TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIGA LIMA
Snowy paham sekarang, bahwa tidak semua yang Snowy mau harus dicapai. Contohnya, pekerjaan Mahesa yang meski menurutnya tak aman untuk kesehatan jantung, dia yakin Mahesa bisa menjaga kepercayaan.
"Jadi Papa mertua ada?"
Mahesa mengangguk. "Ada, nanti setelah pulang dari sini, Kak Esa bawa kamu ketemu sama Papa."
Masih di kamar hotel, Snowy tercenung di hadapan suaminya, sempat ia bertanya, di mana Papa mertuanya saat ini, dan berita mengejutkannya adalah, ketika Mahesa bilang, 'ada di rumah.'
Sebelumnya Snowy pikir Papa Mahesa ada di luar negeri, atau mungkin luar kota. Malam ini Snowy baru tahu kenapa Mama Selena selalu menyembunyikan Papa Satya, yah cukup miris karena dua kaki Papa Satya diamputasi.
Dari bibir manis suaminya, Snowy mendengar sepenggal kisah tentang Papa Satya dan kehidupan Mahesa beserta keluarga.
Rupanya cukup merenyuh dirinya, kaki Papa Satya sudah begitu sedari usia Mahesa tiga tahun, pernikahan yang awalnya baik-baik saja menjadi kacau setelah kecelakaan yang merenggut keperkasaan Papa Satya.
Tak lama dari kejadian naas tersebut, Mama Selena kedapatan bermain serong dengan sopir pribadi dan menghasilkan Demian.
Yang Mahesa lihat, Papa Satya menerima apa pun perlakuan istrinya, nyatanya, cinta tulus Mama Selena membuat wanita yang haus belaian itu tak menceraikan Papa Satya.
Menghidupi keluarga seorang diri, dan Papa Satya mau mau saja diperlukan layaknya benalu yang harus mengikuti langkah salah Mama Selena. Termasuk, melihat ayah Demian bolak balik masuk kamar Mama Selena.
Bukan apa-apa, yang selalu Mahesa dengar dari mulut Papa Satya adalah, sedang mempertahankan keutuhan orang tua bagi Mahesa agar tak menjadi anak broken home.
Namun, hal itu justru membentuk pribadi Mahesa menjadi seseorang yang membenci, dan tak mau berurusan dengan wanita.
Kebetulan kedua, sedari kecil Mahesa disukai gadis cantik tanpa celah dari keluarga kaya raya dan sangat dominan: Snowy White Rain.
Bertahun tahun Mahesa berlari, tak mau kalah dengan gadis itu. Terus berlari sejauh dia mampu, yang pada nyatanya dia terjatuh juga pada wanita berparas bule itu.
Kalau bicara soal cinta tulus. Dulu, Mama Selena juga seperti Snowy, sangat amat mencintai Papa Satya yang dinilai tampan meski berasal dari keluarga miskin.
Pun, setelah kecelakaan itu, Mama Selena masih sangat mencintai Papa Satya karena ketulusan. Sayangnya, Mama Selena juga butuh sentuhan, perlu belaian, dan Papa Satya tak bisa penuhi kebutuhan biologisnya.
Semalaman Mahesa menceritakan segala kisah yang dia sembunyikan. Takkan ada lagi yang dia tutupi, Mahesa ingin Snowy tahu luar dalamnya.
Snowy perlu tahu jika dirinya takkan pernah goyah hanya karena godaan receh wanita murahan yang tak sebanding dengan Snowy.
"Snow percaya kok." Mahesa menghela napas panjang, dia mundur lalu menurunkan celana jeans miliknya karena wanita itu sudah mulai memberikan sentuhan di titik-titik sensitif.
Mahesa mulai menggigit bibir bawahnya, menyangga kepala dengan kedua tangannya seraya menatap wanita yang sedang bergerak naik turun di atas tubuhnya sambil berdesah.
"Seksi..."
Ini yang Mahesa suka dari Snowy, aktif dan kreatif, terlebih tidak jaim dalam hal bercinta. Selalu mampu membangkitkan gairahnya.
"Kak Esa tidur ajah, kan bentar lagi berangkat kerja. Biar Snowy main sendiri." Snowy bisa naik turun mandiri, Snowy hanya butuh tiang Mahesa saja untuk dimainkan.
"Mana bisa begitu?" Mahesa tertawa sambil berdesah, istrinya cukup aneh. Dia disuruh tidur sementara miliknya dimainkan sesuka Snowy, begitu? Bukankah itu pemerkosaan?
"Tutup matanya!" Snowy menutup mata Mahesa dengan tangannya, tapi lelaki itu sigap menyingkirkannya.
"Kamu candu! Sayang dilewatkan!"
Mahesa menggeram. Biar dia mengantuk saat mengambil foto, tak mau dia lewati kondisi bergairah ini.