Rachelia alviana ruslan terpaksa menjadi pengantin pengganti dan menikah dengan calon kakak iparnya yang lumpuh aldeandra hadi kusuma, teman sekolahnya sewaktu SMP. drama masa lalu dan problema keluarga menjadi kan rachel wanita yang mandiri tapi insecure terhadap lingkunganya karena terlahir dari istri kedua. akankah ada cinta diantara mereka? teman lama yang kembali dekat setelah ikatan pernikahan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sudah terbiasa!
" maksudnya apa ?" tanyaku bingung.
" ya... Kita hanya berkumpul saja dengan keluargaku emang kamu gak kangen sama mama dan audy?" ucap aldeandra.
kami pun mulai terdiam sejenak memikirkan apa yang ada di fikiran masing masing.
" oh ya selama disana berpura puralah jadi pasangan romantis, kamu tahukan mamah gak tahu soal kontrak itu" titahnya dengan nada dingin.
" iya baiklah" jawabku ketus aldeandra hanya menghela nafas kasar.
" tunggu! kamu bilang kita akan menginap tapi aku kan gak bawa baju ganti " ucapku baru terfikirkan.
" sudah aku bereskan dan dimasukan ke koper tadi nyuruh nia " ucapnya yang membuatku ber oh
kami pun pergi kekantor lebih dulu baru nanti sore pulang kerumah orang tua aldeandra, apalagi ini masih hari sibuk dan magangku juga masih lama.
Dean hanya mengantarku sampai toko buku yang tak jauh dari kantor karena aku tak mau orang kantor lihat aku barengan sama bos ku sendiri, walaupun ada alasan sebagai asisten cadangan setidaknya jangan sampai ada gosip heboh gue jadi pelakor.
Apalagi di kantor masih heboh hebohnya hubungan bu lita dengan aldeandra, bisa ngamuk gurita menor itu dan aku tak mau itu terjadi karena aku masih magang bukan pegawai tetap.
Saat aku masuk rianti sedang diam di lobby dengan wajah yang baru menangis, aku mendekatinya dan tak seperti biasanya ia bersikap begitu terlihat cuek.
" elo kenapa ?" tanyaku bingung.
" gak apa apa " jawabnya tampak kesal.
" gak apa apa tapi elo cuek biasanya ..." aku bahkan belum menyelesaikan kata kata ku tapi ia sudah memotongnya.
" jangan deketin gue lagi " ucap rianti dengan nada sedikit meninggi dan sepertinya dia marah.
Rianti menatapku dengan manik matanya bergerak gerak ke arah kanan, aku mengerti dia ingin aku melihat itu dan saat ku lihat kemana arah yang dimaksud teman magangku itu aku melihat bu lita dan antek anteknya sedang mengobrol.
" elo dibully" tanyaku heran aku fikir cuma aku aja.
Lalu rianti mengambil ponselnya sambil berjalan pergi ia mengetik sesuatu sampai akhirnya tak lagi aku lihat.
ting
Bunyi pesan ponselku lalu aku mengambilnya dalm saku blazerku , sebuah notifikasi pesan dari rianti.
"coba kamu lihat di group tim pemasaran"pesan dari rianti.
Tanpa mikir panjang aku membuka group chat tim pemasaran dan disana deretan pesan sudah sampai ratusan, tapi bukan itu yang membuatku penasaran tapi foto ku dengan kak reino saat di taman wisata bogor tepat saat kami makan malam.
Disana tertulis ' dasar pelakor ' apa maksudnya?
Aku membaca tiap pesan disana ada hujatan dan juga macam macam umpatan yang mereka tujukan padaku, kata kak reino dia sudah putus dengan pacarnya kenapa sekarang aku disebut pelakor.
Aku terus membaca sampai bawah dan ternyata mantan pacar bulenya itu sahabat nya bu lita, aku menghindar agar tak terlihat dekat dengan akdeandra supaya tak di tuduh pelakor tapi dari arah lain aku terjebak dengan fitnah sebagai pelakor.
