Namanya adalah Ryan Clifford. Dia adalah seorang Pangeran yang akan mewarisi tahta kerajaan Utara. Wajahnya tampan, polos dan sangat sederhana. namun, siapa sangka dibalik kepolosannya itu, tersembunyi kekuatan yang maha dahsyat. dia terlahir membawa takdirnya sendiri. ayahnya yang seorang Raja telah menorehkan sejarahnya sendiri. oleh karena itu, dia juga ingin mencatat sejarahnya sendiri.
walaupun seorang pangeran, tidak sekalipun dia memamerkan identitasnya. dan perjalanannya yang seru di mulai disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
...Bab 18...
Mobil SUV berwarna merah yang dikendarai oleh Violet dan Ryan akhirnya berhenti di sebuah bangunan kantor tiga lantai di mana pada bagian lantai bawah merupakan sebuah apotek besar yang menjual berbagai jenis obat. Pada atas pintu apotek tersebut terdapat tulisan Welber medicine Farmasi.
Selain sebagai apotik terbesar di kabupaten ini, Welber medicine Farmasi juga berafiliasi dengan beberapa rumah sakit dan menjadi pemasok terbesar obat-obatan untuk rumah sakit. Sebagai distributor Welber medicine Farmasi harus berurusan langsung dengan perusahaan-perusahaan yang memproduksi berbagai obat. Dan salah satunya adalah dengan bekerjasama dengan Salazar Family.
Awalnya bisnis mereka bisa dikatakan sangat lancar. Namun beberapa bulan yang lalu, Welber medicine Farmasi mengambil jumlah obat-obatan dalam jumlah yang sangat besar yang mencapai dua puluh juta Dollar dan berjanji akan menyelesaikan pembayaran setelah pihak rumah sakit menyelesaikan pembayaran kepada Welber medicine Farmasi. Akan tetapi, sudah tujuh bulan berlalu, pihak Welber medicine Farmasi sepertinya tidak berniat untuk membayar tagihan hutang mereka kepada perusahaan Salazar Family. Hal ini membuat direktur departemen penjualan mengirim staf mereka untuk melakukan penagihan piutang, berharap Welber medicine Farmasi akan membayar. Namun yang tidak mereka sangka adalah, bukannya membayar hutang, staf mereka pun menerima perlakuan yang kasar serta pulang ke Salazar Family dalam keadaan babak belur.
Mengetahui bahwa Welber medicine Farmasi tidak berniat untuk membayar hutang mereka, wakil presiden di perusahaan Salazar Family pun mengutus ulang staf mereka yang lain. Kali ini berjumlah empat orang. Namun yang terjadi tetap sama. Keempat orang itu kembali dengan hidung bengkok dan mulut Jontor seperti bebek.
Untuk yang ketiga kalinya wakil presiden perusahaan Salazar Family mengirim staf mereka. Dan yang sekali ini mereka bahkan membayar beberapa orang gangster. Namun sepertinya kekuatan yang berdiri di belakang Welber medicine Farmasi cukup kuat sehingga kejadian seperti sebelumnya pun berulang. Dan untuk staf terakhir yang dikirim, sampai sekarang masih belum keluar dari rumah sakit karena mengalami cedera yang sangat serius.
Ryan berdiri sambil menatap papan nama pada bagian atas pintu apotek tersebut sambil tersenyum. Sedangkan Violet yang berdiri di sampingnya terlihat sangat tegang.
"Ryan. Aku takut," katanya sambil mencengkram erat lengan Ryan.
"Hey. Dimana semangat mu yang tadi berapi-api?" Tanya Ryan. Dia merasa lucu. Bukankah tadi Violet bagaikan singa yang garang. Sekarang malah ketar-ketir.
Bagaimanapun, Violet adalah seorang gadis yang memiliki semangat tinggi. Tapi semangat saja tidak cukup karena ketika sampai di sini, baru lah dia menyadari bahwa Welber medicine Farmasi tidak seperti yang dia bayangkan. Jangankan bertemu dengan Welber, melihat empat orang pengawal berbadan tegap yang berjaga di depan pintu pun dia merasa ketakutan. "Ini farmasi atau sarang penyamun?" Pikirnya dalam hati.
"Kalau takut, kita kembali saja," ajak Ryan.
"Tapi.., tapi..,"
"Kalau berani, jangan takut-takut. Kalau takut, jangan sok-sok berani,"
Ryan menarik tangan Violet menuju bagian pintu farmasi tersebut. Kemudian mereka berdua pun disambut oleh empat orang pengawal tadi dengan ramah.
"Anak muda ini. Apakah ada sesuatu yang bisa kami bantu?"
Melihat pengawal tadi bersikap ramah, hati Violet yang bagaikan beduk subuh pun menjadi sedikit tenang.
