Di tengah reruntuhan planet Zefia, Arez terbangun dari tidur panjangnya—sebuah dunia yang hancur akibat bencana besar yang dikenal sebagai Bang. Setiap seratus tahun, planet ini mengalami Reset, sebuah siklus mengerikan yang membawa kehancuran, memunculkan monster, dan membangkitkan kejahatan dari masa lalu. Dunia di mana perdamaian tak pernah bertahan lama, di mana peradaban selalu bangkit hanya untuk jatuh kembali.
Arez, seorang pahlawan yang terlupakan, bangkit tanpa ingatan tentang masa lalunya. Digerakkan oleh naluri untuk melindungi Zefia, ia harus bergabung dengan para Refor, pejuang pilihan yang memegang kekuatan elemen untuk menjaga keseimbangan dunia. Namun, Arez tidak menyadari bahwa ia adalah kunci dari siklus kehancuran yang terus berulang. Monster dan musuh dari masa lalu mengenali jati dirinya, tetapi Arez terjebak dalam kebingungan, tak memahami siapa dirinya sebenarnya.
Apakah di@ adalah penyelamat dunia, atau justru sumber kehancurannya? Apakah Arez akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daffa Rifky Virziano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tugas
Dua hari telah berlalu sejak Cybele menghilang secara misterius, meninggalkan kerajaan Trevia dalam keadaan siaga penuh. Para prajurit dan mata-mata kerajaan dikerahkan ke seluruh wilayah untuk mencari jejak sang pemimpin Ksatria Eirene. Istana penuh dengan kekhawatiran, dan raja telah memerintahkan pencarian tanpa henti. Hilangnya Cybele yang tiba-tiba adalah pukulan berat bagi semua orang, terutama karena dia adalah sosok yang begitu diandalkan dalam pertahanan kerajaan.
Di area pelatihan yang terletak di barat istana, Arez tampak sedang mengasah teknik barunya. Gerakannya cepat dan presisi, seolah dia telah berlatih selama bertahun-tahun. Setiap serangan yang dilancarkannya memancarkan kekuatan elemen yang telah dikuasainya, menggabungkan seni berpedang dengan kendali elemen yang kini mampu dia kuasai dengan baik.
Musashi memperhatikan dengan mata yang penuh kekaguman. “Luar biasa, Arez. Aku tidak menyangka kau akan bisa mengendalikan elemen secepat ini,” katanya, berdiri dengan tangan terlipat di depan dada, senyumnya sedikit terlihat di balik raut wajahnya yang serius.
Arez berhenti sejenak, menghapus keringat di dahinya, dan menatap Musashi. “Semua ini berkat latihan yang ketat dan bimbinganmu, Master Musashi. Tapi aku merasa ini belum seberapa.”
Musashi menepuk bahunya dengan lembut. "Kau telah berkembang pesat, Arez. Cepatnya kau menguasai elemen-elemen ini berkat usahamu yang membangunkan sedikit demi sedikit masa lalumu. Namun, jangan biarkan dirimu terlalu percaya diri. Jalan di depan masih panjang dan penuh tantangan."
Arez menatap mata Musashi dengan penuh rasa hormat. "Aku akan ingat itu, Master. Terima kasih atas bimbinganmu."
Musashi mengangguk sekali lagi. "Baiklah, Untuk hari ini, kau telah melakukan cukup banyak. Istirahatlah, kumpulkan kekuatanmu untuk tantangan yang lebih besar di depan."
Tak lama kemudian, Elara yang sudah pulih dari cederanya muncul di area latihan. Arez, yang tengah sedang istrirahat dibawah pohon setelah latihannya, terkejut melihat kehadirannya. Sebelum dia sempat berkata apa-apa, Elara berjalan cepat ke arahnya dan, tanpa peringatan, memeluknya erat.
Arez membeku sejenak, tidak menyangka Elara akan bereaksi seperti ini. "Elara...?" gumamnya terkejut.
Elara tetap memeluknya erat, seolah-olah tidak ingin melepaskannya. "Arez," bisiknya, suaranya terdengar sedikit gemetar, "Aku sangat khawatir. Maaf aku menjadi beban mu saat itu."