Kenapa hidup gue gak mulus mulus sih jalanya terjal naik turun lagi....
Sepertinya aku harus siap mental di amuk sama bu lita dan sudah pasti tumpukan berkas di meja akan membuatku lembur lagi.
Saat masuk kekubikelku suara sindiran, ejekan bahkan hujatan sudah menggema memanaskan suasana hatiku, mereka sudah terang terangan melakukanya dan tak lagi secara berbisik bisik ataupun sembunyi.
aku menarik nafas dalam dalam lalu ...
" maaf atas kehebohannya saya bukan pelakor saya mengenal kak reino karena ia sahabat kakak saya dan kami sedang tidak berhubungan atau apapun itu" ucap ku memberikan pembelaan.
" mana ada maling ngaku " ucap seniorku berambut panjang sedikit pirang khas bule.
bu lita yang berada di dalam ruangannya pun keluar sambil bekacak pinggang dan dengan wajah menor 5 lapis itu.
" heh rachel dari awal gue sudah lihat tingkah lo emang gak ada baik baiknya dasar pelakor lo" ucap bu lita mengomporin.
tangan gue udah gatel ingin menjambak rambut dan mencakar mukanya itu, gurita itu benar benar bikin gue naik darah.
" sungguh bu saya gak ada hubungan apa pun kata kak rei kemarin dia baru putus sama pacarnya dan saya gak tahu alasanya kemarin saya cuma menghibur dia aja " ucapku memberi alasan yang bisa di mengerti walaupun sebenarnya kak rei datang untuk mengajaku berkencan sebagai uji coba pacar cadangan tapi itu kan inisiatifnya bukan gue yang ngajak.
"alah ... Alasan aja lo, bilang aja dia itu pacar cadangan lo dasar pelacur " umpat bu lita yang semakin ku lawan dia semakin pedas sekaligus membuatku bungkam.
Aku pun berjalan ke mejaku lalu duduk aku lelah, aku hanya bisa menangis saja nanti karena mereka mulai bergosip lagi menghujatku lagi secara terang terangan.
Inginku berteriak... Aldeandra karyawan loe berengsek semua... Tapi itu hanya bisa tertahan ditenggorokan dan tak bisa ku keluarkan.
**********
Waktu berlalu hari sudah sore dan semua pun pulang begitu pun aku tak peduli tumpukan map dimejaku, aku tetap pulang saja tapi paling terakhir karena tak ingin mereka melihatku dan menyuruh ku untuk lembur.
Dan di tempat biasa akhirnya aku bertemu aldeandra dia sudah menungguku cukup lama terlihat dari wajahnya yang tak bersahabat.
" lama mulu kalo nungguin kamu ganti popok lagi ya" tanya aldeandra Aku hanya bisa mengangguk saja tak mungkin aku cerita kan.
selama diperjalanan pun kami hanya diam memikirkan masalah masing masing.
Dia benar benar mengajaku ke rumah orang tuanya yang luas dan megah itu bahkan lebih tepat di bilang mansion, kami masuk bersamaan dengan hati yang berpura pura bahagia karena aku yakin aldeandra pasti sudah tahu gosip di kantor tentangku dan kak reino.
Jantung koroner penyakit yang di derita tante nimas jadi ia harus selalu bahagia dan tak boleh terlalu capek, apa lagi mendengar hal yang mengejutkan.
Saat di pintu masuk suara tante nimas menggema menyambut kedatangan kami , aku menyalaminya dan dia memeluku erat lalu bergantian dengan aldeandra.
" ayo masuk ... Bibi pak ujang " ajak tante nimas sambil memanggil asisten rumah tangganya.
" iya buk ada apa ?" ucap dua asisten itu membungkuk.
" bawa kopernya ke atas ya pak dan bibi bawa minuman dan camilan untuk mereka " perintah tante nimas yang di anggukan oleh dua asisten itu.
tante nimas mengajak kami duduk di ruang tamu dengan wajah semringahnya ia beberapa kali memeluku.
" mamah senang kalian datang dan mau menginap " ucapnya dengan bahagia.
