NovelToon NovelToon
Sistem Spin : Kekayaan Dan Kekuatan

Sistem Spin : Kekayaan Dan Kekuatan

Status: tamat
Genre:Tamat / Sistem / Kebangkitan pecundang / Naik Kelas
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Alveandra

Bagaimana jadinya jika seorang siswa SMA yang hidup sebatang kara mendapatkan anugrah sebuah Sistem Spin Kekayaan dan Kekuatan oleh seorang pengemis yang ternyata adalah seorang Dewa?.

Rendi Murdianto, seorang anak laki-laki yang hidup sebatang kara, orang tuanya meninggalkan dirinya ketika masih kecil bersama neneknya.

Hidup Rendi sangatlah miskin, untung saja biaya sekolah di gratiskan oleh pemerintah, meskipun masih ada kebutuhan lain yang harus dia penuhi, setidaknya dia tidak perlu membayar biaya sekolah.

Seragam sekolah Rendi pemberian tetangganya, sepatu, dan perlengkapan lainnya juga di berikan oleh orang-orang yang kasihan padanya. Bahkan Rendi mau saja mengambil buku bekas yang kertas kosongnya hanya tinggal beberapa lembar.

Kehidupan Rendi jauh dari kata layak, Neneknya mencoba menghidupi dia semampunya. Namun, ketika Rendi duduk di bangku SMP, Neneknya harus di panggil sang pencipta, sehingga Rendi mulai menjalankan hidupnya seorang diri.

Hidup tanpa keluarga tentu mem

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai Akrab

Degg!

Jantung Rendi seperti terhantam palu, entah kenapa dia tertegun saat mendengar Novi mengatakan Kalimat barusan.

Rendi menatap lekat-lekat gadis cantik dan bahenol tersebut, ingin rasanya dia memiliki gadis tersebut tiba-tiba muncul di benaknya.

"Ren, Rendi!" Novi berteriak kencang di telinga Rendi, sehingga dia terkejut mundur kebelakang menabrak Motornya dan jatuh ambruk bersama motornya.

Suara cempreng Novi benar-benar membuat Rendi kaget, dia merintih kesakitan menindih Motornya.

"A-du-duh." rintih Rendi kesakitan.

"Astaga, kamu tidak apa-apa Ren?" tanya Novi sambil mengulurkan tangannya, agar Rendi kembali berdiri.

"Suara kamu itul loh, kaya kenalpot bocor!" gerutu Rendi kesal yang langsung bangun dan mengangkat motornya.

"Ya maaf, habisnya kamu malah bengong sih." ucap Novi sambil membantu Rendi mengangkat Motornya.

"Ren, kamu belanja banyak banget, uangmu yakin tidak akan habis?" tanya Novi memastikan.

"Masih adalah buat kebutuhan yang lainnya, masa aku habisin semua." jawab Rendi sambil berjalan ke arah Pintu Kontrakannya.

"Kamu anak orang kaya yah Ren?" tanya Novi yang membantu Rendi membawa masuk barang-barang Rendi.

"Kaya Monyet? Aku tidak memiliki apa-apa selain uang ini." jawab Rendi sambil membopong kompor gas masuk ke dalam kontrakan.

"Ih... apaan sih kamu, sudah jelas-jelas kamu pasti anak orang kaya, buktinya ini...." Novi menunjuk barang-barang yang di beli Rendi.

Rendi hanya diam, dia tidak mau membahas keluarganya, karena dia sekarang tidak memiliki siapa-siapa di dunia ini.

Novi melihat Rendi yang terdiam dia sedikit merasa bersalah, karena dirinya terlalu ikut campur masalah Rendi.

"Maaf yah Ren, aku terlalu banyak tanya." ucap Novi yang masih membantu Rendi membawa masuk barang-barangnya.

Rendi masih tidak menjawab, dia fokus menata barang-barangnya di dalam kontrakan, yang terakhir dia menarik kasur yang dia beli, setelah semuanya telah di bawa masuk, Rendi terlentang di lantai.

