Matilda seorang bad girl di sekolah barunya, dia harus menelan kenyataan pahit tentang fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sampai dia mengenal bad boy yang di kenal kejam di sekolah barunya, sialnya orang itu justru yang memberi fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sempat berlika-liku untuk mencari tahu faktanya, sampai akhirnya Matilda mengetahui sifat asli ayahnya seperti apa.
Ya, ayah nya sendiri yang membuat hubungan orang tuanya hancur.
Seiring waktu berjalan, mereka akhirnya saling cinta dan bersatu untuk menumpas ketidakadilan yang di lakukan oleh ayah nya Matilda.
Bagaimana kisah percintaan mereka? apa ada orang ketiga di antara mereka? bisakah mereka bersama menegak keadilan? dan bagaimana caranya? ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26.
Makian, Hinaan, Cacian sudah seperti makanan setiap hari untuk gadis yang sedang di kurung oleh ayah nya di rumah.
"Papah tu kenapa sih kaya dendam banget ke anak sendiri, Matilda tuh anak kandung papah, bukan anak orang lain, Matilda capek di jadikan samsak terus sama papah!" Keluh Matilda sambil merengek.
"Papah gini buat selamat kan kamu dari cowok yang sudah kurang ajar sama kamu!" Jawab Pak Burhan.
"Apit yang sekarang ini sudah berubah pah! gak seperti dulu, dia ingin sekali menebus dosa nya di masa lalu" Matilda mengelak.
"Belum, karena papah yakin dia akan melakukan hal yang tidak-tidak ke kamu!" Jawab Pak Burhan.
"Cukup pah! Seenggak nya denger omongan Matilda, jangan sampai Matilda bener-bener pergi dari kehidupan papah!" Ancam Matilda.
Saat Pak Burhan ingin melayangkan sebuah tamparan, tangan nya lebih dulu di tangkap oleh Singgit yang sudah murka. "Cukup!" Tegas nya.
Pak Samsul juga sedikit menggeleng kepala melihat tingkah laku nya Pak Burhan saat ini.
"Maaf um dia wanita loh, kenapa um bisa sekasar itu sama anak sendiri?" Kata Singgit.
Pak Burhan sedikit terganggu dengan pandangan mata singgit, hanya saja kalau beliau lawan nantinya akan jadi masalah, beliau memilih untuk pergi menghampiri Pak Samsul yang ada di sofa.
Disana singgit sedikit menenangkan Matilda, saat singgit ingin memegang pundak nya langsung ditepis oleh Matilda "Jangan berani lu sentuh gue!" Katanya langsung pergi ke tempat tidurnya.
BRAK!!
Pintu kamar itu langsung di banting oleh Matilda saking kesalnya, Pak Burhan sedikit terhentak cuma dia sedang berusaha mengontrol emosinya saat ini.
"Tuh liat kan, maaf bukan nya saya mau ikut campur, saya mau kasih saran ke bapak kalau didik anak pakailah dengan cara yang baik, omongin yang baik-baik juga, kalau begini cara nya bisa-bisa anak bapak nanti jadi orang yang sulit di sentuh siapapun" Sedikit ada ceramah dari Pak Samsul.
"Baik Pak, nanti saya coba didik dengan cara yang halus" Jawab Pak Burhan.
Bukan karena Pak Samsul ingin menceramahi, tapi dia berusaha untuk melindungi Matilda dari amukan Pak Burhan.
Singgit sedikit bicara dengan ancaman "Pah, kalau Um Burhan perlakukan Matilda seperti ini, Lebih baik kita batalkan saja acara perjodohan nya. — oh iya satu, lagi pula sekarang Singgit juga sudah ada wanita yang ingin Singgit nikahi" Kata Singgit dengan kejujuran nya.
"Eh jangan —" Pak Burhan terhentak sedikit.
