Isa adalah seorang Presdir tampan, ia dipaksa ibunya untuk menikahi Jinan, gadis kampung yang masih imut karena dia baru lulus SMA.
Untuk menguji ketulusan Jinan, Isa berpura-pura menjadi sopir. Ia tak menyangka, Jinan malah bekerja di perusahaannya sebagai OG.
Bagaimana caranya Isa menyembunyikan jati dirinya dari Jinan, dan akan mereka benar-benar jatuh cinta.
Silakan baca kisah kocak and romantis mereka dalam Novel : Dikira Sopir Ternyata Presdir.
Baca juga kisah Novel saya yang lain :
Dia Ameera (Sang Putri Arab)
Terjebak Kawin Kontrak dengan Tuan Muda Arab
Mona Si Gadis Petualang (Novel Misteri Memecahkan Misteri pembunuhan di kampus)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maunah mom's zuzu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Teman Lama
Karena saking kesalnya, Tia langsung mengarahkan tangannya ke arah Jinan, tapi sayangnya ada sebuah tangan yang terlebih dulu memegang tangannya dan menghempaskannya. "Beraninya elo main tangan di kelas?" ucap seorang gadis dengan lantang.
"Rindi?" pekik Jinan ketika dia menyadari bahwa temannya ada di situ. Rindi menoleh dan kemudian dia juga berjingkrak kegirangan saat melihat sahabatnya.
"Inan, akhirnya kita jumpa lagi. Kamu juga kuliah di sini?"
"Iya, aku gak nyangka kita bakal ketemu. Ya udah, kita duduk yu, Gak usah ladenin orang ini, aku juga muak," ajak Jinan sambil menggaet tangan Rindi dan melangkah menuju tempat duduk.
'Heh, gue belum selesai, dasar kalian!" Tia kembali berteriak, tapi Jinan malah melirik dan memeletkan lidahnya mengejek Tia.
"Wueee, emang gue pikirin, kalau elu mau ngamuk, ngamuk aja sono, sekalian di lapangan sendirian," ledek Jinan sambil kembali melangkah.
Tia akan kembali menyerang, tapi sayangnya dosen langsung masuk sehingga dia hanya mampu menahan kesal, kemudian keluar menuju ruangannya. "Nan, sebaiknya elu hati-hati sama si Tia. Kata senior, dia itu gak bisa dilawan," bisik teman seruangan Jinan setelah dosen pergi .
"Memangnya siapa dia, kan sama-sama manusia juga kek kita?" balas Jinan dengan nada serius.
"Benar kata Gea, si Tia itu kata senior sih, orangnya didukung sama ordal kampus ini. Dia masih keluarga rektor," bisik teman yang lainnya.
"Lah, kalau dia keluarga rektor emangnya kenapa?"
"Duh, kamu ini Nan. Diingetin kok, ngeyel? Perlu elu tahu, dulu pernah ada yang deket sama Kak Dika, eh, langsung dia bully, secara offline dan online. Dia membully di sini, terus dia juga memposting di medsos sehingga banyak netizen fansnya si Tia ikut menghina, Akibatnya si anak itu frustasi dan bunuh diri!"
Jinan melotot mendengar ocehan temannya. "Wah, parah tuh anak, tapi kalian tenang aja, selama kita di pihak yang benar, kita gak usah takut! Kita harus yakin bahwa Allah lah yang melindungi," tutur Jinan dengan gaya sok bijak sana.
''Nan, pulang bareng yu!'' seru Andika pada Jinan, ketika sudah selesai kuliah.
"Wh, Kak Dika, Inan gak sendirian loh, ni teman Inan, ingat ga?" sahut Jinan seraya menunjuk ke arah Rindi yang kini sudah tertunduk malu-malu ucing.
"Eh, Rindi, kamu kuliah di sini juga? Apa kabar?" Dika menyapa Rindi, membuat Rindi terlihat semakin tertunduk. Mereka pun keluar dari kampus secara berbarengan.
Dengan riang, Jinan bercerita panjang lebar sepanjang jalan, tapi setelah di luar gerbang, matanya dibuat pedas ketika melihat sang pujaan hati sedang bercakap ria bersama Tia.
Isa yang ingin menjemput Jinan, terlihat oleh Tia sehingga Tia langsung menyapa. "Kak Isa? Kok, di sini, sama siapa?" tanya Tia dengan wajah gembira karena melihat Isa.
"Duh, malah ketemu nenek lampir kecil lagi. Jangan sampai dia bilang ke Inan siapa gue,'' gerutu Isa sambil memaksakan senyumannya.
"Hehe, Kakak mau jemput seseorang," jawab Isa singkat. hingga membuat Tia menjadi kegeeran.
Wajah Jinan pun terlihat memerah, dengan memanyunkan bibirnya, Dia melangkah dengan cepat menuju tempat Isa berdiri. "Ehem!' Jinan mendehem hingga membuat Isa terlonjak dan langsung tersenyum.
