Jianying adalah seorang permaisuri dari dinasti Han yang sangat dibenci oleh suaminya sendiri, yaitu Kaisar Han.
Semua itu karena Jianying adalah putri dari kaum kafir, kaum yang dari dulu selalu menentang kedaulatan Kerajaan.
Jianying yang cinta mati pada Kaisar melajukan segala cara untuk menarik perhatian Kaisar sampai harus berbuat hal kejam dengan mencelakai selir kesayangan Kaisar yaitu Limei.
Kaisar yang marah besar lantas menghukum mati Jianying dan seluruh keluarganya.
Tapi bagaimana jika Jianying yang telah di penggal kepalanya oleh Kaisar ternyata di beri kesempatan hidup ke dua?
Apa yang akan dilakukan oleh Jianying untuk merubah nasibnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bermalam dengan Permaisuri
"Bagaimana putraku? Ibu mu ini tidak salah kan memilih Permaisuri Jian Ying untuk menempati posisi itu?"
"Hemm" Shun Yuan menyetujui pendapat Ibunya meski dengan sedikit tak rela.
"Entah kenapa Ibu tidak pernah terpikirkan untuk melakukan seperti yang Permaisuri lakukan saat ini. Dulu Ibu begitu sulit membujuk para wanita agar mau melakukan pendidikan. Tapi sekarang mereka berbondong-bondong datang dengan sendirinya untuk belajar"
Ibu Suri tentu mengetahui semuanya karena meski saat ini dia hanya duduk diam di dalam kamarnya, tapi dia tetap tau apa saja yang Jian Ying lakukan.
"Tapi aku masih penasaran kenapa Ibu memilihnya? Bukannya Ibu tidak pernah menyukainya dari dulu? Kenapa Ibu tidak memilih Selir Li Mei saja? Bukankah Ibu lebih dekat dengannya?"
Ibu Suri tak menjawab, dia hanya membalas putranya dengan senyum tipisnya.
Dari kejauhan, Shun Yuan melihat Jian Ying sedang bercengkrama dengan beberapa orang wanita.
Baru kali ini Shun Yuan melihat tawa lepas Jian Ying sejak wanita itu mengacuhkannya. Tanpa sadar, sudut bibir Shun Yuan tertarik membuat sebuah senyuman.
Shun Yuan tidak tau kalau Jian Ying bisa begitu cantik saat tertawa lepas seperti itu. Selama ini Shun Yuan bahkan tak menyadari kecantikan Permaisurinya sendiri.
"Kaisar?" Kasim Bao membuyarkan lamunan Shun Yuan.
"Ada apa?" Saat Shun Yuan menoleh ternyata Ibunya sudah tidak ada di sana.
Entah sejak kapan Ibu Suri pergi dari sana, pastinya Shun Yuan yang terhanyut dalam lamunan membuatnya tak sadar jika Ibunya sudah pergi dari sana.
"Tidak papa Kaisar, saya cuma mengingatkan kalau Kaisar harus segera memeriksa laporan dari menteri keuangan dan juga memeriksa kesiapan pasukan untuk berangkat berperang beberapa hari lagi"
"Baiklah"
Shun Yuan kembali menoleh ke tempat Jian Ying berada.
"Kasim"
"Ya Kaisar?"
"Katakan pada Permaisuri bahwa nanti malam aku akan bermalam di kediamannya"
"A-apa Kaisar?"
"Apa perkataanku kurang jelas?"
"T-tentu tidak Kaisar. Saya akan segera menyampaikan kekediaman Permaisuri" Kasim Bao tentu saja sangatlah terkejut karena keinginan Shun Yuan itu.
Untuk pertama kalinya Shun Yuan akan bermalam bersama Permaisurinya. Padahal sejak dulu Shun Yuan selalu menolak meski Permaisurinya itu memohon dan melakukan berbagai cara.
Mungkinkah sekarang Shun Yuan sudah menginginkan Permaisurinya saat ini?
Siang pun berganti malam, Shun Yuan sudah berjalan menuju kediaman Jian Ying.
"Kaisar?" Li Mei menghampiri Shun yuan dengan wajah sumringah. Dia terlihat begitu senang karena melihat Kaisarnya.
"Ada apa Li Mei?"
"Ada apa? Bukannya Kaisar ingin ke kamarku?" Li Mei sudah begitu senang karena Kaisar akan menginap bersamanya.
"Tidak untuk malam ini Li Mei!"
"Kenapa Kaisar?" Li Mei menatap Shun Yuan dengan sendu.
"Aku harus ke kamar Permaisuri malam ini"
"A-apa?" Li Mei terkejut sekaligus merasa tak rela.
