NovelToon NovelToon
Sedingin Hati Suami Tentaraku

Sedingin Hati Suami Tentaraku

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Kehidupan Tentara
Popularitas:505.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: Hasna_Ramarta

Halwa mencintai Cakar Buana, seorang duda sekaligus prajurit TNI_AD yang ditinggal mati oleh istrinya. Cakar sangat terpukul dan sedih saat kehilangan sang istri.

Halwa berusaha mengejar Cakar Buana, dengan menitip salam lewat ibu maupun adiknya. Cakar muak dengan sikap cari perhatian Halwa, yang dianggapnya mengejar-ngejar dirinya.

Cakar yang masih mencintai almarhumah sang istri yang sama-sama anggota TNI, tidak pernah menganggap Halwa, Halwa tetap dianggapnya perempuan caper dan terlalu percaya diri.

Dua tahun berlalu, rasanya Halwa menyerah. Dia lelah mengejar cinta dan hati sang suami yang dingin. Ketika Halwa tidak lagi memberi perhatian untuknya, Cakar merasa ada yang berbeda.

Apakah yang beda itu?
Yuk kepoin cerita ini hanya di Noveltoon/ Mangatoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Seragam Persit Bekas

Enam bulan kemudian

  "Besok ada rapat Persit di kantor. Kamu harus hadir dan jangan jangan bekerja," berita Cakar sembari membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu.

   "Oh ya? Jam berapa, Mas?"

   "Pagi. Kita berangkat bersama ke kantor," ucap Cakar.

   "Bajunya pakai apa Mas?" tanya Halwa ragu.

   "Baju Persit dong, masa iya pakai baju biasa?" tukasnya.

   "Oh." Halwa hanya ber oh saja saat jawaban Cakar hanya sebatas begitu saja tanpa memberitahunya kalau baju Persit itu seperti apa, yang mana dan apakah bajunya sudah siap.

   Halwa tahu kalau seragam Ibu Persit itu berwarna hijau toska. Dia merasa tidak perlu bertanya lagi di mana baju Persit itu pada Cakar, pastinya Cakar sudah menyiapkan dari sebelumnya dan membelinya di koperasi.

   "Ya sudah, Mas. Aku ke atas dulu," ijin Halwa seraya meninggalkan Cakar yang sedang bersandar di ruang tamu sembari memainkan Hp nya.

   Cakar menoleh dan menatap kepergian Halwa dengan heran. Apakah Halwa tidak mau bertanya di mana baju Persit yang harus dia pakai.

   "Ya ampun, bagaimana si Halwa bisa menghadiri acara Persit besok? Bajunya saja dia belum punya. Kenapa juga aku lupa tidak membelinya di koperasi?" Cakar baru sadar bahwa Halwa belum ada baju Persitnya. Terlebih akhir-akhir ini ia sibuk di kantor, karena kedatangan siswa Secata yang hampir 1000 orang.

   "Aduh, bagaimana ini? Harus pinjam dulu ke mana dan ke siapa? Ibu. Pinjam ke Ibu saja. Pasti seragam Persit milik Ibu masih ada dan disimpannya." Cakar awalnya kalang kabut memikirkan seragam Persit untuk Halwa, akan tetapi ia ingat ada ibunya yang mantan ibu Persit juga.

   "Baiklah, aku akan ke rumah Ibu dan meminjam baju bekas Persitnya." Dengan tergesa Cakar bangkitt dan keluar, lalu segera menyalakan motornya untuk ke rumah ibunya.

   Cakar menjalankan motornya dengan cepat. Rumah ibunya lumayan jauh dari rumah Cakar, lima belas menit kemudian Cakar baru sampai di rumah Bu Fajarani.

   "Kakak, tumben datang ke rumah?" Baru saja menghentikan motornya di depan halaman rumah kedua orang tuanya, Cakar sudah disambut sang adik. Aisyah kebetulan baru juga pulang dengan seragam Guru yang masih melekat di badannya.

   "Tumben, tumben. Kamu juga tumben, sore begini baru pulang ke rumah? Apa kamu pacaran dulu sama pacarmu si Irsan itu?" sengor Cakar balik menuding sang adik.

   Aisyah mendelik kesal dengan tudingan Cakar. "Enak saja aku pulang pacaran, aku itu baru pulang dari rumah anak didik aku untuk les privat. Bukan pacaran atau selingkuh kayak Kakak," ucap Aisyah sembari menjulurkan bibirnya ke depan, mengejek Cakar.

   "Enak saja. Kakak tidak selingkuh, kamu itu jangan menuduh tidak benar. Nanti kedengaran Bapak, bisa mati Kakak."

