SKUAT INDIGO 4

Setelah tugas mereka selesai. Hamka dan kawan-kawan meninggalkan lokasi perkampungan orang-orang suku pedalaman. Misi dakwah pedalaman selanjutnya akan diteruskan oleh departemen lainnya.

Sebelum meninggalkan langit Borneo.

Di dalam pesawat saat perjalanan pulang.

“Apa kalian ingin melihatnya?”, tanya Hamka kepada teman-temannya.

“Aku ingin sekali melihatnya”, jawab Jihan yang belum pernah melihatnya.

“Lavi, bawa kami melihat kota itu”,

“Jangan terlalu dekat-dekat, belum saatnya untuk beradu dengan mereka”, kata Hamka.

Akbar dan Idrus Khas hanya diam. Mereka tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh Hamka, Jihan and Lavi.

Lavi pun membawa pesawat yang diterbangkannya mendekat ke kota yang dimaksud.

“Lihatlah”, tunjuk Hamka.

“Mana kotanya?”, tanya Jihan.

“Itu hanya hutan belantara sama seperti yang lainnya”, tambah Akbar.

“Benar sekali, itu adalah hutan belantara sama seperti tempat yang lainnya”, jawab Hamka.

“Di sana tinggal ratu siluman laba-laba bersama ribuan anaknya",

“Mereka menggunakan ajian ilusi untuk menipu dan memanipulasi orang-orang yang terperangkap atau pun tidak sengaja masuk ke wilayah mereka”,

“Mereka menampilkan hutan belantara itu sebagai kota yang sangat modern bak kota dari masa depan”, terang Hamka.

“Apa yang terjadi jika manusia masuk ke sana?”, tanya Akbar.

“Mereka akan dimakan hidup-hidup dan jiwanya dijadikan budak”, jawab Hamka.

“Kenapa kita tidak menghancurkan tempat itu?”, timpal Idrus Khas.

“Para siluman laba-laba telah mengikat perjanjian dengan aliansi gaib sebelumnya”,

“Para siluman itu bersumpah tidak akan keluar dari wilayah mereka”,

“Jika ada siluman laba-laba yang keluar dari sana, dengan sendirinya mereka akan mati karena sumpah perjanjian sakti yang telah mereka sepakati”,

“Begitu pun aliansi gaib yang dilarang untuk menyerang tempat tersebut”, Hamka menjelaskan hukumnya.

“Di kalangan masyarakat, hutan belantara sarang siluman laba-laba itu dikenal dengan sebutan Kota S atau Kota Masa Depan. Hanya orang-orang kurang kerjaan saja yang meluangkan waktu untuk mencari mitos tempat itu”,

“Sebuah perangkap gaib yang berbuah kemalangan”, tambah Hamka.

*

Tim divisi lapangan sampai di markas departemen gaib di waktu malam hari. Suasana di gedung itu sungguh menyeramkan. Banyak jin-jin usil yang berlalu-lalang di sana.

Tentu hal itu memang disengaja. Untuk menambah kesan seram di bangunan tinggi tersebut. Bagi orang-orang biasa gedung yang sudah tidak terpakai itu adalah tempat angker yang mempunyai banyak gosip kisah horor. Begitulah penampilan luarnya.

Tapi bagi orang-orang indigo yang bekerja di departemen gaib, tempat itu sangat nyaman di dalamnya. Ada beberapa lantai yang difungsikan sebagai tempat mereka bekerja dengan fasilitas yang luar biasa. Tentu saja orang awam tidak bisa melihatnya.

Semua ini berkat kecanggihan teknologi dan campur tangan kekuatan gaib. Supernatural.

*

Jangan salah. Para pekerja manusia di dunia gaib juga punya kehidupan pribadinya masing-masing.

Mereka pulang ke rumah. Punya keluarga. Punya persoalan hidup yang harus mereka urusi yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dunia gaib layaknya manusia normal pada umumnya.

Sebut saja Lavi. Meski masih terbilang muda dia adalah seorang single mother. Anak perempuan satu-satunya kini sudah masuk sekolah dasar. Sebelum berangkat ke markas ia terlebih dahulu harus mengurus dan mengantar anaknya ke sekolah.

Begitu pun dengan yang lainnya yang punya jalan ceritanya sendiri-sendiri.

Jika ada yang beda sudah barang tentu itu adalah Idrus Khas. Karena Manusia Tengkorak itu bukanlah manusia seutuhnya. Ia sudah melakukan kontrak dengan iblis.

Alasan kenapa Idrus Khas akhirnya mau bergabung dengan departemen gaib karena ia kesepian tidak punya teman. Hantu Jerangkong itu sudah tidak tahu mau berbuat apa-apa lagi. ia sudah terlalu lama hidup di dunia fana ini.