Pergi Atau Menetap

Alana langsung menelepon Putra agar laki-laki itu jangan khawatir dengan dirinya.

Dan baru saja ia mau mengirim pesan teks, hpnya langsung berbunyi pertanda ada panggilan masuk.

Alana langsung menggeser tombol hijau dan menjawab panggilan tersebut.

^^^Halo, Uta....^^^

Halo, Na. Kamu lagi dimana? Kamu gak kenapa-kenapa kan?

^^^Ini aku lagi di taman Ta. Udah selesai ujiannya?^^^

Ini udah selesai, cuman lagi ngerjain hukuman.

^^^Kalo udah selesai kerjanya, bisa jemput aku gak?^^^

Share loc sekarang biar aku kesana

^^^Baiklah^^^

Setelah itu Putra memutuskan panggilan tersebut.

Muncul satu pesan teks dari Alana yakni mengirim alamat tempat ia berada sekarang

^^^💌Ana❤️^^^

^^^📍Taman Balai kota Bandung^^^

^^^11.40^^^

Putra langsung bergegas ke lokasi yang tadi di share oleh Ana karena lokasi taman itu sangat dekat dengan sekolah.

Alana mengarahkan pandangannya ke pohon di depannya sambil menutup mata dan menghirup udara segar untuk menghilangkan rasa frustasinya.

"Sepertinya aku akan gila dengan semua masalah yang sedang menimpaku", monolog Alana.

5 menit kemudian Putra sampai ke lokasi yang tadi diberikan oleh Alana. Yeah waktu yang dibutuhkan untuk ke tempat Alana tidak jauh sehingga ia cepat sekali untuk sampai.

Melamun mulu, ntar kesambet si penunggu pohon itu baru tau rasa kamu. Canda Putra sambil menepuk pundak Alana.

Apaan sih Uta, kata Alana sambil memukul tangan Putra.

Putra pun bergabung duduk dengan Alana di bangku taman tersebut. Setelahnya ia lalu membuka suara, namun kali ini terdengar begitu serius.

Apa kamu masih ada rasa sama Archio? Tanya Putra.

Alana langsung memalingkan wajahnya ke arah Putra karena baru kali ini Putra menanyakan hal tersebut. Biasanya laki-laki itu acuh tak acuh terhadap Archio bahkan ia hanya memukuli wajah Archio.

Namun kali ini berbeda karena laki-laki itu hanya bertanya tetapi dengan nada yang terkesan serius.

Aku udah gak ada rasa sama dia. Dulu memang aku sangat menyukainya, namun sekarang udah gak lagi karena aku udah terlanjur kecewa sama dia. Terang Alana panjang.

Namun Putra tidak percaya dengan perkataan gadis itu sepenuhnya. Mungkin yang ia percaya ialah di bagian kalimat "kecewa sama dia" namun bagian kalimat yang lainnya tidak.

(sebenarnya aku masih sayang sama Archio. Jujur aku sangat mencintainya meskipun dia udah buat aku sakit hati, tetapi aku gak bisa berterus terang sama kamu karena aku gak mau kamu menganggap aku jadiin kamu sebagai pelampiasan. Aku udah jatuh cinta sama kamu tetapi belum 100%.) batin Alana sambil tersenyum ke arah Putra.

Ya sudah kalo gitu, yuk pulang. Balas Putra menanggapi ucapan Alana tadi.

Ehh tunggu dulu, kata Alana sambil menahan pergelangan tangan Putra karena laki-laki itu sudah berdiri dan ingin berjalan.

Putra langsung menoleh ke arah Alana seolah bertanya 'ada apa?'.

Kamu belum ngerjain hukuman mana boleh pulang gitu aja. Jangan bilang kamu mau kabur? Tuding Alana sambil menyipitkan matanya.

Gak lah sayang. Ini aku mau antar kamu pulang baru lah aku kembali ke sekolah. Jelas Putra.

Ya sudah kalo gitu kita langsung ke sekolah aja biar aku bantuin kamu sama Jefri sekalian aku mau ketemu sama bu Ranti soal kejadian tadi. Balas Alana.

Ya sudah, yuk berangkat. Kata Putra sambil menarik tangan Alana dengan lembut menuju ke tempat parkiran motornya.