Berani menggangguku? Akan aku patahkan tangannya!
Berani menghinaku? Akan aku jadikan dia sampah!
Berani menghina keluargaku? Hanya ada kematian untukmu.
Tidak peduli apakah dia manusia, monster, iblis atau dewa sekalipun, jika berani menggangguku dan keluargaku, maka bersiaplah untuk bertemu dengan kematian yang mengenaskan.
Dengan sebilan pedang aku menjelma menjadi dewa kematian. Dengan sebilah pedang aku menjelma menjadi pembunuh bayaran. Dengan sebilah pedang, akan aku kuasai seluruh alam.
Dan orang-orang memanggilku dengan julukan 'sang Raja Malam' (Night King)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Valheinz Z.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-13. Turnamen Kultivator Muda (3)
Setelah memenangkan pertandingan, Zhao Wei langsung meninggalkan arena dengan raut wajah masam, pasalnya dia sama sekali tidak berhasil melebihi kecepatan Zhao Feng, jangankan melebihi bahkan untuk menyamai kecepatan Zhao Feng saja masih sangat jauh.
Sementara pemuda yang menjadi lawan Zhao Wei langsung di bawa ke luar arena untuk di obati, sebab pemuda tersebut mendapatkan luka yang cukup parah karena tidak bisa menahan pukulan Zhao Wei yang sangat kuat.
Sebenarnya Zhao Wei juga disarankan oleh para tabib untuk menyembuhkan lukanya, karena mau bagaimanapun Zhao Wei tentunya juga mendapatkan luka dalam akibat tendangan keras yang mengenai tukang rusuk bagian kanannya, akan tetapi Zhao Wei menolak dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja, padahal sebenarnya dia hanya ingin berlagak sok kuat di hadapan para penonton.
Di ruangan khusus, Zhao Chun nampak sedikit kecewa dengan penampilan anak tertuanya itu, akan tetapi dia tetap merasa senang karena Zhao Wei berhasil memenangkan pertandingan tersebut.
"Tetua Liu, bagaimana menurut anda tentang pertandingan Wei'er?" tanya Zhao Chun.
"Yah, itu lumayan dia cukup kuat untuk seorang pemuda seumurannya" jawab Liu Changhai tanpa melihat Zhao Chun sedikitpun karena dia sedang sibuk mengawasi Zhao Feng sejak tadi.
"Cih, kenapa orang tua ini selalu saja memandangi sampah itu" batin Zhao Chun.
"Apa kau pikir aku akan tertarik dengan anakmu itu, aku justru sangat tertarik dengan pemuda yang selalu kau panggil sampah itu" batin Liu Changhai sambil terus mengawasi Zhao Feng.
Di sudut dinding pembatas, Zhao Feng yang terlihat santai dan tenang sebenarnya merasa sangat risih dan jengkel karena sejak tadi selalu saja di awasi, yang membuatnya lebih jengkel adalah pria tua yang mengawasinya tersebut sama sekali tidak melepaskan perhatiannya pada Zhao Feng.
"Sial, apa yang kakek tua ini inginkan" gumam Zhao Feng.
Karena merasa sudah tidak tahan diperhatikan dan selalu di awasi oleh pria tua itu, Zhao Feng kemudian berbicara dengannya melalui telepati.
"Hey, kakek tua, kenapa kau selalu saja melihat ke arahku, apa kau sudah tidak waras?!" ucap Zhao Feng kesal.
Liu Changhai yang semula hanya duduk dengan tenang sambil mengawasi Zhao Feng tiba-tiba tersentak kaget dan langsung berdiri setelah mendengar Zhao Feng berbicara dengannya melalui telepati.
"Tetua Liu ada apa, kenapa anda tiba-tiba berdiri?" tanya Zhao Chun kaget.
"I-ini, teknik ini hanya bisa digunakan oleh seorang kultivator ranah Master Spiritual, apa jangan-jangan.." Liu Changhai membatin sambil menatap ke arah Zhao Feng.
"Hey pak tua, kenapa kau malah berdiri dan menatap ke sini, orang-orang mulai memperhatikanmu" ucap Zhao Feng melalui telepati.
Liu Changhai tersadar dari lamunannya setelah mendengar perkataan Zhao Feng, ia kemudian kembali bersikap seperti biasa dan kembali duduk dengan tenang.
"Tetua Liu apa ada sesuatu?" tanya Zhao Chun penasaran.
"Tidak ada apa-apa, tadi aku hanya berpikir bahwa aku melihat seseorang yang aku kenali makanya aku berdiri, tapi ternyata aku salah, orang itu hanya mirip saja" jawab Liu Changhai.