Novi mengira kalau Rendi masih marah padanya, sehingga dia tidak berani bertanya lagi kepadanya dan duduk di ambang pintu Kontrakan Rendi.

"Aku sudah tidak memiliki siapa-siapa Nov, kedua orang tuaku sudah meninggal saat aku kecil, Nenekku yang merawatku juga meninggal saat aku masih duduk di bangku SMP, jadi beginilah aku, hidup sebatang kara." ucap Rendi yang beranjak duduk.

Novi tentu saja terkejut dengan perkataan Rendi. "kamu serius Ren? Lalu selama ini kamu tinggal seorang diri?"

"Ya, aku memang sudah hidup seorang diri semenjak SMP, untungnya masih ada orang-orang baik yang mau membantu aku, dan sekarang aku sampai di titik ini, punya uang dan penghasilan sendiri." jawab Rendi mantap.

Novi tidak tahu harus berekspresi seperti apa, pasalnya pria yang ada di depannya itu sangatlah kuat, di bandingkan dengan dirinya, sangat jauh berbeda.

"Maaf Ren, aku tidak bermaksud untuk membuka luka kamu." ucap Novi merasa bersalah.

Rendi tersenyum, dia menjawab dengan lembut. "tenang saja, aku sudah tidak sesedih dulu, sekarang aku hanya ingin menunjukkan pada mereka kalau aku bisa seperti orang lain, hidup layaknya orang pada umumnya."

Novi menatap kagum Rendi, entah kenapa kekagumannya semakin bertambah pada pria di depannya itu, sepertinya tidak ada pria lain yang seperti dirinya di dunia ini.

"Oh iya, kamu bisa ajarkan aku cara download game di ponsel tidak?" tanya Rendi sambil mengeluarkan ponselnya dari saku.

"Kamu tidak tahu cara download game?" tanya Novi heran.

"Hehehe... sebenarnya ini pertama kali aku pegang Ponsel." Rendi menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sambil nyengir kuda.

Novi mengerutkan keningnya, di jaman canggih seperti sekarang tapi Rendi baru pernah memegang Ponsel, tentu saja Novi tidak percaya akan hal itu.

"Jangan bohong, mana ada orang yang menghabiskan banyak uang tidak pernah memegang Ponsel sebelumnya." ucap Novi ketus.

Rendi menghela napas. "kalau tidak mau ajarin ya sudah, gak perlu ngomel juga!"

Rendi beranjak dari duduknya, di berencana membuat kopi untuk dirinya dan Novi, dia menaruh Ponselnya begitu saja di lantai.

Novi melirik Rendi yang terlihat kesal, dia kemudian mengambil Ponsel Rendi, benar saja di dalam Ponsel belum ada aplikasi apa-apa, hanya ada Aplikasi bawaan Ponsel saja.

"Apa benar dia tidak pernah bermain Ponsel sebelumnya? Tapi kok aneh yah? Masa sih masih ada anak sekolahan yang tidak bermain Ponsel?" Novi bertanya-tanya sendiri.

Novi menghela napas, dia kemudian mendownload beberapa Aplikasi yang cukup penting, seperti WA dan yang lainnya, dia juga tidak lupa menyimpan nomornya ke dalam Ponsel Rendi.

"Game apa yang kamu mau Ren?" tanya Novi sedikit berteriak.

"Ituloh Nov, game Moba yang maen berlima, aku mau main itu!" sahut Rendi dari dapur dengan semangat.

Novi menggelengkan kepalanya, dia mulai percaya kalau Rendi tidak pernah memegang Ponsel, karena nama Game saja tidak tahu.

"Cowo sepertinya harus di Museumkan harusnya, mana ada cowo seperti Rendi lagi di dunia ini." gumam Novi lirih sambil tersenyum senang.

Perasaan Novi semakin tumbuh, karena dia baru kali ini bertemu dengan Pria langka seperti Rendi, jadi wajar kalau dia berharap bisa berpacaran dengan Rendi.