Elara akhirnya melepaskan pelukannya, menatap Arez dengan sorot mata yang campuran antara rasa lega dan kecemasan. "Kita telah melalui begitu banyak hal, dan... Aku meminta maaf membuat dirimu terbebani karena luka luka ku"
Arez tersenyum lembut, "Terima kasih Elara, Alu yang seharusnya meminta maaf karena aku lemah, Aku janji, Aku takan membuat mu terluka lagi dan akan melindungi dirimu.", Arez diam sejenak " Tidak, Aku akan melindungi semua orang termasuk dirimu" dengan senyum
Mereka berdua saling menatap, merasakan kehadiran satu sama lain, menyadari bahwa meski dunia di sekeliling mereka penuh dengan bahaya, mereka masih memiliki satu sama lain untuk saling membantu.
Elara pun menemui Musashi, memohon izin untuk bergabung dalam latihan bersama Arez dan yang lainnya. Musashi, melihat dedikasi dan semangat Elara, memberikan izin dengan senang hati.
"Elara," kata Musashi dengan nada bijaksana, "kemampuan memanah dan elemen apimu sangat berharga. Aku akan memberikan saran untuk mengasah keahlianmu lebih lanjut. Gabungkan kecepatan dan presisi panahmu dengan kekuatan api untuk menciptakan serangan yang lebih mematikan."
Selama beberapa hari ke depan, Elara berlatih dengan tekun. Dia dan Arez berlatih bersama, mengasah teknik mereka dengan bantuan Musashi. Mereka berlatih di area latihan yang luas, di bawah pengawasan Musashi yang sering memberikan umpan balik dan saran untuk perbaikan.
Elara menghabiskan waktu mengasah keterampilannya dalam memanah sambil menggabungkan elemen apinya. Dia berlatih menciptakan panah api yang lebih cepat dan lebih kuat, memadukan teknik memanahnya dengan kekuatan api yang mematikan.
Arez juga terus berlatih, meningkatkan kemampuannya dalam menggabungkan elemen dengan teknik pedangnya. Mereka berlatih secara intens, membentuk kombinasi serangan dan pertahanan yang semakin kuat.
Hari demi hari, latihan mereka membuahkan hasil. Keahlian mereka semakin berkembang, dan mereka semakin siap menghadapi tantangan yang mungkin datang di masa depan. Musashi, yang melihat kemajuan mereka, merasa puas dengan hasil latihan dan terus memberikan bimbingan agar mereka dapat mencapai potensi maksimal mereka.
Suatu pagi, Musashi mengumpulkan semua prajurit muda, termasuk Arez, Elara, di lapangan latihan. Suasana pagi itu dipenuhi dengan semangat dan antusiasme para prajurit yang siap menerima perintah baru.
Musashi berdiri di depan mereka, wajahnya menunjukkan keseriusan. "Para prajurit," katanya dengan suara tegas, "saya baru saja menerima perintah dari Raja."
Dia menatap Arez, Elara, dan Hanzen secara bergantian. "Arez dan Elara, kalian akan memimpin misi ini. Tugas kalian adalah pergi ke timur, menuju wilayah Laconia, untuk mencari Cybele dan membereskan sisa-sisa ancaman yang ada di sana."
Musashi melanjutkan, "aku akan menambahkan satu tambahan prajurit untuk mendukung kalian. Hanzen, kalian bertiga akan bekerja sama dalam misi ini."
Hanzen, yang berdiri di samping Arez dan Elara, tampak sangat bersemangat. "Terima kasih atas kesempatan ini, Aku siap untuk membantu!" katanya dengan penuh semangat.
Arez menanggapi dengan nada serius, "Kami akan memastikan misi ini berhasil. Kami akan menemukan Cybele dan menyelesaikan apa yang perlu dilakukan."
Musashi mengangguk puas. "Bagus. Pastikan kalian siap untuk segala kemungkinan. Cybele telah lama hilang, dan ada kemungkinan bahaya besar yang menanti di depan."
