"Kau tidak bisa pergi dariku, mana mungkin aku melepasmu setelah aku bisa merasakan hasratku bangkit, kau tidak bisa hanya datang karena ingin merasakan kepuasan! Selena Agatha." Lirih Bentley Leister.
Selena Bianca Agatha seorang mahasiswi cantik berumur (22 tahun) ia terkejut tat kala orang yang begitu ia kenal dan sudah beristri menanyakan hal dewasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya baik dia maupun pria tersebut.
Di samping itu keanehan terjadi pada pria tampan berkuasa yaitu Bentley Max Leister (32 tahun) dimana hasrat bercintanya malah membara ketika bertemu dengan adik dari sahabatnya sendiri yang seharusnya ia rasakan bersama sang istri.
.
.
Lantas bagaimana hubungan Bentley dan Selena ke depannya? dan apakah Ben mampu menahan gejolak pada dirinya yang ia anggap bermasalah?
SIMAK KISAH LENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
"Terus bagaimana? mau aku panggilkan dokter saja?."
"Tak perlu." Timpal Ben. "Dengan kau masuk ke dalam selimut itu sudah cukup.."
Selena memutar mata malas. "Apa om cari kesempatan dalam kesempitan?."
Bentley yang mendengar itu perlahan membuka matanya menatap wajah cantik Selena dengan lekat. "Apa aku terlihat seperti itu?."
"Entahlah om aku tidak tahu lagian aneh juga apalagi kau tidak mengenakan celana." Jawab Selena blak-blakan.
"Tolong pakaikan kalau begitu.."
Pipi Selena merona. "Aku datang ke sini bukan untuk melihat milikmu, lakukan sendiri saja sepertinya om juga mampu."
"Aku tidak akan memakanmu anak kecil jangan takut, tubuhku semuanya sakit jadi dia tidak bereaksi." Timpal Bentley.
"Benarkah?."
"Hmm, lihat saja jika tak percaya."
"Iya tetap saja aku tak bisa kita tidak terlibat hubungan apalagi suami istri, mendingan kalau sudah menikah ini kan tidak." Sewot Selena menjelaskan.
"Kita menikah saja kalau begitu."
Ucapan yang dilontarkan Ben membuat Selena terdiam, namun tak lama ia tertawa menepisnya. "Jangan becanda om kau sedang sakit."
Bentley mengalihkan pandangan karena malas dengan reaksi Selena. "Ingat bocil setiap ucapan yang keluar dari mulutku itu bukan bualan belaka."
"Iya-iya." Selena mengiyakan dari pada debat namun juga mencernanya.
Melihat suhu tubuh Bentley yang tidak turun-turun, Selena sedikit panik. "Apa om punya dokter pribadi? kau jangan seperti ini tanggung jawabmu banyak harus tetap sehat."
Tanpa sepengetahuan Selena, Bentley tersenyum melihat kekhawatiran wanita cantik itu. "Buka buku di atas nakas di sana ada kontak dokter Lee, panggil lah ia."
Selena langsung meraih buku itu untuk memanggil dokter pribadi, namun saat panggilan tersambung dan Selena hendak bicara, Bentley langsung merebutnya.
"Om?." Bingung Selena.
"Lee datanglah ke rumahku aku butuh diperiksa!."
Tanpa menunggu dari seberang menjawab, Bentley langsung mengakhiri panggilan lagi, menyerahkan handphone pada Selena.
Selena sedikit kebingungan namun ia tak mau menanyakan itu. "Baiklah karena dokter akan ke sini aku juga harus pulang, om cepat sembuh.."
Ben tak langsung menjawab ia sangat keberatan jika ditinggal pergi Selena. "Tunggulah sampai Lee datang.." Dingin Ben.
Mau tak mau Selena patuh menemani karena tak tega, baru ditinggalkan sang istri pikirnya. "Baiklah." Selena duduk kembali di tepi ranjang menemani Ben yang masih terpejam demam.
Karena tidak mau membuat orang rumah khawatir Selena mengabari mamanya izin pulang telat karena ada urusan.
Sementara itu...