"Ini buat kamu." Rendi menyodorkan kopi Mocca kesukaannya kepada Novi, karena dia memang membuat dua gelas.

"Terima kasih Ren." ucapnya sambil tersenyum manis.

"Sama-sama, apa sudah Nov gamenya?" tanya Rendi penasaran.

"Belum, ini lagi download, memangnya kamu bisa mainnya?" tanya Novi memastikan.

"Enggak, belajar perlahanlah, siapa tahu nanti bisa, soalnya aku melihat teman-teman main Game itu kayaknya seru kalau lagi istirahat." ucap Rendi yang mulai nyaman dengan Novi.

Mereka berdua mulai mengobrol santai, tanpa terasa waktu berlalu dengan sangat cepat, keduanya seolah sudah tidak ada jarak sama sekali. Novi pun sudah tidak risih duduk dekat dengan Rendi, menemaninya main game.

Setelah sudah petang, Rendi mengantar Novi pulang, meskipun Rumah Novi cukup dekat dari kontrakannya, banyak orang yang melihat mereka berdua membicarakan keduanya, bagaimana tidak membicarakan, orang Novi gadis paling cantik di Komplek tersebut.

"Aku balik yah Nov." pamit Rendi saat Novi sudah turun dari Motornya.

"Iya, hati-hati di jalan Ren, nanti WA kalau sudah sampai!" jawab Novi tegas.

"Iya, iya, nanti aku WA." Rendi menarik gas Motornya dan meninggalkan Novi.

Terlihat Novi senyum-senyum sendiri sambil melambaikan tangan, Gadis itu tampaknya benar-benar sudah jatuh Cinta dengan Rendi.

Berbeda dengan Novi, Rendi yang belum mengerti sama sekali tentang perasaannya, tentu saja hanya menganggap Novi biasa saja, padahal di dalam hati Rendi mulai ada getaran-getaran kecil yang merasuk dalam kalbu.

Saat Rendi hampir sampai di gang kontrakannya, tiba-tiba segerombolan orang menghadangnya, dia langsung mengerem Motornya.

1
lizah meon
negara tak maju jika korupsi berleluasa
Eka Dwi Purwanto
Luar biasa
Samsul Bahri
punya kemampuan kamuflase gak dipakai, ambil kembali kemampuannya thoor
Haris Kuyy Brengoyy
siapa kah sera naro yang di temui Rendi di pemakaman nenek nya ??
Anunnaki
Ha ha ha . . . usia17 thn msh SMA lg,apa lg dulunya miskin,wajar dong msh bingung,,,sistemnya belum ngasih ilmu bisnis ....
Anunnaki
jangankan di dunia nyata,,di dunia pernovelanpun sama,,polisi pasti punya stempel hitam . . ./Joyful//Joyful//Joyful/
Mynamee62
Luar biasa
Anunnaki
kemaren sore aku nemu duit 1juta pas aku lg jalan kaki menuju tmpt parkiran sepeda motor. 1jt di iket karet gelang....aku kasih semua duit itu ma BPK tukang parkir. bukan Krn aku kasihan ma itu bpk tukang parkir , Krn,,,,, aku gmpng menghayal lg ....
ling
sekali bocah ya bocah
Endah Pujiatun
bagus
Riduan Situmorang
Luar biasa
Juremi Tosono
sangat menarik cerita nyaaa
Dudinsyarah
Luar biasa
Ariana
Wanpis😨😨 Haki anjirt,
Adi Rochadi
Luar biasa
Yurniati
tetap semangat terus
Yurniati
kalau ada di dunia nyata kayak gimana tentram dunia,,,,,🤭👍👍💪💪
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Yurniati
Giman klau mereka tau bahwa mereka saudara emang tidak sedarah tapi kan bapak sama ibu mereka sudah suami istri,,,,
gimana kecewanya Rendi tau ibu kandung masih ada,,,,,,,,🤔🤔😢😢
Yurniati
terus lanjut thorr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!