NovelToon NovelToon
Salahkah Aku Mendua

Salahkah Aku Mendua

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Teman lama bertemu kembali / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:184.3k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Aku adalah Dara, aku pernah menjalin hubungan dengan Bastian semasa sekolah, tapi karena tidak direstui, akhirnya hubungan kami kandas.

Akhirnya aku menikah dengan seseorang laki-laki lain, Lima tahun kemudian aku bertemu dengan Bastian kembali, yang ternyata sudah menikah juga.

Pernikahanku yang mengalami KDRT dan tidak bahagia, membuatku dan Bastian menjalin hubungan terlarang setelah Lima Tahun.

Salahkah, aku Mendua ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Lima

Dara duduk dengan gelisah di salah satu kafe. Dia janjian bertemu dengan pria yang dijodohkan Paman Andi. Mereka sepakat bertemu di sini saja, tanpa saudara yang lain.

Beberapa saat kemudian, seorang pria berjalan menuju meja tempat Dara duduk. Dia memang memberikan kode pada meja agar memudahkan pria itu mencarinya.

"Apa kamu yang bernama Dara?" tanya pria itu dengan sopannya.

Dara lalu tersenyum. Dia berdiri untuk menghargai orang itu.

"Benar, saya Dara. Apakah kamu Mas Rico?" Dara balik bertanya.

"Benar, saya Rico," jawabnya dengan mengulurkan tangan sebagai kenalan. Dara lalu menyambutnya dengan tersenyum.

Pria itu, yang bernama Rico tampak sangat ramah. Senyum merekah dari sudut bibirnya.

"Boleh aku duduk di sini?" tanya Rico dengan sopan.

"Tentu saja, Mas. Silakan ...!" jawab Dara.

Dara dan Rico duduk saling berhadapan, keduanya saling tersenyum tanpa mengeluarkan kata sepatah pun. Tampak sekali mereka berdua sangat gugup.

"Mas, mau pesan apa? Biar aku pesankan dengan pelayan. Maaf, tadi aku pesan duluan," ujar Dara.

"Tak perlu minta maaf. Biasa saja. Aku yang seharusnya minta maaf karena datang sedikit telat," balas Rico.

Dara hanya membalas dengan senyuman ucapan pria itu. Dia lalu memanggil pelayan dan meminta Rico memesan langsung apa yang dia inginkan.

Sambil makan mereka berbincang hal apa saja. Dara akhirnya memutuskan menerima saja pernikahan ini. Sepertinya Rico bukan pria yang buruk, pikirnya dalam hati.

"Mas, jika kamu memang serius ingin menikahi ku, datanglah dengan kedua orang tuamu. Temui pamanku, karena dia yang mewakili kedua orang tuaku.

"Pasti itu Dara. Aku akan secepatnya menemui pamanmu. Aku serius ingin membina rumah tangga denganmu. Semoga nantinya kita dapat bersama mengarungi kehidupan baru dengan saling menghargai dan saling melengkapi kekurangan masing-masing," ucap Rico.

Setelah berbincang cukup lama, mereka berdua pamit. Awalnya Rico bermaksud mengantar Dara hingga ke rumah, tapi tak jadi setelah mengetahui gadis itu datang dengan sepedanya.

Dara langsung masuk ke rumah. Dia telah memutuskan untuk menikah dengan Rico. Tak ada gunanya menunggu Bastian. Jika pria itu memang mencintainya.Tentu saja akan berusaha memberikan kabar sesibuk apa pun hari-harinya.

"Tuhan, terima kasih karena sudah pernah menitipkan rasa yang begitu luar biasa pada saya untuk seseorang. Setidaknya saya pernah menemukan sosok yang membuat saya mencintainya dengan rasa yang begitu dalam. Dia, laki-laki yang mengajarkan saya titik tertinggi mencintai yaitu dengan mengikhlaskan. Dia membuat saya jatuh cinta sejatuh-jatuhnya. Dia laki-laki yang saya cintai dengan tiba-tiba dan mengikhlaskan secara terpaksa," ucap Dara dalam hatinya. Dia menghapus air matanya yang jatuh membasahi pipi.

