NovelToon NovelToon
Belenggu Masa Lalu

Belenggu Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Angst / Penyesalan Suami / Trauma masa lalu
Popularitas:14.8k
Nilai: 5
Nama Author: Gresya Salsabila

Lintang Ayu Sasmita merasa terguncang saat dokter mengatakan bahwa kandungannya kering dan akan sulit memiliki anak. Kejadian sepuluh tahun silam kembali menghantui, menghukum dan menghakimi. Sampai hati retak, hancur tak berbentuk, dan bahkan berserak.

Lintang kembali didekap erat oleh keputusasaan. Luka lama yang dipendam, detik itu meledak ibarat gunung yang memuntahkan lavanya.
Mulut-mulut keji lagi-lagi mencaci. Hanya sang suami, Pandu Bimantara, yang setia menjadi pendengar tanpa tapi. Namun, Lintang justru memilih pergi. Sebingkai kisah indah ia semat rapi dalam bilik hati, sampai mati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresya Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lintang Makin Membaik

"Mas ... aku lapar."

Ibarat siraman hujan di padang tandus, ucapan Lintang pagi itu mengobarkan semangat Pandu. Setelah dua minggu penuh hanya diam dengan tatapan kosong, detik ini Lintang terjaga dengan wajah yang berekspresi meski minim.

"Kamu mau makan apa, Sayang? Tadi Mama masak sup dan ayam goreng. Tapi, kalau kamu mau yang lain, aku buatin."

Dengan antusias, Pandu menawari aneka menu lezat untuk Lintang. Sebuah kemajuan yang luar biasa, Lintang bisa merasa lapar layaknya orang normal. Harapan untuk pulih pun rasanya kian terpampang di depan mata.

"Seadanya aja, Mas." Lintang menyahut sambil beranjak dari ranjang. Lantas menyisir rambutnya dengan tangan dan menggulung asal-asalan.

Meski tak ingat sisiran dan mengikat dengan benar, setidaknya itu lebih baik, daripada hari-hari sebelumnya rambut dibiarkan berantakan tak karuan.

Dengan perasaan yang masih aneh, Lintang keluar dari kamar dan menuju meja makan. Di sana, Wenda menyambutnya dengan senyuman lebar. Sapaan ramah dan penuh kasih pun digaungkan, terdengar merdu di telinga Lintang.

Wanita cantik alami dengan tatapan sendu itu pun tersenyum tipis. Lantas mengangguk sopan, dan kemudian duduk di hadapan Wenda sambil menunduk.

Lintang sedikit paham dengan apa yang terjadi selama dua minggu ini. Suami dan mertua tak pernah meninggalkannya sendirian. Selalu menemani dan mengajaknya berinteraksi.

Semua itu seperti mimpi yang terlihat nyata, persis dengan putaran kisah masa lalu yang rasanya begitu nyata ia lalui. Kemarin Lintang hampir tak bisa membedakan mana yang ia alami dan mana yang sekadar proyeksi dari alam bawah sadarnya.

Lintang seperti mengambang. Jiwanya seakan terkurung dalam kehancuran, terasing dari dunia yang bising. Lintang tak bisa mengganggapi interaksi yang ditujukan untuknya. Ia sendiri kewalahan melawan ego yang mendesaknya untuk mengakhiri hidup.

'Aku tidak berguna.'

'Aku adalah beban.'

'Aku adalah aib.'

'Aku adalah seburuk-buruknya manusia.'

Perasaan rendah dan tak ada artinya, memang terus menghantui Lintang setiap kali trauma dan depresi itu kambuh. Sebuah hal yang kemudian membuatnya berpikir bahwa kedamaian dan ketenangan yang sesungguhnya hanyalah kematian. Untungnya dalam beberapa fase yang telah ia lewati, Lintang selalu berhasil mempertahankan keyakinannya untuk tetap hidup, walaupun dengan susah payah.