"Kenapa? Tidak papa kan kalau aku bersama Permaisuri, bukannya dia juga istriku?"
"T-tentu tidak papa Kaisar" Li Mei tersenyum dengan tipis namun Kasim Bao terlihat tidak menyukai senyuman dari Selir kesayangan Shun Yuan itu.
"Kalau begitu aku pergi dulu!"
"Tunggu Kaisar!" Li Mei menahan lengan Shun Yuan.
"Ada apa lagi Li Mei?"
"Maaf kalau aku mengatakan ini padamu Kaisar. Tapi sebenarnya aku juga heran kenapa Permaisuri memintaku melakukan ini"
"Memangnya apa yang Permaisuri minta darimu?" Kaisar merasa penasaran.
"Permaisuri memintaku untuk memasangkan perisai kepadamu saat berangkat berperang"
"Apa?" Shun Yuan yang begitu terkejut saat ini.
"Maaf Kaisar, itu aku juga tidak tau kenapa Permaisuri melalukan itu"
Wajah Kaisar yang sebelumnya terlihat cerah karena ingin bermalam dengan Permaisurinya kini berubah merah dan muram.
"Tidak apa. Aku pergi dulu!"
Kaisar berjalan begitu cepat dengan kakinya yang panjang. Kasim Bao bahkan sampai berlari untuk mengejar Kaisarnya itu.
"Kaisar telah tibaaaaa!!!"
Sreekk....
Shun Yuan yang sudah begitu marsh langsung membuka pintu kamar Jian Ying dengan kasar.
Jian Ying yang sedang duduk diam menghadap cermin karena sanggulnya sedang di lepas oleh Shuwan tentu aja begitu terkejut.
"Kaisar?"
"Keluar!" Perintah Kaisar dengan dingin pada Shuwan.
"B-baik Kaisar" Shuwan sudah ketakutan sampai badannya gemetar tapi dia tetap memberi hormat pada Shun Yuan sebelum dia keluar.
"Apa apa sebenarnya Kaisar?" Jian Ying menatap Shun Yuan dengan tak suka.
"Justru aku yang harusnya bertanya padamu? Apa maksudmu meminta Li Mei memasangkan perisai untukku? Kau susah tidak sudi?" Rasa kesal dan amarahnya membuat Kaisar membentak Jian Ying.
Sementara Jian Ying yang masih duduk di depan cermin tetap terlihat tenang kemudian secara perlahan mulai berdiri berhadapan dengan Kaisar.
"Aku tidak memintanya. Aku hanya mengatakan kalau dia mau dia boleh memasangkan perisai itu untukmu"
"Kau pikir aku percaya padamu?" Shun Yuan masih meninggikan suaranya di hadapan Jian Ying.
"Kalau begitu terserah Kaisar. Kalau Kaisar sudah percaya dengan apa yang Selir Li Mei ucapkan kenapa harus bertanya lagi padaku?" Jian Ying bukan lagi wanita yang buta akan cinta, dia bukan lagi yang dulu ketika dibentak sedikit saja oleh Kaisar langsung menangis.
"Kalau niat Kaisar datang ke sini hanya untuk marah-marah, lebih baik Kaisar keluar dari sini! Aku tidak masalah kalau Kaisar tidak datang ke sini sama sekali karena memang seperti itu dari dulu!"
Jian Ying berbalik memunggungi Kaisar. Meredakan amarah yang sebenarnya masih bercampur kengan kebencian. Dia saat ini masih diam karena memang harus mencari siapa menebar fitnah itu.
"Tidak ada yang bisa mengaturku untuk keluar dari sini atupun tidak!" Kaisar merubah cara bicaranya menjadi datar dan dingin seperti biasanya.
" Tentu saja bisa karena ini kamarku!" Jain Ying berbalik menatap Shun Yuan dengan tajam.
"Dan kau istriku!" Balas Shun Yuan tak mau kalah.
"Ck istri? Istri yang kau abaikan selama maksudmu?" Jian Ying tersenyum sinis menatap pria yang kini mengakuinya sebagai istri.
"Terserah apa katamu!" Shun Yuan langsung berbaring begitu saja di ranjang Jian Ying tanpa mempedulikan tatapan tajam dari Permaisurinya itu.
tetap semangat dan terus berkarya /Determined/
tapi apapun itu, terimakasih untuk cerita yg indah dan sangat sarat makna..
bahagia mmg hrs diciptakan bukan diangankan saja
kayaknya bakal mirip bara bere nggak ya...???
hayo Lo... bakal dihajar lagi nggak tuh...udah hamilin anak kesayangannya...