"Ketika saya berusaha untuk terbiasa tanpanya, rasanya saya hampir gila karena melawan rindu. Saya pernah sabar karena menahan diri untuk tidak mencarinya, bahkan saya menangis terisak saat mengingatnya. Lantas jika takdir saat ini kami tidak bisa lagi bersatu, maka tolong bantu saya dengan rasa ikhlas. Sebab melepaskannya adalah keterpaksaan yang benar-benar nyaris membuat saya membenci takdir saya sendiri. Tuhan, bantu saya agar tetap berjalan dalam kebenaran."

***

Akhirnya tiba waktu pernikahan Dara dan Rico. Udara segar pagi itu penuh harapan dan kegembiraan. Di sebuah masjid yang sederhana namun cukup ramai, Dara dan Rico bersiap untuk mengikat janji suci mereka. Acara yang dirancang sederhana ini tetap dipenuhi dengan makna yang mendalam.

Dara sudah berdiri di depan cermin besar di kamarnya. Ia mengenakan kebaya putih sederhana. Gadis itu memang meminta pada keluarga besarnya untuk merencanakan pernikahan secara sederhana saja.

Sementara itu, di sisi lain, Rico juga sedang bersiap. Dia mengenakan baju koko berwarna putih, dipadukan dengan sarung yang menggambarkan kehangatan dalam sebuah pernikahan. Rekan-rekannya sudah ramai berkumpul, siap mendukung proses ijab Qabul mereka.

"Rico, kamu siap untuk mengucapkan ijab? Jangan sampai salah lho," canda teman dekatnya.

"Saya sudah berlatih berkali-kali. Ini momen yang tidak mungkin salah," jawab Rico sambil mengusap keringat dinginnya.

Di dalam masjid, suasana tenang namun tegang. Para tamu, terdiri dari keluarga dan sahabat terdekat.

Dara melangkah pelan menuju tempat di hadapan penghulu yang sudah menunggu. Ia merasakan situasi yang tenang, hanya detak jantungnya yang memenuhi telinga. Rico sudah berada di sana, siap untuk mengucapkan janji suci.

Dengan suara tenang, penghulu memulai prosesi. "Hari ini kita akan menyaksikan dua insan bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Apakah kamu, Dara, menerima Rico sebagai suami tanpa paksaan?"

Dara menjawabnya dengan suara pasti. Setelah itu barulah ijab kabul di mulai. Semua tamu undangan mendengar dengan suasana hening hingga akhirnya kata sah terdengar dari ucapan para saksi.

Saat ini Rico dan Dara telah resmi menjadi pasangan suami istri. Keduanya menjalani prosesi pernikahan hingga foto bersama keluarga.

Kedua orang tua Bastian tampak yang paling bahagia melihat Dara telah sah menjadi istrinya Rico.

Setelah akad nikah, acara dilanjutkan dengan resepsi yang sederhana di rumah Dara. Tenda putih dipasang rapi, dihiasi bunga-bunga segar.

"Selamat menikah, Dara dan Rico! Semoga menjadi pasangan yang sakinah, mawaddah, dan warahmah," ucap salah satu tetangga, Bu Ani, ketika mereka berdua mulai menerima ucapan selamat.

Satu persatu tamu undangan dan keluarga memberikan selamat. Dara tak bisa menahan rasa haru, setiap bibi atau tante-tantenya memberikan ucapan selamat, air mata jatuh membasahi pipi, teringat pada kedua orang tuanya yang telah tiada, terutama sang ibu.

Setelah makan, saatnya bagi kedua mempelai memberikan sambutan. Rico berdiri dan mengambil mic. "Pertama-tama, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir. Ini adalah momen spesial bagi kami," ucapnya.

