Baikal, Karyawan tertekan yang mengalami Burn Out tidak ada hal lain yang bisa dilakukan selain terjebak dalam pekerjaannya. Satu satunya hiburan yang bisa dilakukan di waktu sempitnya adalah berimajinasi.
Imajinasi ini yang kini menjadi nyata dan Baikal berpindah di dalamnya.
Baikal merasa dunia baru sangat berbahaya dan merasa jiwanya terancam. Beragam imajinasi dia wujudkan untuk menjamin keselamatan jiwanya.
Imajinasi pertama yang berhasil diwujudkan Bayangan Kegelapan Neraka "Helcourt The Shadow". Namun, hanya berguna untuk membawanya lari, menyalakan api dan menangkap ikan.
Apakah Baikal bisa bertahan di dunia baru?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MishiSukki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAMOS BOA TERTEGUN
Ramos Boa dan 10.000 pasukan elit Kekaisaran Starblaizer tidak mendapatkan ide sama sekali ketika tiba di lading magma.
Mereka semua dipimpin Ramos Boa untuk menyerkap markas cabang Kultus Hindin yang bermarkas di Hutan Tengah.
Nampak saying dan sekaligus berkah, sesuatu telah terjadi lebih dahulu. Telah meratakan markas cabang Kultus Hindin sebelum kedatangan para pasukan.
“INI”
“Penghancuran ini dilakukan oleh sihir kuat, perkiraan waktunya semalam.” Seorang asisten Ramos Boa berpendapat.
“Tier 7 ?” Seorang lain beseru.
Diskusi menjadi sangat aktif di kalangan para jenius mage yang datang bersama Ramos Boa. Seolah mereka lupa untuk apa mereka ditugaskan kemari.
Ramos Boa menegangkan dahi. Dia menganalisis dengan seksama, dari sisa sisa energy sihir yang masih ada pada lokasi.
Ramos Boa memerintahkan prajurit untuk mengawasi ladang magma dan melakukan pencarian di lokasi sekitar untuk menemukan petunjuk.
Ramos Boa menulis surat dengan sihirnya untuk dilaporkan kepada Aegonas, sekaligus dia ingin waktu beberapa hari untuk meneliti lebih dalam.
Aku akan menuliskan laporan untuk Yang Mulia nantinya setelah usai. Demikian kalimat terakhir dari surat yang dikirimkan Ramos Boa kepada Aegonas.
Dan pada saat itu juga Ramos Boa membuka buku catatatn jurnalnya.
Dia mencatat segala macam keadaan di padang magma. Segala macam informasi bahkan hal yang sangat detail tak luput dari pengamatannya.
Para prajurit mage mengisyaratkan ini adalah sihir Tier 7, namun tampaknya Ramos Boa tidak serta merta yakin begitu saja.
Memang tanda tandanya merujuk pada pelepasan mantra tier 7. Namun ada beberapa hal aneh.
Pengamatan yang cukup lama menyimpulkan bahwa tidak ada sisa sisa energi dari perapalan sihir. Jelas ini adalah murni sebuah serangan.
GLEK,
Fakta ini membuat Ramos Boa menggulingkan tinta di meja. Cairan kelam mengalir hingga menetes pada sisi runcing meja, menetes ke tanah.
Siapakah orang ini? Bahkan para mage top notch di Benua Aiden tidak ada bahkan sangat jauh dari level serangan seperti ini.
Juga pahlawan nomor satu Arterius Jonas tidak memiliki elemen serang unsur api. Apakah seseorang ini datang dari benua lain? Atau kekuatan lain yang masih bersembunyi?
Ramos Boa mengklasifikasikan ini sebagai kondisi darurat dengan kewaspadaan total level nasional. Karena belum pasti berada di pihak mana penyerang yang menyebabkan padang magma ini nantinya.
Ramos menggulirkan pena dengan cepat di atas perkamen sihir. Menyusulkan surat berikutnya. Berharap Aegonas segera mengetahui kondisi terkini.
Di pagi hari, Kota Gree menjadi hiruk pikuk dan ramai. Kedatangan beberapa prajurit elit kekaisaran. Sekaligus telah menyebarkan berita diberangusnya Cabang Kultus Hindin di Hutan Dalam.
Bahkan eselon atas kekaisaran, Ramos Boa secara pribadi datang untuk perihal ini.
Berita yang sangat mengejutkan sekaligus elegakan bagi warga Kota Greed an para petualang yang menyambung nafkahnya dari hutan.
“Kurasa keamanan akan kembali seperti sedia kala.”
“Cukup baguslah, keberadaan kultus sesat sangat mengganggu dan membahayakan perburuan sebelumnya telah musnah.”
“Kekaisaran cukup cepat pula mengambil tindakan.”
Beberapa petualang berdiskusi.