"Ranah Master Spiritual semuda ini, apa itu mungkin" batin Liu Changhai.
Setelah berbicara dengan Liu Changhai melalui telepati, Zhao Feng langsung bergegas meninggalkan tempat turnamen karena ia mengetahui jika ia terus berada di sana bukan tidak mungkin jika Liu Changhai akan datang menghampirinya, dan tentunya hal tersebut akan membuat semua orang menjadi heboh.
**
Di atas arena, pertarungan sengit masih berlanjut antara para peserta turnamen kultivator muda keluarga Zhao, Zhao Lin yang bertanding di arena nomor empat juga masih berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengalahkan musuhnya, sebab lawan yang di hadapi oleh Zhao Lin adalah kultivator yang memiliki kekuatan setara dengannya, yaitu berada di ranah Qi Condensation bintang 6.
Mereka berdua nampak masih terus saling menyerang satu sama lain dengan jurus-jurus dan juga teknik mereka masing-masing, pertarungan mereka berdua juga mengundan antusiasme yang tinggi dari para penonton, sebab mereka sangat penasaran dengan siapa yang akan keluar sebagai pemenang.
Selain dari tingkatan kekuatan mereka yang setara, jurus-jurus yang mereka gunakan juga bisa dibilang sama kuatnya, misalnya saat Zhao Lin menggunakan jurus serangan yang kuat untuk menyerang, maka lawannya akan mengunakan teknik pertahanan yang juga tidak bisa diremehkan begitu saja.
Boom,.. ledakan keras terjadi di atas arena nomor empat ketika pukulan Zhao Lin Dan pukulan pemuda yang menjadi lawannya beradu, keduanya benar-benar seimbang bahkan mereka berdua sama-sama terpental akibat ledakan yang terjadi karena serangan mereka yang beradu.
"Hahahaha, tuan muda kedua, aku akui anda adalah lawan yang sangat tangguh" ucap pemuda yang menjadi lawan Zhao Lin.
"Kau juga lawan yang tidak mudah dikalahkan" jawab Zhao Lin.
Meskipun wajah Zhao Lin masih terlihat menunjukkan ekspresi yang begitu tenang dan bersikap biasa-biasa saja, akan tetapi dalam hatinya ia merasa sangat marah dan juga sangat jengkel kepada pemuda yang menjadi lawannya tersebut, pasalnya setelah sekian lama bertarung ia masih belum bisa mengalahkan pemuda tersebut.
"Kalau begitu bagaimana jika kita mengakhiri pertarungan ini dengan serangan terkuat kita" ucap pemuda tersebut memberikan saran.
"Saran yang bagus, aku sangat setuju dengan saranmu itu lagipula kita bertarung sudah cukup lama jadi sudah saatnya mengakhiri pertarungan ini" jawab Zhao Lin.
Mereka berdua sama-sama mengeluarkan aura yang kuat, keduanya juga nampak mulai bersiap-siap untuk melakukan satu serangan terkuat mereka untuk mengakhiri pertarungan tersebut.
Para penonton yang menyaksikan mereka berdua kembali bersoran dengan kencang untuk memberikan mereka berdua semangat, mereka semua juga nampak sudah sangat tidak sabar untuk melihat siapa yang akan keluar sebagai pemenang setelah serangan terakhir tersebut.
Bahkan para penonton yang bertaruh untuk mereka berdua sama sekali tidak merasa rugi meskipun mereka kalah, sebab mereka telah di suguhkan oleh pertandingan yang sangat menegangkan dan juga sangat seru untuk di tonton.
"Bagaimanapun aku harus menjadi pemenangnya, dan untuk itu aku akan menggunakan jurus yang telah ayah ajarkan kepadaku" batin Zhao Lin.
"Pukulan Ganda Penghancur Jiwa"
"Pukulan Pemusnah Arwah"
Mereka berdua melesat maju secara bersamaan dan saling menyerang dengan teknik terkuat yang mereka miliki.
Boom,.. ledakan keras kembali terjadi di arena nomor empat ketika serangan terkuat mereka berdua beradu, keduanya terlihat sama-sama terlempar ke belakang akibat dari efek kejut dari tabrakan serangan mereka berdua.
Zhao Lin terlempar sampai ke pinggir arena dan tergetak tak sadarkan diri, sementara pemuda yang menjadi lawan Zhao Lin terlempar sampai keluar arena dan tergeletak tidak sadarkan diri juga.
"Mereka berdua sama-sama tidak sadarkan diri, namun karena tuan muda kedua masih berada di atas arena maka dialah yang memenangkan pertandingan ini" ucap Zhao Jin mengumumkan hasil pertandingan.
NAfsu BIrahi merongRONG