Menurut cerita para tetua, jika menjadi pendamping pengantin lebih dari 3 kali, akan sulit mendapatkan jodoh. Akan kah Lia mengalaminya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Sesampainya di sana, sebelum turun dari mobil, Chandra memandang sejenak ke arah kafe.
“ Tempat ini mengingatkanku padamu, Lia “ ucap Chandra dalam hati.
Kemudian ia tersadar, sudah waktunya ia tidak lagi memikirkan semua tentang Lia. Ia sudah punya istri. Walaupun pernikahannya karna perjodohan, tapi ia tidak boleh main-main dengan pernikahan. Itu adalah hal yang sakral.
Setelah itu, Chandra turun, ternyata di dalam sudah ada Dava pada di tempat yang telah ditentukan Dava tadi.
Mereka pun memesan sekedar makanan ringan dan minuman karna belum jam makan malam.
Sambil menikmati hidangan, Dava pun berkata,
“ Sekarang jelaskan padaku, apa hubungan kamu dengan Lia? “ tanya Dava.
“ Sebelum ku jawab, aku mau tanya dulu, kok kamu pemasaran dengan Lia. Apa kalian pernah jumpa? “ tanya Chandra.
“ Beberapa waktu lalu, aku pernah bertemu dengannya di sebrang jalan itu. “ terang Dava sambil menunjuk sebrang kafe.
“ Kenapa kamu penasaran dengannya? “ tanya Chandra lagi.
“ Waktu itu ku lihat dia tampak galau. “ jawab Dava.
“ Sekarang terangkan deh, jangan banyak tanya. “ ucap Dava tak sabar.
“ Ok, aku akan ceritakan siapa Lia bagi ku. “ ucap Chandra.
Kemudian Chandra menerangkan siapa Lia. Tentang hubungannya dengan Lia yang awalnya pertemanan sampai memutuskan untuk pacaran, namun harus kandas seumur jagung karna tidak direstui oleh orang tua Chandra.
Chandra juga cerita bahwa Lia pernah berteman dengan Martin tapi kandas sebatas pertemanan karna Martin harus ke luar negeri, tidak mau LDR, yang mana keputusan Martin karna ada pengaruh orang tuanya juga.
“ Begitu ceritanya, Va. Soal foto di kantor tempo hari, aku akui aku salah, masih memikirkannya padahal aku seharusnya belajar mencintai dan membuka diri untuk istriku. “ ungkap Chandra.
“ Terima kasih Chan atas penjelasannya. Rasanya tidak salah jika aku menganggapnya bidadari. “ ucap Dava.
“ Aku hanya berharap, jika kau mau serius dengan dia, yakinkan dulu keluargamu, apakah dapat menerimanya dengan segala kekurangannya, khususnya materi keluarganya. Jika kamu tetap ingin bersamanya, kamu harus punya prinsip yang kuat untuk meyakinkan keluargamu, pegang dia selalu, jangan lemah seperti diriku. “ sesal Chandra.
“ Baik Chan, terima kasih atas saran dan masukannya. “ ucap Dava.
Setelah selesai perbincangan, mereka pun kembali ke tujuan masing-masing.
Dava kembali ke apartemennya. Usai membersihkan diri, Dava duduk di sofa di kamarnya, sambil memainkan ponsel. Di bukanya galeri foto Lia yang di dapat secara candit tadi.
“ Jika kita berjodoh, akan ku hapus lukamu jadi bahagia selalu. “ ucap Dava sambil memandang foto Lia yang sedang tersenyum melambaikan tangan pada Betty tadi.
Seminggu sudah berlalu sejak pesta itu.
Kini Dava mulai merencanakan cara mendekati Lia.
Hari itu, Dava membuat janji makan siang dengan pak Bara di restoran dekat kantor pak Bara. Papa Dava adalah sahabatnya pak Bara, jadi pak Bara mengenal siapa Dava.
“ Siang Va, lama tidak jumpa. “ sapa pak Bara.
“ Kabar sehat, om. Om yang keliatan awet muda, padahal anak semua sudah nikah. “ sahut Dava.
Kemudian mereka menikmati makan siang. Sambil makan, Dava bertanya,
“ Om, kalo boleh, aku mau tanya soal Lia, sekretaris Om. “ kata Dava.
“ Apa yang ingin kau tanya. Kamu naksir ya? “ canda pak Bara.
“ Mungkin bisa di bilang iya karna kalau pun ku bilang tidak, nanti om pasti tau dari papa. “ ujar Dava.