"Kak Zavin kenapa menciumku?"
"Kamu lupa, kalau kamu bukan adik kandungku, Viola."
Zavin dan Viola dipertemukan dalam kasus penculikan saat Zavin berusia 9 tahun dan Viola berusia 5 tahun. Hingga akhirnya Viola menjadi adik angkat Zavin.
Setelah 15 tahun berlalu, tak disangka Zavin jatuh cinta pada Viola. Dia sangat posesif dan berusaha menjauhkan Viola dari pacar toxic-nya. Namun, hubungan keduanya semakin renggang setelah Viola menemukan ayah kandungnya.
Apakah akhirnya Zavin bisa mendapatkan cinta Viola dan mengubah status mereka dari kakak-adik menjadi suami-istri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
"Viola, aku kira kamu tidak masuk kelas lagi," kata Dika sambil berdiri di samping Viola.
Tiba-tiba Viola menarik tangan Dika dan mengajaknya bicara berdua di dekat tangga yang cukup sepi. "Aku mau bicara sama kamu," kata Viola dengan serius.
"Ada apa? Kamu kangen sama aku?" Dika tersenyum kecil sambil mengusap pipi Viola tapi Viola segera mengelaknya.
Viola tersenyum tipis, tapi bukan senyuman hangat yang biasanya ia tunjukkan. Ia mendekatkan wajahnya ke Dika, begitu dekat hingga Dika secara refleks menutup matanya, mungkin membayangkan Viola akan menciumnya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya—Viola dengan cepat menyundul dahi Dika dengan keras.
"Aduh!" seru Dika sambil memegangi dahinya yang terasa sakit. Ia terkejut, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. "Aku kira kamu mau cium aku," ucapnya.
Viola tertawa sinis. "Cium?" ucapnya, menatap Dika dengan tatapan dingin dan menyindir.
Dika yang merasa disudutkan mencoba mengganti suasana. "Selama kita pacaran kita belum pernah ciuman," ia mendekati Viola lagi, mencoba meraih tangan gadis itu, namun Viola dengan cepat menghindar. Dika tak menyerah, tangannya mencengkeram lengan Viola, seolah ingin menahannya agar tidak kabur.
Viola tertawa kecil, namun tawa itu terdengar getir. "Buat apa ciuman sama aku? Kamu juga nggak benar-benar cinta sama aku, kan? Lagian, kamu udah dapat jatah dari Raisa."
Perkataan Viola bagai petir yang menyambar Dika. Wajahnya seketika berubah tegang. "Raisa? Maksud kamu apa?" tanyanya.
Tatapan Viola yang tajam menusuk Dika, seakan ia telah mengetahui rahasia yang selama ini disembunyikan. "Kamu pikir aku nggak tahu? Kamu berani-beraninya video call aku setelah tidur bareng Raisa! Gila!" Viola menekan setiap kata dengan amarah.
"Darimana kamu tahu?" Dika mencoba menutupi keterkejutannya.
Viola membuang wajahnya ke samping, mengambil napas panjang, menahan rasa sakit yang sudah tak tertahankan lagi. "Aku lihat kaos Raisa di tempat tidur kamu. Kamu masih mau mengelak?"
"Kaos? Itu kaos aku!" Dika mencoba berbohong.
Viola menggeleng dengan kecewa. "Jangan pernah bohong sama aku. Aku udah tahu semuanya. Mulai sekarang, kita putus!" Viola berbalik dan akan pergi, namun sekali lagi Dika menahan tangannya.
"Vio, tunggu! Dengar penjelasanku dulu!"
"Penjelasan apa? Semuanya udah jelas!" Viola menatap Dika dengan mata yang berkilat penuh amarah.
Dika tak melepaskan tangannya dan semakin mencengkeramnya lebih erat. "Vio, siapa yang betah pacaran sama kamu kalau kamu nggak pernah bisa disentuh sama sekali?"
