NovelToon NovelToon
Bukan Kamu

Bukan Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Miyunli

"Aku katakan kepadamu jika kamu menyukai seseorang lebih dari 4 bulan itu artinya kamu mencintainya bukan lagi sekedar suka! "
seseorang telah mengatakan hal itu kepadaku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miyunli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Epilog Istirahat

Waktu istirahat adalah waktu yang di gemari para siswa. Mereka bisa meregangkan otot tangan yang lama menulis dan melemaskan sekujur tubuhnya yang lama duduk di kursi. Waktu istirahat juga jadi waktu yang tepat untuk menambah wawasan dengan membaca buku. Seperti Rezza yang saat ini sedang membaca buku Biologi di kursi paling belakang. Beda cerita dengan Ahdi yang sedang mengerjakan soal matematika. Dia selalu di beri pelajaran tambahan untuk menguji kemajuan belajarnya karena sebentar lagi dia akan mengikuti Olimpiade di pusat kota. Saat sedang asyik membaca buku kesukaannya tiba-tiba seseorang menghampirinya.

"Za, temenin aku ke kantor yuk ngumpulin kertas peserta lomba kelas kita" Ajak Silvi.

"Memang kamu tidak bisa sendiri? " Menjawab dengan malas.

"Bisa sih tapi sekalian bareng. Soalnya tadi aku ketemu Pak Agung, dia bilang kamu harus menemuinya di kantor pada jam istirahat. Ayok! "

"Kau tidak sedang membohongi ku kan? " Curiga.

"Bohong? Untuk apa aku membohongimu, kalo kamu tidak percaya coba saja kita buktikan di kantor." Mulai berjalan ke kantor dengan langkah kecil agar Rezza mengikutinya dari belakang.

Rezza beranjak dari duduknya berjalan mengikuti Silvi. Para siswa yang sedang menikmati istirahatnya didepan kelas melihat ke arah mereka berdua. Bahkan banyak siswa yang mulai berbisik bisik mengenai hubungannya. Mereka menganggap Rezza dan Silvi adalah pasangan yang serasi. Melihat mereka berjalan bersama jadi perbandingan bahwa siapa saja yang menyukai Rezza hanya Silvi yang cocok. Mungkin sebagian orang akan berfikir begitu. Tapi berbeda dengan Rezza yang sudah mengubur masa lalu mereka.

Dari sekian banyak siswa yang melihatnya Rezza malah lebih fokus melihat Yumi yang sedang mengisi air minum di depan kantor dari kejauhan. Sampai Yumi selesai mengisi botolnya hingga dia duduk di kursi taman sekolah mata Rezza terus mengikuti kemana Yumi pergi.

"Mata kamu tidak capek Za Melihat dia dari tadi? Apa kamu sudah tidak waras? " Batin Rezza dengan bingung.

"Kamu itu jalannya sama aku Za tapi kenapa mata kamu ke arah lain? Semua siswa yang melihat kita berfikir kalo kita adalah pasangan serasi tapi... Hufh" Mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Selamat pagi Pak! Bapak nyari saya? " Sapa Rezza

"Ah iya Za, duduk dulu tunggu sebentar"

Rezza menoleh ke arah Silvi berada, terlihat dia sudah tersenyum menyeringai. Rezza salah mengira jika Silvi akan berbohong seperti sebelumnya. Silvi menghampiri Rezza mengatakan sesuatu.

"Sudah kukatakan aku tidak berbohong" Berbisik di telinga Rezza.

Rezza yang mendengar suara Silvi sangat dekat jadi merinding. Sudah lama mereka tidak sedekat itu karena hubungan mereka yang telah usai.

"Saya permisi ke kelas dulu ya Pak! " Pamit Silvi.

"Oh Iya terimakasih Silvi sudah membawa Rezza kemari".

" Ada perlu apa Pak dengan saya? " Tanya Rezza.

"Maaf Bapak ngasih tau ini dadakan, Bapak juga baru tahu. Jadi di pusat kota ada Olimpiade IPA jadwalnya sama dengan Olimpiade yang Ahdi ikuti. Kamu mau kan mewakili sekolah untuk ikut?"

" Mmmmmmm iya Pak saya bisa" Melihat kearah jendela.

"Bapak itu disini Za, kenapa kamu melihat keluar?ada apa luar? "Melambaikan tangannya di depan wajah Rezza.

"Oh iya Pak maaf, sudah itu saja Pak? "

"Iya hanya itu, nanti Bapak akan atur jadwal kita untuk mengerjakan soal-soal latihan ya. Sekarang kamu kembali ke kelas"

"Baik Pak terimakasih" Pamit Rezza.

***

"Apa dia nggak kepanasan? Jam segini berada di sana? Aku saja gerah berada di sini" Ucap Rezza sembari berjalan ke kelas.

Sesampainya di kelas, langkah kaki Rezza berat melihat Silvi yang sudah duduk di kursi Yumi.