Singgit tersenyum remeh ke Pak Burhan, dia juga memperlihatkan video kekerasan yang sudah Singgit rekam saat Pak Burhan mencoba menampar pipi anak gadis nya.
"Lihat semua terekam jelas disini, mau saya laporin ke pihak berwajib?"
Deg.
Pak Burhan sedikit panik dengan apa yang telah dia lihat. "Jangan den" Mohon Pak Burhan.
Singgit sedikit berbisik ke ayahnya tentang sesuatu yang berhubungan dengan Matilda, kemudian dia melempar pandangan ke arah Pak Burhan.
"Um, singgit mau nanya boleh?" Kata singgit.
"Iya boleh, nanya apa?" Jawab Pak Burhan.
"Kenapa um benci banget dengan pria yang bernama Apit?" Tanya Singgit.
"Itu yang tadi um bicarakan sama matil—"
"Selain perkataan itu, singgit mau yang lebih spesifik nya um?" Tukas Singgit.
"Spesifik lumayan panjang, um langsung ke intinya saja ya" Kata Pak Burhan.
"Hm, boleh itu juga gak masalah" Jawab singgit.
"Apit yang sudah membuat um berpisah dengan istri um yang tadi ke rumah" Kata Pak Burhan.
"Berpisah? Maaf, maksudnya cerai gitu" Kata Singgit
Pak Burhan mengangguk kepala.
"Pantesan tiba-tiba tadi berantem, dikira siapa yang datang" Kata singgit.
"Oh iya um" Singgit memanggil Pak Burhan sebelum beliau menjawab perkataan nya.
"Iya den?"
"Singgit dengar um tergiur sama tawaran dari papah mengenai kenaikan gaji? apa alasan um menerima itu, maksut singgit Nerima Matilda di jodohkan dengan singgit sendiri?"
Mendadak Pak Burhan di interogasi oleh Singgit dengan berbagai macam pertanyaan, tapi Pak Burhan tidak risih langsung menjawab dengan apa adanya.
"Karena banyak sekali alasannya, cuma yang penting nya saja um sebutkan ya, yang pertama buat Matilda bahagia dengan hidup mewah, niat um dengan kenaikan gaji bisa beli rumah untuk Matilda, dan yang kedua um mau jauhkan Matilda dari Apit" Kata Pak Burhan.
"Oke, kalau gitu singgit boleh bawa Matilda ke kediaman rumah singgit?" Kata Singgit.
Sempat ada tolakan dari Pak Burhan tapi sialnya singgit ada bukti video kekerasan yang sudah di buat oleh Pak Burhan, dengan cara itulah Pak Burhan menyerahkan anak gadis nya ke keluarga Pak Samsul.
Tak lama mereka mengobrol, Singgit berjalan ke kamarnya yang ditemani Pak Burhan.
Singgit sudah izin untuk mengambil Matilda dari rumahnya, sialnya Matilda kabur dari jendela kamarnya.
"Lah Matilda kok hilang" Rancau Singgit sambil mencari di setiap kolong dan lemari.
"Kurang ajar dia kabur!!" Amuk Pak Burhan ikut mencari.
Disana, Matilda telah berhasil kabur, sekarang dia menaiki angkot untuk menemui Apit untuk berkeluh kesah dengan nya.
Ting.
Suara lift rumah sakit berbunyi dan pintu juga sudah terbuka, sedikit panik namun dia berhasil menemukan ibunya yang ingin keluar dari lift.
"Eh kebetulan ada ibu, Bu tolong lindungi Matilda" Katanya sambil terisak memeluk ibunya.
Niat Bu Riana saat ini ingin mengambil baju yang tertinggal di rumahnya, hanya saja melihat Matilda yang sedang ketakutan, ibunya langsung membawanya ke ruangan Apit.
"Apa!! kamu sudah di jodohkan terus mau dijual sama ayahmu?!" Kata Bu Riana dengan kemurkaan nya.
Apit sedikit terhentak sama obrolan mereka, cuma dia ga bisa apa-apa karena kondisinya masih belum pulih.