   "Alah, biarin tahu rasa," ledek Aisyah lagi sembari memasuki rumah, tidak lupa mengucap salam.

   "Assalamualaikum." Cakar dan Aisyah mengucap salam bersamaan.

   "Waalaikumsalam. Wah, kalian. Tumben datang samaan. Ais , kenapa pulangnya sama kakakmu, apa kalian janjian?" heran Bu Fajarani menatap kedua anaknya yang masuk ke dalam rumah secara bersamaan.

   "Tidak, Bu. Ais dan Kak Cakar hanya bertemu di depan rumah. Saat Ais baru pulang, Kak Cakar tiba-tiba muncul. Entah mau apa tuh, tumben amat. Harusnya kalau mau datang ke rumah ibu, sekalian bawa Halwa. Bukankah jam segini bini Kakak sudah pulang dari salon?" terang Aisyah sembari duduk di sofa ruang tamu.

   "Cakar baru datang Bu, dan ketemu Ais di depan. Cakar ada perlu sama Ibu," ungkap Cakar menatap Bu Fajarani.

   "Perlu apa?" Bu Fajarani menatap penasaran, tidak biasanya anak laki-laki pertamanya mengungkapkan hal yang tidak biasanya. Apa yang diperlukan Cakar, apakah uang? Bukankah selama ini Cakar belum pernah mempunyai keluhan masalah uang?

   Aisyah ikut menatap ke arah Cakar sangat ingin tahu. "Sejak kapan Kakak kekurangan uang?" selidik Aisyah curiga.

   "Apa sih Ais, kamu itu terlalu kepo dan curigaan? Kakak itu datang kemari bukan mau pinjam uang," dengusnya kesal.

   "Huhh, sombong banget," balas Ais. Cakar mendelik kesal dengan sikap Aisyah.

   "Seorang Guru tapi bibirnya itu bikin kesal aku saja," ucap Cakar memperlihatkan kekesalannya jika ia sudah menyebut dirinya aku pada Aisyah atau ibunya sekalipun.

   "Aduh, sudah, dong. Ais, kamu pergilah ke kamarmu. Dan kamu Cakar, jangan mudah emosian sama adikmu ini, dia juga tidak serius mengataimu. Sekarang katakan apa yang kamu perlu dari ibu?" Bu Fajarani menengahi.

   Akhirnya Cakar menceritakan maksud kedatangannya, dengan Aisyah yang tetap di ruang tamu dan ingin tahu apa yang diperlukan sang kakak.

   "Apa? Kamu butuh seragam Persit bekas ibu untuk Halwa buat acara Persit besok?" kaget Bu Fajarani dengan suara yang kencang. Aisyah yang masih berdiri di ruang tamu ikut terkejut dan panik melihat sang ibu terkejut.

   "Bu, jangan keras-keras, nanti didengar Bapak. Cakar bisa mati kena omel," protes Cakar dengan suara pelan.

   "Ya ampun Kakak. Kakak baru sibuk cariin baju Persit buat Halwa di hari mepet gini, minjam pula sama Ibu?" Aisyah geleng kepala merasa kelakuan kakaknya konyol.

   "Cakar, Cakar. Kamu ini apa-apaan? Kenapa tidak kamu siapkan dari seminggu lalu? Biasanya acara Persit sudah digembar-gemborkan dari seminggu yang lalu, tapi kamu malah menyiapkan bajunya mendadak begini. Kamu seperti tidak menghargai istrimu saja," kesal Bu Fajarani membuat Cakar menunduk resah.

   "Cakar bukan tidak mempersiapkan atau tidak menghargai Halwa, Bu. Cakar akhir-akhir ini sibuk di kantor. Belum lagi kedatangan siswa yang membludak, belum lagi ulang tahun Komandan yang sebulan lagi. Ini itu kegiatan semakin numpuk. Bahkan lepas pulang kerja saja, sekarang Cakar tidak pernah lagi mengecek kafe karena saking sibuknya di kantor," urai Cakar memberikan alasan kenapa ia sampai lupa tidak mempersiapkan seragam Persit untuk Halwa.

   "Kamu tetap salah. Harusnya istri kamu sebagai istri tentara, harus jadi prioritas utama buat kamu terutama dalam hal yang berkaitan dengan urusan kantor. Bapakmu dulu saja, sangat memproritaskan ibu, terutama dalam hal berkaitan dengan kantor. Bapakmu tidak mau ibu terlihat tidak bagus di depan teman-teman kantornya. Tapi kamu ini beda banget dengan bapakmu," omel Bu Fajarani sangat kesal dengan Cakar yang tidak memperhatikan kebutuhan Halwa.

