendra yang terlalu malas untuk berdebat.

"See? Kakak ipar saja memperbolehkan kami. Kami janji tidak akan menganggu kalian dalam membuat anak," celetuk Rain.

"Oh God, aku bisa gila jika harus berbicara dengan kalian berdua," pasrah Xannia dan pergi dari hadapan ketiga pria itu.

"Selama kalian tinggal bersama kami, jangan mengganggunya," kata Davendra memperingati kedua pemuda kembar itu.

"Terima kasih kakak ipar," seru mereka berdua dengan suara yang sedikit keras, karna Davendra sudah pergi menyusul sang istri.

Bersambung........

1
Warni Arni
Luar biasa
Sri Wulandari
Stlh lama hidup sendirian krn kehilangn k dua orangtuamu akhirnya qm bahagia dave... Tuhan memberi mu istri yg cantik & jg baby twins plus baby dannia
Selamat... bahagia sllu utk mu daddy dave & mommy xannia 😍😍❤️❤️❤️
Bude Yahman
datar ceritanya
Sri Wulandari
Ternyata cinta dave pada xannia sdh dr kecil.... Jodoh yg sdh mempertemukan mereka sejak dlm kandungan mommy amanda
Herna Yullia Hedyanto
mampir thor
Sri Wulandari
Ternyata maria mewarisi kelainan mental sprti ayahnya & skrng martin menuai hasil dr perbuatan yg telah membunuh kakaknya sendiri
Sri Wulandari
Qm sdh mencari lawan yg salah maria & sdh membangunkan macan yg sdng tidur
Sri Wulandari
Smoga qm sllu bahagia xannia.... suamimu mungkin terlihat dingin tp sprtinya dia type orang yg setia walaupun dulu dia suka ganti2 cewek 😍
Sri Wulandari
Wah qm mmng keren xannia walaupun notabene anak orang kaya tp qm g sombong bener-bener mandiri & g mengandalkan harta orang tua salut buat qm 👍👍👍
Bola nasi
lanjut Thor, ditunggu boom up nya /Grin/
Bola nasi
bolehh diceritakan dong Thor
Bola nasi
semangattt Thor, ceritanya bagus , cusss lanjut lagi/Kiss/
Bola nasi
bukan seperti tapi memang orang gila /Facepalm/
Bola nasi
perlu banget anak ibu dibawa ke psikiater/Facepalm/
Bola nasi
Luar biasa
Bola nasi
kenapa aku ikutan gugup /Blush//Joyful/
Bola nasi
maksudnya ini cup kan
Bola nasi
menghayal aja terus2an sana /Facepalm/
Bola nasi
rasain itu maria/Tongue/
Bola nasi
suka aku dengan xania, pertahanan kan sikap tegas mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!