"Bu tolong sekarang bawa Matilda ke apartemen ya, biarkan dia tinggal disana lebih aman" Pinta Apit.
"Oh ya, sampai apit sembuh total, tolong jangan biarkan Matilda masuk sekolah!" Sambungnya.
"Heh, kalau banyak bolos gimana nanti sama nilai pelajaran gue!!" Protes Matilda.
"Selagi ada remedial, bisa di sogok pakai uang, ini tentang keselamatan hidup lu, lebih mahal harga diri dari pada uang!" Kata Apit yang tak kalah protesnya.
Tak pikir panjang Bu Riana langsung membawa Matilda ke apartemen nya.
Sialnya saat di parkiran rumah sakit, Matilda dan Bu Riana berpapasan dengan Singgit dan Pak Samsul yang ingin menjemput nya di rumah sakit.
"Kan sudah gue duga, lu pasti kesini buat nemuin kekasih lu" Kata singgit.
Matilda berdecak "Mau ngapain lagi, jangan bawa gue!" Katanya.
Sedikit ada penolakan, cuma Pak Samsul dan Singgit memastikan tidak akan berniat jahat ke Matilda.
"Matilda sama ibu tenang dulu" Kata Singgit yang berbicara.
"Jangan bawa anak saya" Pinta Bu Riana.
"Kalau Matilda tinggal sama ibu, pasti um Burhan akan nyari keberadaan nya terus" Kata Singgit.
Matilda sedikit mengerut kening "Lu jangan macem-macem ya sama gue, pakai beli tubuh gue segala!" Elaknya.
"Beli? Hah maksudnya?" Kata singgit.
"Jangan pura-pura! Gue denger obrolan lu sama nyokap gue waktu dirumah" Kata Matilda.
"Enggak, mana ada di beli, kalau lu sudah nguping pembicaraan, pasti sudah tau kan alasan papah lu marah-marah?" Kata singgit
"Tetap aja, papah selalu keinginan keras ingin merampas kebahagian gue!" Protes Matilda.
"Gak, papah lu yang ingin buat lu bahagia Matilda!" Jawab singgit.
"GAK!" Bentak Matilda
Satpam rumah sakit menghampiri mereka bukan karena mau ikut campur, hanya saja mereka berada di area rumah sakit yang notabene nya membuat ruang lingkup yang nyaman untuk semua keluarga pasien yang berkunjung.
"Maaf banget, kalau kalian mau ribut diluar saja ya, disini nanti akan ganggu kenyamanan orang yang sedang berkunjung" Kata Satpam itu dengan senyum sopan nya.
"Maaf pak" Kata Matilda langsung membawa Bu Riana untuk pergi ke mobil nya.
Saat sudah di jalan pun mobil Bu Riana di buntuti oleh mobilnya Singgit dari belakang.
Sampai mereka masuk ke pekarangan apartemen nya, begitu sangat terpukau saat Pak Samsul melihat megahnya apartemen itu.
Singgit ingin mengejar, namun di tahan oleh Pak Samsul "Biarin aja" Katanya sambil berjalan menuju satpam yang sedang berjaga.
"Maaf pak yang barusan masuk tadi apa itu tamu bapak?" Kata Pak Samsul.
"Oh bukan itu istri dari pemilih apartemen ini" Jawab satpam itu.
"Pemilik? What" Singgit sedikit terkejut.
"Oke makasih infonya ya, ayo kita balik git" Ajak Pak Samsul.
"Eh tapi pah, gimana sama rencana nya Matilda?" Jawab Singgit.
"Buat apa ngurusin orang lain, sekarang papah sudah ada bisnis lain yang akan menghasilkan banyak uang" Kata Pak Samsul.
"Dengan begitu nanti papah ga perlu lagi membawa Pak Burhan ke dalam perusahaan papah" Sambungnya.
JADE ( Who Stole My Virginity )