Bekerja sebagai pelayan di Mansion seorang Mafia???
Grace memutuskan menjadi warga tetap di LA dan bekerja sebagai seorang Maid di sebuah Mansion mewah milik seorang mafia kejam bernama Vincent Douglas. Bukan hanya kejam, pria itu juga haus Seks wow!
Namun siapa sangka kalau Grace pernah bekerja 1 hari untuk berpura-pura menjadi seorang wanita kaya yang bernama Jacqueline serta dibayar dalam jumlah yang cukup dengan syarat berkencan satu malam bersama seorang pria, namun justru itu malah menjeratnya dengan sang Majikannya sendiri, tuanya sendiri yang merupakan seorang Vincent Douglas.
Apakah Grace bisa menyembunyikan wajahnya dari sang tuan saat bekerja? Dia bahkan tidak boleh resign sesuai kontrak kerja.
Mari kita sama-sama berimajinasi ketika warga Indonesia pindah ke luar negeri (〃゚3゚〃)
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMLMM — BAB 10
TERBONGKAR??????????
Lidah basha dan hangat milik Vincent menyentuh kulitnya yang berkeringat dingin akibat ulah tuannya.
Grace menelan ludahnya dengan mata terpaku hingga degupan tak ada hentinya. Dengan cepat dan berani, wanita itu menyahut tangannya hingga terlepas dari tuannya. “Ma-maaf Tuan.” Ucapnya yang kini sudah berdiri tegak.
Vincent masih tidak menatapnya dan hanya fokus ke depan dengan sorot tajam.
“Temui dia jika ingin menemuinya.” Ucap Vincent tiba-tiba.
Ucapan tuannya membuat Grace terkejut dengan wajah paniknya. “Em.. Aku, aku tidak mengenalnya.” Balas Grace menyatukan kesepuluh jari tangannya.
Vincent menoleh ke arah maidnya yang kini terlihat sekali kegugupannya. Cukup lama dia memandanginya hingga Grace salah tingkah sendiri.
“Good.” Ucap pria itu meneguk wine penuhnya di gelas dengan santai.
Tak lama Jacqueline datang dan Grace pamit pergi. Kedua wanita itu sempat berpapasan hingga saling memandang seolah saling berbincang dalam hati.
Tak ingin ketahuan, wanita cantik dan berbalut dress seksi itu kembali duduk dengan senyuman miringnya. Sementara Grace keluar dari ruang tamu dan bersandar di dinding sambil menarik napas dalam-dalam.
“Hampir saja Grace.... Hffuuu— ” gumam nya sungguh hampir setengah mati dia berada di ruangan tersebut.
Grace tak percaya Vincent akan menemui Jacqueline di Mansion. Bahkan wanita kaya itu juga tak tahu kalau Grace bekerja sebagai maid di sana.
“Sedang apa Grace?” tiba-tiba seorang maid lainnya yang memiliki kulit cokelat bernama Sia baru saja memergokinya tengah membuang napas panjang serta berkeringat.
“Ti-tidak ada. Aku baru saja mengantar minuman untuk tamu!” ucap Grace tersenyum tipis lalu pergi dari sana.
Sementara di dalam ruang tamu. Jacqueline cukup cerewet, sangat berbeda saat mereka pertama kali bertemu.
“Aku tidak tahu jika kau... pria yang sangat tampan semakin harinya!” goda wanita bersuara lembut itu. Usia Jacqueline masihlah 25 tahun, lebih muda dari Grace.
Sebagai pria yang dingin dan tak banyak bicara, Vincent hanya memperhatikannya saja tanpa berkomentar. Setelah wanita di depannya selesai mengoceh. “Sudah selesai?”
Jacqueline mengigit bibir bawahnya, menahan rasa malunya.
“Tinggalkan kami.” Pinta Vincent sedikit tegas kepada para penjaga dan Jack yang kebetulan masih berada di sana. Mereka segera pergi hingga ruang tamu hanya menyisakan dua orang saja— Vincent dan Jacqueline.
Manik mata Jacqueline bergerak mengikuti kepergian anak buah Vincent.
“So. Apa yang ingin kau periksa?!” tanya Jacqueline masih bersandar dengan kepala sedikit mendongak. Kedua kaki jenjangnya ia naikkan ke atas meja dan bertumpu.
Tak ada pergerakan dari pria di depannya. Vincent hanya menatap ke kaki Jacqueline yang beralas high heels abu-abu. Paha putih ya terekspos jelas saat dia menaikkan kedua kakinya.
“Aku dengar... kau sangat menyukai play sex!” ujar wanita cantik itu tanpa malu. Memang seperti itulah gaya hidup Barat, mereka akan terus terang dengan lawan bicaranya.
Tanpa membalasnya, pria itu beranjak dari duduknya sambil membawa gelas berisi wine. Vin menuangkan air wine tersebut ke atas kaki telanjang Jacqueline hingga ke pahanya sampai wanita itu memejamkan matanya karena merasakan sensasi lain.