   "Maafkan Cakar, Bu. Cakar hanya lupa saking sibuknya. Sekarang Ibu jangan marahi dulu Cakar. Kalau seragam bekas Persit Ibu masih ada, Cakar mohon berikan sama Cakar biar besok Halwa bisa pakai." Cakar minta maaf dengan raut menyesal.

   "Kamu ini, kelakuan seperti anak kecil. Kamu jangan sepelekan istrimu. Mentang-mentang dia bukan dari kalangan berseragam, lantas kamu memilah-milah kasih sayang." Bu Fajarani masih mengomel dengan tatap yang kesal.

   "Aku tidak memilah-milah kasih sayang, Bu. Hanya, aku memang belum bisa mencintai Halwa sepenuh hati aku. Lagipula, Ibu juga yang menjodohkan aku dengan dia," tukas Cakar membalas dengan sedikit rasa dongkol karena merasa disudutkan.

   "Kamu belum bisa mencintai Halwa, tapi urusan ranjang minta sama dia. Hargai dia sebelum kamu menyesal," peringat Bu Fajarani tidak suka dengan pembelaan Cakar. Bu Fajarani berdiri dan berlalu dari ruang tamu. Cakar sedikit lega, dengan begitu ibunya akan segera mencari dan memberikan seragam Persit bekasnya dulu untuknya.

   "Kakak ini, kok seperti itu sih Kak. Jangan mentang-mentang Halwa bukan ...."

   "Apa, kamu mau ikut ceramahin aku sama seperti Ibu?" potong Cakar membuat Aisyah cemberut dan berlalu seraya menghentak lantai.

   Tidak berapa lama Bu Fajarani muncul dengan kantong kresek di tangannya.

   "Nah, seragam Persitnya. Sayangnya kalau di badan Halwa sepertinya longgar, kamu perbaiki saja supaya tidak terlalu longgar di badannya," ujar Bu Fajarani menyodorkan kantong itu. Cakar segera meraihnya dengan muka sumringah.

   "Baik, Bu. Terimakasih, ya. Kalau begitu Cakar pulang dulu." Tanpa menunggu ceramah dari ibunya lagi, Cakar segera meraih kantong itu lalu berpamitan. Bu Fajarani hanya melongok dengan tingkah putranya itu yang dinilainya nyeleneh itu.

   "Assalamualaikum, Bu." Cakar pergi tidak lupa mengucap salam. Bu Fajarani membalas dengan tatap yang kesal.

   "Waalaikumsalam."

1
Anonymous
bintara itu bukan pangkat tapi jenjang…. ada sersan, lettu, letda ya penulis 😁
Nasir: Iya betul Kak... wkwkw... . Terimakasih ya koreksinya.
total 1 replies
Uthie
Cerita yg menarik disimak 👍👍👍👍👍👍👍
Nasir: Mksh byk... 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Uthie
sy lanjutttt aahhhh.... 💃💃💃💃
Nasir: Mksh Kak...
total 1 replies
Uthie
sukurin 😜
Uthie
Cakar kaya bocah banget dahhh... ambekan 😂😂😂
Nasir: Wkwkkwkwkwkk...
total 1 replies
Indah Rianti
Luar biasa
Nasir: Terimakasih byk Kak....
total 1 replies
Uthie
cewek stresss 🤨
budak jambi
dasr wanita gila.rmh tangga org baik kok dak rela dak punya otak
Uthie
baguslah.. kenapa gak tegas dr dulu 😤😡
budak jambi
nilam wanita gatal..dak punya urat malu jaln sm suami org.liat aja karma kau wanita sundel
Nasir: Benar, kesal ya Kak... mksh sudah hadir...
total 1 replies
galaxi
klu aq lebih tertarik utk merealisasikan anak2 mereka thor...pasti lebih seru krn dr pihak besan jelas berusaha tdk mwnyetujui yaitu ceker ayam😂😂😂
Nasir: Nanti Kak setelah tamat Aldian Haliza ya.
total 1 replies
galaxi
😂😂😂😂ngakak nih duo bocah tua....😂😂😂ada2 saja...
Uthie
sukurin 😝😡
Nasir: Senang bgt kayaknya Kak...
total 1 replies
Uthie
tak berperasaan dirimu 😡
Uthie
sukurin 😝
Uthie
sukurin 😡
Uthie
begitulah egoisnya laki... maunya enak sendiri... gak liat istri bagaimana kondisinya 😤
Nasir: Nah itu dia Kak...
total 1 replies
Uthie
bawang Ungu... bawang yg buat salad itu bukan ya?? 🤔😁
Nasir: Iya Kak...
total 1 replies
Uthie
mirisnya 😢
Uthie
bikin nyesel nanti dia 💪😡
Nasir: Pasti Kak..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!