" iya tan ... Eh maksud aku mamah " bahkan untuk memanggilnya dengan panggilan itu membuatku tak nyaman.
" kamu ini belum terbiasa juga ingat kamu ini menantu saya sekarang" ucap tante nimas menegaskan.
" berapa lama kalian menginapnya ?" tanya tante nimas lagi.
" mungkin satu mingguan mah " jawab aldeandra.
" ya ampun sebentar amat kalo bisa satu tahun lah biar mamah bisa ngawal kalian bikin cucu" canda ibunya dean.
Aku dan dean saling menatap lalu menunduk semalam saja habis bertengkar gak mungkin secepat itu akur, apalagi wajah aldeandra masih terlihat kesal karena aku jalan sama kak reino.
" ya mau gimana lagi semua orang tua pasti ingin segera nimang cucu kalo anak nya sudah menikah jadi ya kalian pahami mamah juga lah kalian juga tahu mamah selalu kesepian" tambahnya lagi.
" ngomong ngomong kalian itu tidur seranjang kan gak cuma sekamar aja" tanya mamah tiba tiba membuatku dan dean saling menatap lagi.
" maksud mamah apa ?" tanya aldeandra.
" aduh... Masa kalian lupa pertama kalian ketemu lagi kan udah bobo bareng jadi sudah terbiasa kan" sindir mamah sembari tersenyum senyum yang membuatku malu dan mengigit bibir bawahku lalu menundukan kepala.
Flash back on....
Satu tahun yang lalu...
Hari itu aku membantu audy membuat makalah karena dia sedang sakit, namun saat hendak pulang hujan sangat deras hingga malam hari.
Saat itu aku ingin memaksakan diri untuk pulang tapi audy mengajaku menginap saja dan itu juga atas ijin tante nimas, katanya sudah malam dan hujan tak kunjung reda juga kamu itu anak gadis.
karena tak enak untuk menolak kebaikan mereka akhirnya aku menginap toh hanya malam ini saja besok pagi aku pulang.
Awalnya semuanya lancar hingga tengah malam aku terbangun karena kehausan tenggorokan ku sangat kering aku tahan karena tak ingin mengganggu audy yang sudah lelap apalagi dia tidurnya urakan dan mendengkur, tapi aku semakin susah tidur dan akhirnya aku membangunkan sahabat ku itu.
Sudah beberapa kali aku membangunkannya dan sudah banyak cara juga tapi orang ini tak kunjung bangun yang ada malah tenggorokanku semakin serak saja.
Aku pun memberanikan diri untuk mengambil air minum tapi karena rumahnya besar aku malah kesasar dan linglung, ini tengah malam juga suasana terasa mencekam dan hanya dentingan jam yang terdengar saat itu.
Aku berjalan terus mencari dapur dan akhirnya bisa ketemu juga tapi aku tak sengaja mendengar orang berjalan sambil menderek koper tanganku langsung gemetar, buru buru aku minum dua gelas sudah aku habiskan saat itu dan buru buru kembali ke lantai tiga dimana kamar audy berada dan bukan menggunakan tangga melainkan lift.
Setelah lift terbuka aku langsung masuk dan menekan tombol tiga, akhirnya sampai juga di lantai tiga tapi sekarang aku linglung lagi kamar audy sebelah mana ?
Aku benar benar lupa tapi seingatku dari lift jalan lurus kekamar audy jadi aku ikuti feelingku, dan dari jauh terlihat pintu terbuka karena cahaya kamar sehingga terlihat akupun berjalan dan masuk ke kamar itu aku sungguh ketakutan jadi tak melihat sekitar kamar malah langsung tidur bersembunyi dalam selimut.
" akhirnya sampai juga " ucapku dengan nafas terengah.
Namun.... Aku mendengar suara gemericik air " pasti audy sedang dikamar mandi" ucapku menenangkan hati karena kulihat tadi audy tidak terlihat sedang tidur.
Setelah beberapa menit akhirnya aku merasakan pergerakan disampingku " syukurlah " dan saat itu pula aku tertidur.
