Awalnya hidup Matilda utuh dengan keluarga yang harmonis, setelah kejadian tidak mengenakkan yang menimpa Matilda di sekolahnya. membuat kedua orang tua Matilda bercerai, disitulah Matilda berubah menjadi gadis nakal yang selalu buat onar disekolah.
Pindah ke sekolah baru bertemu dengan Apit, seorang mantan sekaligus orang yang membuat orang tua nya bercerai.
bagaimana jadinya kalau mereka bertemu dan menjalin hubungan percintaan nya lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29 - Hujan Turun
Masih dalam keadaan kencan, sekarang Matilda berpisah dengan Frisca yang memilih pulang terlebih dahulu.
Hujan seakan membuat kenangan di kedua nya, membuat kedua sejoli itu meneduh di tepi jalan, dia bermalam Minggu menggunakan sepeda motor.
Andai saja Frisca tidak datang ke rumah, Apit langsung membawa mobil nya untuk berkencan dengan Matilda saat itu juga.
Apit tiba-tiba membuka jaket kulitnya untuk membalutkan ke tubuh Matilda yang sedang kedinginan sambil memeluk dirinya sendiri.
"Makanya kalau mau kemana-mana tuh pakai baju yang bener, jangan kaya gini kurang bahan di bagian tangan" Omel Apit.
"Ini Lagi hits, jangan protes lu Limbad!" Matilda mengelak.
Apit menoleh ke arah jam yang menunjukkan jam 21.00, hujan masih saja turun sangat deras.
Membuat apit seketika mengambil ponsel untuk menonton anime kesayangan di dalam ponselnya.
"Oshi no ko — Oshi no ko" Suara lagu pembuka di salah satu anime yang lagi naik daun itu seketika keluar dari ponsel Apit.
Matilda menoleh ke arahnya "Anying wibu, bukan nya mikirin gimana caranya pulang malah nonton anime goblok!" omel Matilda.
"Sabar lah, masih lebat juga hujan nya" Kata Apit dengan santainya.
Matilda menghampiri, lalu ikut duduk disamping nya.
"Sumpah demi apa?, disini tempat nya sempit Matilda!" Kata Apit.
"Geser dong" Pinta Matilda.
Matilda langsung menyenderkan kepala di bahu Apit, lalu menggandeng tangan Apit secara penuh.
"..." Apit kebingungan, langsung mematikan ponsel untuk fokus pada gadis itu.
Apit melepas gandengan tangannya "Yuk pulang, mau ke apartemen atau ke rumah orang tua lu?" katanya.
"Bawa gue kabur pit" Jawab Matilda.
"Kemana anjir" Kata Apit.
"Hatimu yang paling dalam — hehe" Gombal Matilda
"Hm" Apit tiba-tiba tersenyum jahat, menarik lengan lalu mengajak Matilda ke bahu jalan untuk hujan-hujanan.
CTARRR!!!
Suara guntur menggelegar sangat keras.
"ARGHHHH" Jerit Matilda langsung memeluk Apit erat-erat.
Cupp
Apit mencium kening Matilda karena reflek.
"Sudah terlanjur basah kan, ayo pulang" Kata Apit dengan polosnya.
"Bapak kau basah! Lu modus buat meluk sama nyium jidat gue kan!" Kata Matilda melepas pelukan nya paksa.
"Enggak sayang, kan kamu sendiri yang bilang mau pulang" Kata Apit.
"Gue bilang ke lu, mikirin cara untuk pulang ke rumah, dasar bodoh" Jawab Matilda.
"Hm oke — Mau ke apartemen atau balik ke rumah bokap lu?" Kata Apit.
"Rumah bokap gue dulu" Jawab Matilda.
Apit meringkas semua barang yang rawan dengan air untuk masuk ke dalam bagasi motor nya yang cukup luas.
"Ponsel juga?" Kata Matilda.
"Iya cepat masukin" Jawab Apit.
"Goblok nanti meledak kalau dekat lubang tangki bensin" Kata Matilda.
"Lobang tangki ada di bawah stir kiri" Kata Apit menunjuk lobang tangki motornya.
"Oh ya maaf, gak tau" Jawab Matilda.
20 menit perjalanan sampai akhirnya mereka tiba di depan rumah Matilda dengan baju yang basah.
Walau Apit telah di tolak kehadiran nya berkali-kali sama Pak Burhan, dia tetap kekeh datang ke rumah Matilda, karena baginya perjuangan mempertahankan cinta sejati itu tidak akan menyerah begitu saja walau halangan terus menghantam dirinya.
Pintu Bel telah dibunyikan Matilda saat itu juga, mengeluarkan sesosok om-om berkumis tebal sembari membawa secangkir kopi hitam yang hangat.
Kedua matanya membelalak, tanpa omongan pedas ke Apit dan juga Matilda.
Pak Burhan tiba-tiba menaruh gelas itu, lalu memeluk putrinya yang telah kembali.
Di pikiran Pak Burhan, Matilda sudah dibawa pergi ke luar kota oleh Pak Samsul dan anaknya.
"Papah, pakaian Matilda lagi basah jangan meluk nanti baju papah juga basah" Kata Matilda.
"Papah ga peduli, tanpa kamu dirumah, papah jadi hampa" Kata Pak Burhan.
"Um kenapa sedih? Apa lagi ada masalah?" Ini kata Apit ketika melihat raut wajah Pak Burhan yang sedang berkaca-kaca.
Pak Burhan juga tiba-tiba meminta maaf ke Apit karena telah berbuat kasar padanya.
"Masuk dulu" Kata Pak Burhan membuka pintu untuk Apit dan Matilda.
Kedua sejoli itu masuk, lalu pak Burhan menyuruh keduanya untuk mandi sebelum ada obrolan penting mengenai pekerjaan nya yang kini Pak Burhan telat di pecat dari perusahaan nya dimana dia bekerja.
"Um bajunya kegedean" Keluh Apit ketika melihat perawakan nya yang sudah seperti orang-orangan sawah.
"Maaf, adanya baju itu" Jawab Pak Burhan.
Berselang 7 menit, Matilda juga sudah turun dari kamarnya.
"APA DIPECAT!" Apit dan Matilda kompak terkejut dan syok.
"Iya, Pak Samsul sudah tidak membutuhkan tenaga papah lagi di perusahaan nya" Keluh Pak Burhan.
Apit memejamkan kedua matanya sambil menghela nafasnya kasar.
Matilda menggeleng kepala lemah karena masih dalam kondisi syok "Terus rumah ini?"
"Iya, mau ga mau kita harus ringkas barang-barang kita dan pergi dari kota ini, balik lagi kota kita sebelumnya di rumah kakek dan nenek" Kata Pak Burhan.
Apit menyela obrolan karena tidak setuju "Plis Jangan pergi lagi, ada tempat untuk um dan Matilda nanti, biar nanti saya bujuk papah buat um tinggal sekaligus kerja di perusahaan papah saya" Kata Apit.
JADE ( Who Stole My Virginity )