"Abang ini, tujuan kedatangan kami ke sini untuk bertemu dengan Tuan Welber. Kami adalah utusan dari perusahaan Salazar Family. Maksud kedatangan kami ke sini untuk menagih tunggakan Welber medicine Farmasi. Apakah Abang ini bisa membantu kami untuk bertemu dengan Tuan Welber?" Ryan lah yang berbicara. Sedangkan Violet mengangguk bagaikan burung kakatua.
Mendengar maksud dari kedatangan kedua muda-mudi ini, penjaga tadi sedikit mencibir dengan tatapan kasihan. Dalam hatinya mungkin dia berpikir bahwa kasihan sekali kedua anak muda ini. Yang gadis sangat cantik sedangkan yang lajang tampak sangat tampan. Sayang sekali wajah rupawan mereka akan dihancurkan oleh Welber.
"Anak muda, tuan Welber memang ada di ruangan kerjanya. Tapi sebelum itu, kami ingin menasehati kalian agar mengurungkan niat kalian untuk menagih hutang. Beberapa jam yang lalu juga ada penagih hutang yang dibuat pulang dengan dijemput oleh ambulance karena berusaha untuk menagih hutang. Aku kasihan dengan wajah rupawan kalian. Sayang jika harus dirusak oleh Tuan Welber,"
"Begitu'kah? Tidak masalah bang. Bagaimanapun, izinkan kami mencobanya. Karena ini adalah tugas dari perusahaan, maka kami hanya bisa mengadu nasib dan mencobanya. Masa depan masih misteri. Jadi, apa salahnya mencoba,"
"Baiklah!" Ujar penjaga tadi dengan senyum nakal. Kemudian dia menghampiri resepsionis lalu mengatakan maksud kedatangan sepasang muda-mudi yang berada di luar.
Resepsionis wanita itu menatap Ryan dan Violet. Kemudian dia mengangkat gagang telepon dan menceritakan tentang kedatangan sepasang muda-mudi ini.
Setelah meletakkan gagang telepon, resepsionis tadi meminta kepada penjaga tadi untuk mempersilahkan Ryan dan Violet untuk masuk.
"Adik, silahkan ikuti saya!" Kata Resepsionis itu dengan nada suara datar.
Ryan tidak perduli. Dia menarik tangan Violet untuk berjalan dan mengikuti langkah resepsionis tadi menuju lantai tiga.
Di ruangan kerja Tuan Welber, tampak lelaki berusia sekitar lima puluh tahun sedang menggoda sekretarisnya.
Pakaian sekretaris itu acak-acakan juga dengan rambutnya.
Baru saja Tuan Welber hendak mengeksekusi pinalti, tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu.
Merasakan ada gangguan, Tuan Welber pun menjadi marah dan segera membentak. "siapa di luar?"
"Tuan Welber, saya Melly. Bukankah anda telah berpesan kepada Manager bahwa jika ada yang ingin bertemu dengan anda, maka dipersilahkan untuk datang. Saya sudah menelepon manager dan dia yang mengizinkan saya untuk membawa orang untuk menemui anda," jawab sang Resepsionis sedikit ketakutan. Dia tau kalau dirinya salah jawab, akhirnya akan menjadi buruk.
"Masuk!" Terdengar suara bernada tidak senang dari dalam ruangan.
Resepsionis tadi mendorong pintu. Kemudian dia mempersilahkan Ryan dan Violet untuk memasuki ruangan kerja Tuan Welber.
"Tuan Welber. Kedua anak muda ini adalah staf yang diutus oleh perusahaan Salazar Family untuk menagih tunggakan hutang perusahaan kita," kata Resepsionis tadi menceritakan maksud dari kedatangan Ryan dan Violet. Tak lupa dia melirik ke arah sekretaris pribadi Tuan Welber yang tampak acak-acakan. Ada tatapan kecemburuan pada sorot matanya.
"Hmmm..," tuan Welber mengangguk. Kemudian dia menatap wajah kedua orang yang dibawa oleh resepsionis tadi. Lalu, tatapannya jatuh pada Violet.
Ada hawa hangat menjalar di sekujur tubuhnya ketika melihat seorang gadis yang begitu cantik dengan body yang sangat aduhai. Tidak kecil, dan tidak pula terlalu besar. Ini membuat Tuan Welber berulang kali meneguk ludahnya sendiri. Dia ingin meniduri Violet seketika dan hasrat itu tidak dapat dia sembunyikan.
Violet jelas merasa canggung ditatap seperti itu. Dia menyuruk dan bersembunyi di belakang Ryan yang berdiri bagaikan batu karang yang tak akan goyah diterpa ombak.
padahal ceritanya Sangat Bagus
kereen banget .
lope lope utk mu Thor..
suka banget dgn sifat Ryan..