Setelah menerima perintah dari Musashi, Arez, Elara, dan Hanzen segera memulai persiapan mereka. Musashi memanggil mereka ke ruang penyimpanan, di mana dia sudah menyiapkan beberapa perlengkapan penting untuk perjalanan mereka.
Musashi menyerahkan beberapa botol kecil berisi ramuan sihir kepada mereka. "Ini adalah ramuan sihir yang akan membantu kalian dalam perjalanan. Gunakan dengan bijak, terutama jika kalian menghadapi situasi darurat."
Dia juga memberikan bekal makanan dan persediaan tambahan, termasuk perlengkapan medis dan alat-alat penting lainnya. "Pastikan kalian membawa semua ini. Kalian akan menghadapi berbagai kondisi di luar sana, dan persiapan yang baik akan sangat membantu."
Arez, Elara, dan Hanzen menerima perlengkapan dengan serius, mengatur semuanya dalam tas mereka. Musashi melanjutkan dengan memberi nasihat sebelum mereka berangkat.
Musashi dengan nada serius. "Di wilayah Laconia, kalian mungkin menghadapi sisa-sisa ancaman dari pertempuran sebelumnya. Jaga kewaspadaan dan jangan ragu untuk menggunakan strategi yang telah kalian pelajari."
Dia menatap Arez dan Elara dengan penuh keyakinan. "Arez, pastikan untuk memanfaatkan kemampuan elemenmu dengan efektif. Dan Elara, gunakan keahlian memanah dan kekuatan api kalian untuk mendukung tim."
Kemudian Musashi beralih ke Hanzen, yang terlihat bersemangat. "Hanzen, gunakan aku mengandalkan mu."
Musashi mengakhirinya dengan senyuman penuh keyakinan. "Saya percaya pada kemampuan kalian. Kalian akan sukses dalam misi ini. Kembali dengan berita baik dan pastikan Cybele ditemukan."
Dengan persiapan yang matang dan nasihat bijaksana dari Musashi, Arez, Elara, dan Hanzen berangkat menuju timur.
Arez berdiri di luar gerbang istana, menatap keindahan panorama yang terbentang di depan mata. Dari kejauhan, istana tampak megah, berdiri tegak dengan dinding-dindingnya yang menjulang tinggi dan menara-menara yang menyentuh langit. Cahaya matahari pagi memantulkan kilauan pada dinding istana, menciptakan pemandangan yang memukau.
Saat Arez menatap ke langit biru yang luas, ia merasakan tekad yang semakin menguat dalam dirinya.
Dengan napas dalam, Arez menyusun langkah pertamanya. Elara dan Hanzen berada di sampingnya, siap untuk memulai perjalanan. Elara memeriksa perlengkapan mereka, memastikan semuanya siap, sementara Hanzen dengan bersemangat memeriksa senjatanya, tampak siap menghadapi apa pun yang akan datang.
Arez mengalihkan pandangannya kembali ke istana sekali lagi, seolah ingin membekukan citra itu dalam ingatannya. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menyelesaikan misi ini dengan baik dan memastikan bahwa semua yang telah mereka perjuangkan tidak sia-sia.
Dengan langkah yang mantap dan penuh tekad, Arez memimpin perjalanan mereka ke timur, menyusuri jalan yang mengarah ke wilayah Laconia, siap menghadapi tantangan yang menunggu di depan dan bertekad untuk membawa pulang berita baik.
Perjalananpun dimulai....
Untuk tulisan bagus dan rapi melebih standar tulisan author2 di sini kebnyakan. Pendeskripsian juga sudah bagus namun aku saran lebih menerapkan showing ke konten yg ada di cerita.
Untuk Alur termasuk lambat, World Building ada untuk pengenalan cukup, ada beberapa narasi yg janggal namun untuk tidak terlalu mengganggu keseluruhan bacanya.
Saranku, lebih eksplor setting Post Apocalyptic-nya dlu baik sebelum bertemu Elara ataupun ketika baru bertemu dengannya.
Feelnya menurutku bukan seperti novel Post Apocalyptic kebnyakan dan malah seperti Novel isekai pada umumnya.
Skrng jadi emas /Facepalm/