Dara melanjutkan, "Kami berdua berjanji untuk saling menjaga, menghargai, dan mendukung satu sama lain, dalam suka dan duka."

Keluarga dan teman-teman memberikan tepuk tangan meriah. Mereka tahu, bahwa ini bukan hanya sebuah pernikahan, melainkan awal dari perjalanan baru yang penuh harapan.

Setelah resepsi, acara dilanjutkan dengan doa bersama. Ustad yang memimpin memohon kepada Allah agar pernikahan Dara dan Rico diberkahi. "Semoga kalian menjadi pasangan yang harmonis dan diberi keturunan yang soleh dan solehah," doanya.

Dara dan Rico berdiri rapi di depan, merasakan betapa berartinya momen ini. Saat-saat doa itu adalah saat yang paling menyentuh. Air mata tak tertahan mengalir di pipi Dara, sementara Rico mengusap lembut punggung tangannya.

Dara teringat kembali ibunya. Jika saja wanita yang telah melahirkan dirinya itu masih ada, mungkin dia belum menikah. Bukannya tak ikhlas menerima takdir, tapi sebenarnya dia masih belum siap menikah. Semua dia lakukan hanya agar kerabatnya tak selalu memaksa lagi.

"Bastian, usai sudah cinta kita. Semoga kamu dan aku bisa menemukan kebahagiaan. Semoga kita bertemu dengan versi yang berbeda suatu hari nanti."

Mungkin selama ini aku saja yang terlalu berharap hingga aku lupa dengan takdir-Nya bahwa bagaimana aku menginginkannya, yang bukan untukku, maka tak akan pernah menjadi milikku atau Sang Kuasa memberiku kehilangan agar aku sadar, bahwa tiada tempat yang paling abadi kecuali hanya berharap dan berlindung kepada-Nya. Dari sana aku mencoba memahami bahwa, Mungkin saja selama ini aku terlalu mencintai makhluk-Nya hingga aku lupa mencintai pemilik-Nya, Hingga setiap luka yang aku alami begitu sulit untuk aku bangkit kembali.

1
Hani
kasihan Dara, dia jadi korban padahal dia gak salah apapa
Susanti Wahyuningsih
Luar biasa
Safa Almira
rasain
Safa Almira
bagus
Dwi ratna
Luar biasa
Dwi ratna
Lumayan
Bunga
maampuus lelaki egois ditinggal saja cari yg baru
Bunga
ini cuma novel tapi bikin mewek
Bunga
orang tua yg egois akan menghancurkan anaknya sendiri pasti sebagai orang tua seharusnya mendukung asal anaknya dijalan yg benar kalau keliru ya dinasehati
Fitria Syafei
mama mantaf 😍😍😍
Eva Karmita
Alhamdulillah bahagia selalu untuk TiDar ❤️🥰
Siti Zuriah
akhir nya keluar jg kata restu nya dr papa nya bastian, ya memang shrs nya papa nya bastian dr dulu memberikan restu bwt bastian karna papa bastian liat sendiri kn klo kebahagiaan bastia ada dkt dara
Aprisya
Alhamdulilah, akhirnya happy ending juga,, cinta sejati emang membutuhkan perjuangan,,,
sukses selalu mama reni😍😍😍😍😍
Kotin Rahman
Alhmdulillah akire smpe di garis finis kisah cintane BasDar......slalu smgat Mama Reni...👍👍⚘⚘⚘⚘⚘
Eka ELissa
Ahir nya brahir bhgia...
aduh maaf Mak Lom smpt ke cono sibuk..mm🙏🙏🙏ntr saya kejar bap deh mak
Maharani Rani
lanjut
Ida Nur Hidayati
alhamdulillah...ikut bahafia ya Bastian Dara
Retno Harningsih
lanjut
Ninik
berarti yg ini dah tamat ya
yellya
👏🏻👏🏻happy ending,makasih mam ren buat kryanya 🙏🏻🙏🏻👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!