Pagi menjelang aku terus merasakan pergerkan disampingku, aku tahu semalam audy memang tidurnya urakan jadi aku mulai terbiasa tapi jika tangannya bergerak gerak diwajahku tentu aku pun tak nyaman.
" dy tangan lo diemin napa " ucapku dengan suara serak khas orang bangun tidur.
" audy " suara lelaki yang tak aku kenal membangunkan ku dari tidur.
Saat aku melihat sosok yang berada disampingku terlihat lelaki itu juga melihatku di tampan sangat tampan tapi bukan itu yang harus aku sadari tapi.
Aaaaarghhhhh
Teriakan kami menggema di kamar itu dan aku langsung menendang lelaki itu hingga jatuh ke bawah ranjang lalu berlari pergi keluar dari kamar itu.
tak jauh dari pintu kamar tersebut ada audy dan mamahnya yang lagi ngobrol , aku berlari mendekati mereka terlihat audy dan tante nimas terkejut melihatku berlari.
" rachel gue kira lo dah balik " ucap audy saat aku sudah didekat mereka.
" dy tolongin gue ada psikopat" ucap gue panik sambil memegang tangan audy.
" tenang nak tenang" ucap tante nimas berusaha menenangkanku dan saat itulah aldeandra muncul sambil memegang pinggangnya.
" cewek ini kurang ajar banget tidur dikamar gua " ucap aldeandra marah marah sambil menunjuk jari telunjuknya padaku.
" tenang nak tenang ..." ucap tante nimas menenangkan aldeandra.
kami pun berbicara di ruang santai yang ada di balkon aku merasa tak nyaman karena lelaki itu terus menatapku tanpa berkedip membuat audy dan tante nimas saling menatap.
" kamu rachel kan ... Rachel alviana ruslan kan " ucap aldeandra saat itu dengan wajah yang syok.
" kok kakak tahu kalian saling kenal "tanya audy.
" tidak " bantah ku saat itu.
" iya " jawab dean kala itu.
Kami berdua saling tatap karena jawaban kami berbeda, audy dan tante nimas pun bingung dan lagi lagi saling tatap.
" tapi kenapa kak dean tahu nama lengkap lo chel?" tanya audy.
" gue gak kenal dia sumpah " ucapku menunjukan dua jari untuk meyakinkan audy " jangan jangan dia nguntit gue dy " tuduh gue.
" enak aja lo ngomong lo gak inget gue oh ya... dulu kan lo kecelakaan ya pasti lo lagi amnesia " ujar kakaknya audy itu.
" kamu yakin kenal rachel nak " tanya tante nimas.
" yakin mah kita dulu satu SMP dari kelas 7 satu kelas malah " ucap kakaknya audy.
" rachel lo gak inget sama gue, gue aldeandra " tanya dean saat itu mencoba menatap ku dengan intens dan itu membuatku tak nyaman.
" sudah sudah jangan dipaksa, ngomong ngomong kapan kamu pulang nak " tante nimas mencoba melerai dan mengalihkan pembicaraan.
" semalam mah " jawab dean yang membuat gue teringat kejadian semalam.
" jadi lo sosok yang berjalan sambil menderek koper semalam ya gue fikir hantu jeruk purut ya ampu..." ucapan ku membuat aldeandra kesal.
" tunggu tunggu kenapa lo keluar dari kamarnya kak dean gue fikir lo dah balik tadi" pertanyaan audy membuat berfikir kembali.
" jadi itu kamarnya dia " ucap gue syok ternyata gue salah masuk kamar.
" jadi lo salah masuk kamar chel dan semalam kalian bobo bareng " ucap audy menatap ku dan dean bergantian " ya ampun hahaha lucu " ungkap audy heboh.
" maaf tante ini kali pertama aku nginep di rumah orang lain jadi bikin aku linglung " cicit ku pada tante nimas.
Sedangkan tante nimas hanya tersenyum saja beda dengan aldeandra yang terus menatap ku tanpa berkedip.
Pertemuan yang memalukan bagiku...