Menikah belum menjadi prioritas Hasna walaupun dia menyukai anak kecil. Kesukaannya pada dunia kerja mempertemukannya dengan seorang anak yang membuatnya jatuh cinta dan terlibat terlalu dalam dengan Maura. Gadis kecil yang menempel padanya seperti anak koala dan sulit lepas. Tawaran menjadi ibu bagi Maura menjadi hal yang menarik dan menyenangkan, tapi Hasna lupa... Maura memiliki ayah dan kakak perempuan. Menjadi ibu Maura berarti menjadi istri dari Reza dan ibu dari Hujan. Mampukah Hasna menjalani kehidupan dengan 3 orang dengan karakter yang berbeda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eyeliner itu bukan permanent marker
"Diam kalian... nanti Maura bangun lagi, keluar semuanya" Desis Reza menyuruh Aswin dan Arcy keluar ruangan. Mereka berdua tidak pernah akur, selalu saja saling bermusuhan, padahal tanpa bantuan mereka berdua sulit bagi Reza untuk menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik. Arcy walaupun terlihat mengesalkan tapi dia adalah sekretaris yang handal, dia mampu menyelesaikan tugas dengan cepat, kemampuannya melobi klien dengan kemampuan bahasanya yang baik menjadikan hampir semua urusan administratif dapat tertangani dengan baik. Sudah 5 tahun Arcy bekerja dengannya dan jarang membawa masalah, kecuali keberaniannya untuk mengklaim kalau Reza adalah miliknya, padahal tidak pernah sekalipun Reza memberikan kesempatan Arcy untuk dekat dengannya, kecuali..dulu.. dan itu sangat disesalinya...
Melihat Maura tertidur lelap, baru tampak jelas kalau muka Maura penuh dengan coretan, tampak lucu sebetulnya dengan Bando Mini Mouse nya Maura menjadi tikus kecil yang cantik, bulatan hitam di hidungnya menjadikan Maura seperti tokoh kartun Disney. Diusapnya garis hitam di pipi putri kesayangannya... ehhhh koq tidak hilang...diusapnya lagi.... masih tidak hilang.... Arghhhhhhh kurang ajar perempuan itu mencoret muka anaknya dengan permanent marker. CARI MATI DIA.....
Dipijitnya telepon "Aswin.. suruh perempuan itu keruangan saya ... dia mencoret muka Maura dengan marker... dia harus bertanggungjawab sekarang"
"Drama apa lagi iniiiih, baru tenang... ya ampun perempuan itu mencoret muka Maura dengan marker, cari masalah lagi.. haduh Reza kalau urusan anak-anak pasti akan kasar perkataannya" Aswin bergegas turun. Dilihatnya ruangan HRD masih terang dan terdengar Rika masih berbicara dengan keras
"Kamu baru satu bulan di sini Hasna... saya sangat berharap dengan kamu bisa menyesuaikan diri dan mengikuti ritme kerja rekan-rekan kamu disini. Hari ini jangan karena yang lain sedang tinjauan ke pabrik kamu seenaknya saja bersikap, saya tidak menjanjikan kamu bisa terus bekerja disini kalau sikap kamu seperti ini" Bu Rika menghela nafas dan memijit kepalanya. Dia duduk di meja dan melihat Hasna yang berdiri dengan lemah.
"Mohon maaf Bu saya sama sekali tidak bermaksud jahat, hanya membantu anak kecil yang kesepian dan ingin main, karena kebetulan tidak ada pekerjaan saya mengajaknya kesini" ucap Hasna dengan suara pelan.
"Kamu pikir ini Taman Penitipan Anak, mengajak anak masuk ke tempat kerja main coret-coretan di muka, kamu sadar muka kamu seperti apa sekarang. Coba tadi GM dan Sekertaris Direksi melihat muka kamu seperti itu, saya sebagai atasan langsung kamu malu Hasna" Bu Rika kembali menghela nafas, dia merasa kesal dan sedih. Semua orang sudah tau kalau Bu Arcy sangat dominan dan berkuasa dengan staf di level Manager, dia seperti penguasa bayangan yang sering memindahkan orang yang tidak ia sukai ke bagian lain hanya untuk memperlihatkan betapa berkuasanya ia.