Elrand mendapati kepalanya seperti disiram air dingin manakala mendengar informasi kedatangan Ramos Boa dan pasukan elitnya.
Takut dikenali dan diseret kembali ke istana, di pagi buta ini Elrand membeli kuda yang cukup bagus dari sisa emas yang dimiliki.
Kuda dipacu dengan kencang menuju Tanah Moore. Yang sekaligus menjadi catatan Elrand pertama kalinya keluar dari garis batas Kekasaran Starblaizer.
“Kamu buru buru sekali, melihat musuhmu?” Bent bertanya.
“Hanya orang yang tidak ingin kutemui?” Elrand menjawab.
“Berarti orang yang menyebalkan” Bent berucap.
Keduanya bercakap dengan singkat, mereka melampaui batas kekaisaran dan melewati hamparan padang rumput yang luas. Inilah tanah damai Bangsa Moore. Bangsa yang menduduki wilayah yang tidak besar.
Mereka tidak pernah diserang atau menyerang.
Dulunya Tanah Moore adalah tanah suci untuk peribadatan kepada para dewa. Milenial berlalu, Tanah Moore kehilangan keunggulannya. Kini hanya menjadi negara kecil yang dipimpin oleh para penerus.
Demikian bangsa bangsa, negara maupun kekasisaran lain tidak pernah mengangkat pedang mereka untuk Tanah Moore karena bentuk penghormatan kepada Moore sejak jaman dulu.
Hal inilah yang membuat Kota Gree turut menjadi aman. Berbatasan dengan Tanah Moore memberikan keuntungan besar.
Di dalam mansion.
Baikal letih setelah mengerjakan pekerjaan ladang, beranda andai jika memiliki pembantu untuk menangani hal hal ini.
Agar Baikal bisa fokus untuk menikmati kehidupan yang sebenarnya. Dia membayangkan dilayani ala hotel bintang lima.
Barisan buttler membawa nampan menyajikan hidangan, menuangkan minuman bahkan menyeka sisa makanan yang menempel di pipi. Hehehe…
Di sudut ruangan Baikal melihat laptop.
Oh, begitu kepikiran tentang pekerjaan, hingga laptopku ikut terbawa kemari. Baikal dengan enggan membuka dan menyalakannya. Berfungsi seperti benda elektronik sebelumnya. Menyala tanpa perlu energy listrik.
Setelah loading selesai, Baikal membuka explorer dan kaget, drive maupun folder di dalamnya berisi data dan koleksi yang sama. Bahkan tidak ada satu file pun yang tertinggal atau terhapus.
Memeriksa berbagai aplikasi, semua aplikasi oflline nyala. Kecuali aplikasi dan game yang membutuhkan jaringan untuk online.
Sambil mengelus Nero yang rebahan di sisi laptop, Baikal bercerita dengan bahagia tentang internet.
Tentang game online, nonton video yeatube, dan juga aplikasi omeglea panggilan video acak yang biasa dia lakukan di waktu sempit saat di dunia lama.
Panggilan video acak? Nero tampak seperti mengerti. Dia mengeong sambil meregangkan tubuhnya, mengusap laptop dengan kepalanya dengan liar.
“Ah hei Nero, jangan begitu. Kamu nanti bakal menjatuhkannya.”
Nero mengeong malas lalu membentuk bola, dia tidur kembali.
“Dasar tukang tidur.” Baikal masih memeriksa semua program satu persatu, memang benar dia hanya bisa menjalankan program yang offline. Namun ada satu hal berbeda ketika dia mengklik aplikasi Omeglea.
EHH….
Lho, kok jalan.
Baikal buru buru mengetikkan nama setelah desktop meminta menuliskan username. Menengok nero yang pulas tertidur dia tertawa. Dia mengetik username “Lord Nero”.
Oh, mengunggah avatar.
Senyum jahat Baikal datang saat melirik Nero.
Meong.
Baikal menggendong nero yang sedang ngantuk dan menghadapkannya ke kamera laptop. Jepret, gambar kucing hitam gemuk yang sedang ngantuk menjadi potret avatarnya.
Nero mengeong protes, dia meringkuk di tempat yang sama. Teidur kembali.
Baikal hanya menggelengkan kepala betapa malasnya anak ini.
Pembuatan akun di Omeglea berhasil, Baikal tersambung secara acak pada lokasi demi lokasi di suatu antah berantah.
Kadang dia melihat sebuah pasar yang ramai, tempat yang aneh. Bahkan pekuburan berkabut. Ngeri, Baikal segera mengkik next untuk tampilan video acak berikutnya.
Gambar pegunungan, lautan lepas, hutan lebat, kemudian padang yang luas dengan berbagai macam binatang yang sedang berburu atau berkelahi. Ah, seperti nonton acara National Geographic.
Baikal sedikit nostalgic manakala dia melihat hal hal baru dari laptopnya.