Dari lantai bawah dokter Lee tiba dengan alat medisnya di sambut si bibi. "Silahkan dok.."
"Iya bi terimakasih."
Dokter Lee naik ke atas tangga menuju kamar Bentley, karena tak dikunci Lee langsung masuk ke dalam.
Pria itu sedikit terkejut melihat pemandangan di sana, Bentley berbaring di temani dengan seorang wanita yang tampak sedang tertidur menemaninya.
"Bukankah dia dengan Tyla sudah bercerai? siapa dia?.." Pikirnya sambil terus melangkah menghampiri Ben.
Bentley yang tidak sepenuhnya tidur langsung membuka mata menyadari kehadiran sahabatnya.
"Bagaimana kabarmu?." Tanya Lee pelan sesuai kode Ben, ia bicara dengan nada pelan sambil membuka alat medis.
"Langsung saja periksa." Balas Ben yang ingin segera pulih juga.
"Baiklah." Lee melakukan tugasnya memeriksa tubuh Bentley.
Sementara Selena terlelap tidur tampak begitu pulas.
"Katakan siapa dia?." Tanya Lee karena merasa familiar dengan wajah Selena.
"Wanitaku." Singkat Ben.
Dokter Lee yang sedang fokus mengobati mengerutkan kening. "Kau hutang penjelasan kepadaku Ben."
"Akan ku ceritakan nanti."
"Oke."
Namun seketika Lee teringat sesuatu, wanita yang bersama Ben pernah ia lihat saat melakukan pertemuan dengan Ricky Martin. "Ben jangan bilang!??."
Bentley mengangguk. "Dia adik Ricky, kau diamlah sebelum aku yang mengungkap duluan!."
"Ah ini tidak bisa dipercaya, tapi tak perlu khawatir percayakan padaku." Balas Lee.
"Iya."
Sekitar 10 menit akhirnya Ben selesai ditangani dan langsung diobati. "Ini tidak akan lama kau hanya kelelahan kawan."
"Baiklah terimakasih Lee.."
"Ya."
Mendengar suara orang mengobrol, Selena mengerjapkan mata ia terbangun. "Eh? dokter?."
Lee tersenyum menyapa ramah Selena. "Hallo."
"Ya ampun aku ketiduran.." Selena kelabakan ia melirik Ben yang masih tampak lemas. "Jadi bagaimana keadaan om Ben?."
"Sudah aman tapi masih ada kendala yang butuh bantuan manusia.."
Selena mengerutkan kening apalagi pikirnya?. "Apa itu dok?."
"Tubuhnya kurang hangat dan tak cukup satu selimut, aku mohon temani dulu dia di sini untuk satu malam bila perlu beri kehangatan tubuhmu." Jelas Lee.
"Ha??." Selena sedikit terkejut sambil menatap Ben yang lemah. "Apa perlu seperti itu dok? rasanya aneh.."
"Kembali lagi kepadamu jika ingin cepat sembuh lakukan saja nona." Jawab dokter Lee.
Selena menatap Ben.
"Bentley butuh penyembuhan juga dari psikisnya." Dokter Lee menjelaskan lebih sampai Selena paham dan menerima alasan itu.
"Baiklah kalau begitu." Akhirnya Selena pasrah memilih membantu dokter Lee demi kesembuhan Bentley.
"Oke terimakasih nona, saya pamit karena masih ada urusan lain."
"Iya terimakasih kembali dok."
Lee berlalu dari kamar itu, kini Selena menatap Ben yang tampak masih lemas. Mungkin cukup menemaninya sampai tidur setelah itu Selena akan pulang.
Puk puk!
Bentley menepuk bantalnya mempersilahkan Selena.
Selena mengatur nafas agar bisa tetap tenang, setelah itu ia naik ke atas ranjang dan masuk ke dalam selimut memberi kehangatan pada Bentley.
.
TBC
Ayo tinggalkan jejaknya sebagai dukungan jangan lupa ya!🤗😉
kekurangannya menurutku pemilihan kata2 yg kurang sesuai dengan makna kata itu sendiri. bahasanya juga....😶🌫️
love sekebon deh