"Maaf Bu Rika... saya pinjam stafnya sebentar.. Pa Reza mau bertemu" Aswin menyela pembicaraan mereka berdua. Hasna langsung pucat, tidak terpikir sama sekali olehnya kalau ajakannya pada Maura akan membuatnya terlibat masalah yang besar sekarang.
"Maaf apakah saya harus menemani Hasna ke atas Pak Aswin... saya mohon maaf tadi saya tidak langsung menegur Hasna untuk mengantarkannya ke atas. Saya tidak tau kalau Pak Reza membawa anak ke kantor" Bu rika langsung berdiri dan mendekati Hasna
"Tidak usah Bu jangan khawatir hanya ingin berbicara sedikit tampaknya Bapak... Silahkan Mba.." Aswin langsung mempersilahkan Hasna untuk mengikutinya. Hasna mengikuti Aswin dengan lemas, betapa buruk nasibnya hari ini. Harus dicatat dalam sejarah kehidupan pikir Hasna, sekarang tanggal dan hari apa, bisa sesial ini nasib ku.
Di lift Aswin menahan senyum melihat muka Hasna, dia masih saja tidak sadar bahwa mukanya mirip tikus yang terjebak di dalam perangkap berhari-hari. Lemas dan pucat
"Namanya Hasna yah mba .... saya kira namanya Emvrat" ucap Aswin sambil tersenyum, memecah kesunyian saat menunggu lift.
"Aaah... owh iya perkenalkan Pak... Saya Hasna Humaira Putri... saya bukan emvrat... sekarang saya menjadi kamvret kehidupan" Hasna mengela nafas.. ingin rasanya menangis tapi malu pada Pa Aswin
"Mba Hasna hari ini sudah melihat cermin? tampaknya hari ini terburu-buru yah, sampai semua garisnya keluar arah"
"Maksudnya pak? tanya Hasna
Ting! Mereka langsung masuk lift
"Itu lihat saja di dinding lift sebelah Mba Hasna" ucap Aswin sambil tertawa
Hasna memalingkan mukanya dan langsung berkaca pada cermin diding lift... Ia menjerit
"Waaaaaaaaksss... ini kenapa ya Allah Maura... koq sebegini amat, argghhhhhhh Ya Allah kenapa nasib aku hari ini..... Astagfirullahaziem.... Mamiiiiiiii.... pantesan tadi kata Bu Rika aku memalukan" Hasna menggosok gosok mukanya dengan tangan.. hanya terhapus sedikit.. mukanya sedikit berminyak karena stress dimarahi Bu Rika tapi garis-garis dimukanya terlalu banyak.
"Pak Reza marah karena Mba Hasna mencoret-coret muka Maura dengan permanent marker" ucap Aswin dengan tenang, dia melangkah keluar dari lift begitu sampai di lantai 9
"Bukan permanent marker pak ... ini eye liner suka saya pakai untuk muka, saya tidak segila itu memakai permanent marker untuk anak-anak" kilah Hasna sambil berlari kecil, dia meringis membayangkan kemarahan yang akan dialaminya lagi
"Silahkan jelaskan saja pada Pa Reza"... Aswin membuka pintu ruangan GM dan tampak Reza masih duduk memeluk Maura yang sedang tidur.
WELCOME TO THE HELL HASNA 😂
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
****** Untuk laki-laki semua alat tulis yang tidak bisa dihapus adalah permanent marker *******
#########
🥰🥰🥰 Terima kasih sudah membaca karya saya, jangan lupa like n komen yaaa supaya semangat nulisnya.. love u all 🥰🥰🥰
\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#
Pdhl sdh tau arah cerita tp tetep aja ngakak
Ha ha ha...
selamat Bunaa.. resmi jadi Bunda nya anak petir mulai hari ini🤣🤣🤣
pas bca pertama blmm ngerti.. pas bca ulang udah amit-amit dari part awal sama si nenek lampir🤭