"Eh, Jinan, elo mau apa ke sini? Jangan-jangan Elo juga naksir pacar Kakak sepupu gue. Elo jangan mimpi ya, Kak Isa ini adalah dir ...'' Tia bermaksud memberi tahu status sosial Isa sebagai orang terkaya saat ini, tapi Isa langsung mencegahnya dengan menyapa Jinan yang sudah berada di depan mereka.
"Hehe Inan, udah selesai?" sapa Isa yang menyengir melihat istrinya memanyunkan bibirnya dan malah menyahuti Tia.
"Pacar sepupu elo?''
"Ya iyalah, elo pasti tahu sama Kak Kimberly, artis dan foto model internasional yang terkenal dan berbakat. Itu sepupu gue dan ini pacarnya,'' terang Tia dengan angkuh.
"Oh, si nenek bulu," Jinan kembali menjawab, tapi keburu ditarik Isa.
"Udah sore, ayo pulang, maaf Tia, kami duluan,'' ucap Isa sambil menuntun Jinan dan membawanya masuk ke mobilnya.
"Eh, kok, malah bawa si Jinan emang Kak Isa kenal dia?" Tia menyusul sambil bertanya, tapi tak dihiraukan oleh Isa, sedangkan Jinan melambaikan tangannya ke arah Rindi dan Andika yang kini terlihat tersenyum masam.
"Itu anak sahabat Mamanya Jinan, Jinan sekarang tinggal di rumah sahabat mamanya," terang Rindi tanpa ditanya Dika. Gadis remaja yang sudah lama mendamba Andika itu tak mau sahabatnya dipandang jelek.
"Oh, ya udah, ayo pulang bareng Kakak!'' Andika pun mengajak Rindi untuk naik mobil jemputannya. Tia yang menyaksikan hal itu menjadi semakin kesal dan benci.
"Emang tadi saudaranya mantan pacar Om?' tanya Jinan pada Isa yang pokus menyetir.
"Iya, mereka sepupu. Emang kenapa , apa di antara mereka ada yang ganggu kamu. Kalau ada, kasih tahu Mas, biar Maa kasih pelajaran," jawab Isa tanpa menoleh ke arah istrinya.
"Cuma salah paham tadi. Biasa, tuh, sepupu si nenek bulu, sama judes dan sombongnya sama seperti mantan Om,"
"Haha kamu gak usah ladeni, biar saja. Oh ya, nanti malam, Mama mau kita ke rumahnya. Kamu siap-siap ya!''
Malam harinya, Jinan pun bersiap dengan memakai dress brukat yang dipadu dengan kerudung berwarna pink dusty. "Ternyata istri Mas cantik juga kalau pakai pakaian feminim begini," ucap Isa menggoda Jinan yang kini terlihat malu.
"Hmm, emangnya tadinya Inan gak cantik gitu?'' Jinan balik bertanya dengan sewotnya.
''Cantik, tapi galak," jawab Isa sambil berlari karena hendak dipukul Jinan.
Sekitar satu jam Isa mengendarai mobilnya menuju rumah ibunya yang terletak di bagian pedesaan Tanggerang. ''Ayo turun, kita udah sampai!' ujar Isa pada Jinan. Jinan pun turun dari mobil. Dia memandang ke sekeliling rumah mertuanya yang dikelilingi pohon-pohon dan kebun. Rumah Bu Nur memang dibangun di atas tanah yang luas, namun rumahnya hanya berbentuk seperti rumah kampung dengan atap genteng. Kamarnya pun hanya 3 buah kamar, kamarnya, kamar Isa dan satu kamar pembantu. Sementara dapurnya berada di luar bersama kamar pegawai lainnya yang bekerja sebagai sopir, dan tukang kebun.
"Om, rumah mamah kok, terpencil gini, apa gak takut?" tanya Jinan sebelum dia masuk.
"Gak lah, kan di belakang ada rumah lagi," jawab Isa. Jinan manggut-manggut. Isa tersenyum lega, karena sandiwaranya masih aman dan tak dipahami oleh Jinan.
''Selamat-selamat, untung rumah mamah kecil dan mirip rumah di kampung, jadi dia gak ngeh kalau kami sebenarnya orang berada' batin Isa.
''Assalamu alaikum,'' seru Isa yang langsung disambut gembira oleh sang mama.
"Aallaikum salam, ma sya Allah, menantu mama udah sampai, ayo masuk!"
..... semangat Thor up nya 🥳😘😘🫰😘
"setelah sampai kantor Jinan pun menuju tempat keja OG dan bertanya sama Rima" terus.....baru reader paham,,nih terus pada nanya Rima,,diingat Rima sama numpang dimobil,ataupun pertanyaan tadi dituju sama Isa.