"Jadi maksud kamu aku harus jual murah diriku hanya demi pacaran sama kamu? Gak ada untungnya sama sekali!" Viola berusaha melepaskan diri, tapi Dika tak mau melepaskannya.
"Aku pernah dengar kamu tanya tentang brother complex sama Raisa. Jangan-jangan kamu punya hubungan terlarang sama kakak kamu sendiri. Makanya dia protektif banget sama kamu!" Dika justru balik menuduh Viola.
"Lepaskan! Itu bukan urusan kamu!" Viola berusaha menarik tangannya tapi Dika tak juga mau melepasnya.
Tiba-tiba, sebuah pukulan keras menghantam perut Dika dan membuatnya terhuyung ke belakang. Ia melepas genggamannya pada Viola.
"Ryan!" Viola menutup mulutnya melihat Ryan datang dan menghajar Dika.
"Ini bukan urusan lo!" Dika mencoba melawan, namun Ryan dengan cepat menepis pukulannya.
"Memang bukan urusan gue," ucap Ryan sambil memukul pipi Dika lagi. "Tapi gue nggak akan diam aja liat lo bohongi Viola! Gue tahu lo udah main belakang sama Raisa dari lama!"
Viola terperangah mendengar pengakuan Ryan. Sudah lama? "Stop! Dika, jangan pernah dekati aku lagi! Dan jangan biarkan Raisa mendekati aku juga, atau aku akan buat perhitungan dengannya!"
Tanpa menunggu balasan dari Dika, Viola segera berbalik dan berjalan pergi dengan langkah cepat. Saat itu, Raisa muncul dari ujung koridor dan berpapasan langsung dengan Viola. Gadis itu tampak terkejut melihat Viola, namun Viola hanya tersenyum sinis, matanya menyiratkan penghinaan.
"Dasar pengkhianat," ucap Viola dingin. "Selama ini gue sering bantuin lo, tapi ternyata lo nusuk gue dari belakang. Lo ambil aja Dika! Gue nggak butuh barang bekas kayak dia."
Raisa yang tak mengerti sepenuhnya apa yang terjadi mencoba menyela, "Apa maksud kamu, Vio?" tanyanya dengan bingung.
Viola tak menggubris pertanyaan Raisa. Ia berjalan jenjang menuju kelas, meskipun sebenarnya ia sangat malas mengikuti kelas hari itu.
...***...
Setelah kelas Viola selesai, ia berjalan menuju tempat parkir. Ia tidak peduli jika tidak punya teman di kampusnya yang penting ia cepat menyelesaikan pendidikannya dan segera lulus.
Langkahnya berhenti saat melihat Ryan yang juga sedang mengambil sepeda motornya.
"Kamu tahu darimana masalah Dika?" tanya Viola sambil mendekati Ryan.
Ryan urung memakai helmnya. Dia kini menatap Viola yang berdiri di dekatnya. "Sejak aku mengikuti kamu. Hubungan mereka memuncak saat kamu ke klub malam lalu kamu ditarik pulang sama Kak Zavin."
"Kenapa kamu baru bilang?" tanya Viola.
Ryan semakin menatap Viola. "Karena aku kira kamu sudah putus sejak kejadian itu. Lagian, aku udah gak ditugaskan lagi mengikuti kamu."
"Iya, aku memang sudah mau putus sama Dika sejak saat itu. Aku udah gak pernah lagi jalan sama dia." Kemudian Viola duduk di atas motornya tapi ia tak juga melajukan motornya.
"Apa kamu anak kandungnya Pak Victor?" tanya Ryan tiba-tiba yang membuat Viola terkejut.
Darimana Ryan tahu hal itu?
Thanks Mbak Puput
Ditunggu karya selanjutnya ❤️
perjuangan cinta mereka berbuah manis...
Semoga cepat menghasilkan ya, Zavin
semoga cepat diberi momongan ya ..
udah hak Zavin...
😆😆😆
Siapa ya yang berniat jahat ke Viola?