#Pembaca Pikiran #
Bugh..Bugh... Bugh...
" Pergi! Pergi! Jangan buat para pelanggan aku jijik melihat mu!
" Paman kau jahat sekali pada teman aku!"
" Apa teman kamu? Sejak kapan kau punya teman seperti gembel itu?"
Anak laki laki itu bisu. (Walaupun sebenarnya dia memiliki sebuah kemampuan khusus yang tidak seorang pun tahu.) Dia tidak tahu siapa orang tuanya. Dia di temukan di waktu hujan deras di dekat pembuangan sampah kota itu. Dan di pungut oleh seorang pemulung, yang tiga hari lalu meninggal. Karena dia tidak tahu anak itu anak siapa? pemulung itu pun dulu memberi nama anak laki laki bisu tadi dengan nama REED , yang dia doakan kelak anak malang itu akan menjadi seorang penguasa.
Bagaimana kelanjutan hidup Reed ? Apakah dia akan bertemu dengan orang tua kandungnya? Apakah kemampuan khusus yang Reed sembunyikan itu? Semoga suka dengan karya kelima aku ini. Happy reading Tetap Berikan dukungan kalian yang sangat berharga buat author ya. Thank you so much...muah muah😘🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Syalendra sudah tidak tahan lagi untuk tidak menanyakan langsung semua dugaannya tentang laki laki yang ada di depannya itu.
Suara itu dan semua kejadian yang dijelaskan itu membuat Syalendra langsung menangkap satu hal. Pria di depannya adalah pria yang Tidak lama dia kenal .
" Anda... Anda... Dokter Alkish?"
" Kenapa tuan mengira saya dokter Alkish? Wajah kami tidak sama tuan. Bagaimana saya adalah beliau?"
" Tidak. Saya tidak mungkin salah. Suara anda sangat familier di pendengaran saya. Dan kejadian di ruangan dokter Alkish kemarin tidak ada orang luar yang mengetahui hanya ada Reed dan dia Pengawal saja yang tahu kejadian di kantor dokter Alkish saat itu. Tinggi badan anda, ukuran badan ada, dan parfum ini. semua adalah yang di pakai oleh dokter Alkish dan semua adalah mirip dengan dokter Alkish."
" Tapi kami punya wajah yang sangat berbeda, bagaimana anda mengira saya dokter itu tuan Syalendra. "
" Dokter Alkish, saya sudah baik pada anda. Tapi trik apa yang anda mainkan ini sungguh membuat saya tidak menyangka Dokter."
Pria asing itu tiba tiba berdiri dan meninggalkan Syalendra begitu saja.
Membuat Syalendra semakin yakin jika laki laki itu adalah Dokter Alkish, walaupun wajah mereka beda sekali.
Syalendra langsung menelpon dokter Alkish.
" Selamat malam tuan, ada apakah malam malam seperti ini menelpon saya? Apakah ada yang perlu saya bantu?"
" Maaf Dokter , dokter ada dimana. bolehkah saya bertemu dengan dokter malam ini. Ada yang saya ingin bicarakan. Maaf adakah dokter ada waktu malam ini?"
" Baiklah tuan , kebetulan saya baru selesai mengoperasi pasien saya. Jadi saya sudah senggang."
" Baiklah dokter saya akan kesana sekarang."
Dokter Alkish hanya menyunggingkan senyuman tipis dan seringai tipisnya. Sambil menutup ponsel pintarnya.
" Saya tunggu tuan Syalendra yang terhormat." gunam Dokter Alkish dalam hatinya. Sambil menampilkan smirk di bibir tipisnya.
Tak lama kemudian Syalendra datang dan masuk ke ruangan kerja Dokter Alkish.
Sebelum itu Syalendra datang ke bagian administrasi dan menanyakan jadwal dokter Alkish beberapa jam yang lalu.
" Apa... Jadi dokter Alkish benar benar tidak meninggalkan rumah sakit ini dan sibuk mengoperasi pasien? Jadi pria tadi memang bukan dokter Alkish? Lalu siapakah pria itu? Kenapa dia malah tahu semua kejadian yang terjadi di ruangan Alkish saat itu?" tanya Syalendra dalam hati saat beliau dalam perjalanan ke ruangan kerja sang dokter.
" Selamat malam dokter. Maaf saya tidak tahu waktu sampai malam malam kemari menemui dokter yang baru saja selesai mengoperasi pasien."
" Tidak apa apa tuan Syalendra. Daripada anda tidak tenang jika anda menundanya sampai besok. Jadi ada apa? Adakah yang bisa saya bantu?"
" dokter Alkish maafkan saya. Dan ijinkan saya bertanya apakah anda mempunyai saudara kembar?"
" Kenapa tiba tiba anda menanyakan ini tuan?"
" Maafkan saya yang kurang pantas menanyakan ini. Tapi saya sungguh di buat penasaran. "
" Apakah itu tuan?"
" Tadi malam sekitar pukul delapan say bertemu dengan seorang pria yang mirip dengan anda. Jadi saya kira anda memiliki saudara kembar?"
" Maaf tuan. Saya tidak pernah punya saudara kembar. Saya adalah anak tunggal ayah saya. "
" Baiklah. Maaf jika saya salah. Tapi apakah anda sudah menemukan papa kandung Reed?"
"Masih belum anda informasi tuan. Apakah tuan memiliki informasi penting?"
" iya. Pria yang mirip anda tadi. Mengaku bahwa dia adalah papa kandung Reed. Tapi saat saya bertanya apakah dia adalah dokter Alkish, beliau langsung pergi meninggalkan saya. " jawab Syalendra sambil menundukkan kepalanya.
" Benarkah? Pasti Reed akan bahagia bisa bertemu dengan papa kandungnya. "
" Dokter Alkish saya mohon demi kebaikan Reed apakah dokter bisa membawa Reed untuk bertemu ayah kandungnya. Saya akan hubungi pria itu untuk datang. "
" Akan saya jadwalkan dan jika sudah terjadwal saya akan hubungi tuan Syalendra. "
Alkish pun tersenyum pada Syalendra dan berjabat tangan tanda dia menyetujui rencana itu.
Syalendra pun akhirnya langsung pulang juga karena hari itu sudah malam sekali.
Dokter Alkish hanya memandangi punggung Syalendra yang sudah menjauh dengan diam sambil menampilkan smirk iblisnya.
" Nikmati saja permainan aku tuan Syalendra. Ini karena kamu dulu terlalu bodoh mudah sekali di bohongi dan di tipu serta diperdaya. Di goda dan akhirnya mempercayai semua ucapan ular betina itu. Ini semua belum apa apa dibandingkan dengan fitnah Devina pada Sherina ! Hingga Sherina diusir dan dibuang orang tuanya sendiri karena berita itu. semua ini belum seberapa Syalendra!!! Penderitaan yang kau alami masih berat penderitaan Sherina. Jadi nikmati saja permainan ini. Kau pasti akan merasakan bagaimana di tinggalkan orang yang paling kau cintai. Luka ini tidak sebanding Syalendra!!!!!"
Teriak dokter Alkish di ruangan rahasianya. Sehingga tidak ada yang mendengarnya.
"Reed kau pasti sudah tahu semuanya. Hingga kau sekarang sedang memikirkan apa yang akan kau lakukan.
"Maafkan om. Karena Om harus lakukan ini semua demi kebaikan kamu sendiri. semoga kau bisa memahami situasinya nanti suatu saat nanti. "
Bersambung...