“Dan kau salah berbicara dengan orang seperti ku.” Pyarr! Gelas kaca tadi dibanting begitu saja, jari keras Vin bergerak dari pergelangan kaki Jacqueline naik ke atas hingga paha, menampung air wine tadi ke jarinya lalu memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulutnya.
Melihat hal itu, Jacqueline tersenyum senang sampai dia melupakan sesuatu yang seharusnya membuatnya selalu waspada.
Tangan kanan wanita itu mulai bergerak ke kaki Vincent, merambat ke atas hingga ke kemaluan pria itu. Sambil mendongak, ia menatap penuh nafsu, sedangkan Vincent masih menatapnya datar dengan rahang tegasnya.
Wanita itu meremas kepemilikan Vin sampai pria itu langsung mendorongnya kasar hingga bersandar ke punggung sofa.
“Aku sangat membenci wanita yang bermain dengan milikku tanpa ku pinta.” Bisik Vincent bernada sensual.
Bukannya kesakitan akibat tekanan tangan pria itu di lehernya, Jacqueline malah menikmatinya sambil tersenyum puas. “Kalau begitu perintahkan aku!” balas balik Jac menyeringai sambil mendekatkan bibir seksinya ke garis bibir Vincent hingga hampir saja bersentuhan saking dekatnya.
Pria itu mengerutkan alisnya. Dia mulai meraba paha wanita itu, masuk ke dalam dress dan terus merabanya hingga Jacqueline mendesis penuh godaan.
Kedua tangan wanita itu masih mengalung ke leher Vincent. Saat dia hendak mencium bibir mafia tersebut, Vincent langsung berdiri tegap kembali dan kembali ke sofanya dengan posisi duduk seperti semula.
Melihat hal itu, Jacqueline keheranan, apalagi melihat ekspresi datar Vincent membuatnya menyeringai penuh tanya. “Apa tubuhku kurang menggoda mu?”
“Actually..... Ya!” jawab jujur Vin seketika membuat wanita itu menatap kesal tanpa senyuman.
Hendak membuka suara, Vin menyelanya lebih dulu. “Kau melupakan satu hal Nyonya Jacqueline. Mempertanyakan sesuatu yang jelas karena kita sudah pernah bermain sebelumnya. Sangat aneh jika kau menginginkan sex bersamaku, padahal kau sangat menolak keras waktu itu.” Vin menyeringai licik sedangkan wanita di depannya tertegun hingga tak bisa berkata-kata.
Seringaian Vin hilang dan bertukar dengan ketajaman matanya yang kini beralih menatap Jac. “Siapa dia?” tanya pria itu bernada rendah namun sangat membuat kulit merinding.
Jacqueline terkejut mendengar pertanyaan seperti itu.
Masih tidak ada jawaban, Vincent mencoba tenang karena dia tidak suka dibodohi apalagi dibohongi oleh seseorang. Dia tidak ingin lepas kendali, jika itu sampai terjadi maka sudah dipastikan Jacqueline akan mati di tangannya pada saat itu juga.
“Go.” Pintanya masih menatap tajam.
Kedua orang tadi saling memandang datar.
“Fuck you.” Umpat Jacqueline meriah tasnya lalu beranjak pergi.
Vincent tak memperdulikan umpatan wanita tadi dan hanya meriah botol wine lalu meminumnya dengan wajah kesal. Rupanya dia sudah dibohongi. Bahkan ia tak menemukan tanda bekas di paha kiri Jacqueline saat ia merabanya tadi.
Vincent beranjak dari kursinya dan keluar dari ruangan tersebut.
“Kau sudah membersihkan meja dapur?” tanya Maida yang selalu memperhatikan para maid di sana. Wajarlah karena dia kepala pelayan yang harus mengatur semua pekerjaan para maid.
“Sudah!” jawab Grace tersenyum tipis.
“Kalau begitu segera bersihkan meja ruang tamu.” Pinta Maida sambil meneliti semua meja dan dekorasi meja agar terhindar dari debu.
“Bibi Maida!” panggil Grace membuat Maida menoleh.
“Apa lagi?”
“Apa di ruang tamu tuan Vincent dan tamunya sudah pergi?” tanya wanita itu pelan.
“Mana aku tahu. Cepat pergi dan bersihkan sekarang juga.”
Mendapat penegasan seperti itu, Grace segera bergegas ke ruang tamu sambil membawa lap serta nampan besar di sana.
Sebelum masuk, dia sudah berdoa dan berharap tidak seseorang di sana. Jika Maida menyuruhnya membersihkan meja ruang tamu, itu artinya keadaan sudah sepi.
Grace melangkah masuk dan berjalan mengendap-endap sembari mengamati keadaan di sana yang memang sudah sepi dan hening. “Hhffuuu— kau beruntung Grace. Ayo bersihkan dengan cepat lalu segera pergi.” Gumamnya kepada diri sendiri dan langsung bergerak membersihkan meja serta lantai di sana.
...°°°...
Hai guyss!!!! Bagaimana menurutmu kalian bab kali ini, saya benar-benar kebingungan namun untungnya sudah lancar 😌
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!
Like ☑️
Coment ☑️
Vote ☑️
Rate 🌟 5 ☑️
Favorit ☑️
Thanks and See Ya ^•^