"Gimana? Aku nggak bohong kan? " Ucap Silvi mengembangkan senyumnya.

"Iya kamu memang tidak bohong, tapi hobimu memang berbohong" Jawab ketus.

"Mau kamu apa sih Za? Aku sudah coba minta maaf ke kamu tapi kamu masih saja marah".

" Tapi kamu pernah nggak beri aku waktu? " Menyangkal perkataan Silvi.

Silvi terdiam mendengar jawaban Rezza.

"Kamu terus saja mengatakan hal yang sama, menganggu waktuku disaat aku sendiri. Kamu pikir aku nggak marah? Aku kesal Silv, karena kamu terus menganggu waktuku. Kamu tahu kan aku akan mengikuti Olimpiade IPA bulan depan? Kamu masih mau menganggu waktuku selama sebulan ini?" Menatap Silvi yang sudah berkaca kaca.

"Tapi dulu kita sering menghabiskan waktu bersama dan kamu nggak pernah marah? "

"Itu dulu! Beda sama sekarang. Dulu kita masih bersama sekarang udah enggak! Kau tahu? Aku sudah malas mendengar cerita masa lalu kita"

"Aku pengin kita kayak dulu lagi Za. Kita mulai dari awal lagi ya. Atau perlu aku duduk sama kamu biar kita mudah memperbaiki hubungan ini? "

"Stop!!! Itu hanya masa lalu semua itu sudah BASI" Menekankan kata Basi.

"Basi? Ya sudah di buang saja Za! " Ucap Yumi yang tiba-tiba masuk dalam obrolan mereka.

"Kamu ini ngomong apa sih Yum? Nggak usah ikut campur" Menghapus air mata yang sudah tidak bisa di bendung.

"Kok kamu nangis Sil? Kamu laper ya? "

"Hah? "

Rezza hanya bisa menahan tawa melihat Yumi yang tidak tahu arah obrolan mereka.

Teng... Teng... Teng... (Bek masuk)

"Kamu denger apa yang Yumi bilang kalo sudah BASI? D I B U A N G! Bel sudah bunyi kembali ke tempatmu " Mengusir.

Wajah Silvi memerah menahan amarah, dia mendorong kursinya dengan kuat hingga menginjak kaki Yumi yang berada di belakangnya.

"Aw... " Menutup mulutnya agar tidak bersuara keras.

Silvi tidak peduli dengan Yumi dia terus saja berjalan ke kursinya.

"Kenapa Silvi menangis? Kamu membuat dia kelaparan?"

"Kamu tahu tidak apa yang kita bahas tadi? "

"Makanan? " Menjawab dengan pasti.

"Hahahahahaha"

"???????? "

"ekhemm. Bu guru sudah datang. "

Terlihat Yumi memegang kakinya berulang kali.

"Kamu tahu Silvi sengaja melakukannya?"

"Aku tahu mungkin dia tidak sengaja karena terburu-buru. Kan Bel sudah bunyi"

"Oh ya?... " Mengernyitkan keningnya.

Yumi Mengangguk-angguk kepalanya.

"Gadis bodoh!! "

"Sakit? " tanya Rezza lagi.

"Enggak, paling Biru" Menjawab dengan santai.

"Haha" Menutup mulutnya

"Kamu bercanda? " Serius.

"Enggak lah, biasanya memang begitu kan kalo kebentur? ".

" Mana coba lihat! "

Yumi menggelengkan kepalanya. Rezza melotot mengisyaratkan untuk menurut. Namun Yumi tidak kalah melotot menantang Rezza. Mata Yumi terlihat lebih besar di bandingkan milik Rezza. Rezza masih ada keturunan Jepang dari kakeknya, bahkan ayahnya juga matanya sipit.

Merasa kalah dengan adu melotot membuat Rezza mengalihkan pandangannya ke arah tembok. Dia memejamkan matanya berulang kali karena terngiang wajah lucu Yumi ketika melotot.

"Ekhem... Ngapain kamu tadi duduk di kursi taman. Memang tidak panas? "

"Itu... " Menunjuk jam dinding.

"??? Jam?

" Jam segitu bagus mataharinya jadi berjemur. Lain kali coba deh. "

"Males ah Panas"

"Heleh bilang aja takut" Dengan suara pelan

"Apa? Kamu bilang apa tadi? "

Yumi tidak menjawab, dia fokus mendengarkan pelajaran guru yang sudah mulai.

1
Miyunli
Permainan catur ini pernah ku rasakan sendiri tapi aku beruntung tidak sampai di tertawakan seperti Yumi😄
terimakasih sudah membaca karyaku ☺
Miyunli
semoga kalian suka dengan karyaku /Good/
ISIMPFORMITSUKI
Thor, ini bikin penasaran banget! Jangan hentikan ya~
Oralie
cerita ini memicu imajinasiku, aku merasa seakan-akan hidup di dunia lain ketika membacanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!