Entah karena efek obat atau sugesti positif yang terus berusaha ia bangun, semalam dengan tiba-tiba indra penciumannya kembali menghidu aroma tubuh Pandu yang khas, yang memeluknya erat sepanjang waktu. Lintang pun makin tersadar bahwa dunia masih punya sisi indah untuknya. Tuhan masih adil, mengirimkan lelaki bak malaikat untuk menjadi pendamping hidup.

"Sayang, kamu mau makan sendiri atau aku suapi, hmm?"

Dengan wajah yang amat sangat sumringah, Pandu mengambil tempat di samping Lintang. Ia mengambil piring kosong dan mengisinya dengan nasi, lengkap dengan lauk sup dan ayam goreng.

"Aku makan sendiri aja, Mas. Kamu juga makan lah. Ma, makan juga ya," ajak Lintang.

"Iya, Lin. Ini Mama juga mau makan."

Kebersamaan yang hangat dan harmonis. Mereka bertiga makan bersama dan sesekali mengobrol ringan. Meski belum banyak bicara, tetapi Lintang kerap menyahut singkat. Bibir Pandu tak henti-hentinya mengulum senyum melihat sikap istrinya itu.

"Mas, kamu nggak kerja?" Setelah sarapan tersantap habis, Lintang mengajukan pertanyaan yang membuat Pandu terpaku sesaat.

Kalau tidak salah, dalam dua minggu ini Pandu tidak pernah bekerja. Lelaki itu selalu ada di rumah, merawatnya.

"Mas ...."

"Aku masih mengajukan cuti, Sayang. Satu bulan. Jadi ... dalam beberapa waktu ini aku nggak kerja."

Lintang mengangguk dan tak banyak bertanya lagi. Namun, sambil mengupas jeruk yang tersedia di atas meja, sesekali Lintang melirik Pandu. Ada yang aneh dengan sikap Pandu. Lelaki itu mendadak gugup, seperti orang yang sedang menyembunyikan sesuatu.

"Mmm, Sayang, habis ini aku ke bengkel ya. Kayaknya mesin motornya sedikit bermasalah, aku mau benerin dulu sebelum merembet ke mana-mana. Nggak apa-apa, kan?"

Lintang mengagguk lagi. Ia mengizinkan Pandu tanpa banyak bertanya.

"Kamu mau nitip sesuatu nggak? Atau Mama ... mau dibelikan apa nanti?" tanya Pandu sembari menatap istri dan ibunya secara bergantian.

"Nggak usah, Mas, lagi nggak pengin makan apa-apa."

"Mama juga nggak nitip apa-apa, Pandu. Buah dan camilan masih ada di rumah. Kalau sempat mampir beli sabun dan detergen aja, udah mau habis."

"Iya, Ma."

Tak berselang lama, Pandu pun mencium kening Lintang dan pamit pergi. Meski sebenarnya berat meninggalkan sang istri yang baru bisa berinteraksi, tetapi Pandu harus pergi. Ke bengkel hanyalah alasan, sebenarnya dia akan kantor polisi dan menghadiri sidang dan memperjuangkan hukuman seberat-beratnya untuk Albi dan Utari.

Dari kabar yang ia dapat, saat ini Ningrum masih di rumah sakit, jadi belum bisa ikut menghadiri sidang. Hanya Benny, dan mungkin pengacaranya. Tak apa, siapapun yang hadir itu tak penting bagi Pandu. Yang jelas, ia akan membuat perhitungan yang setimpal. Itu saja.

________

Dalam persidangan ini, bukan hanya Pandu yang menyimpan sakit dan amarah, melainkan juga Albi. Bagaimana tidak, sang istri yang ia damba menjadi pendukung utama, nyatanya malah menjadi saksi yang akan memperberat kasusnya.

Rayana tidak main-main. Usai melayangkan gugatan cerai, ia dengan tenangnya berdiri di barisan Pandu. Menjadi orang yang turut senang bila Albi mendekam di penjara bertahun-tahun lamanya.

Sangat miris. Wanita yang digadang menjadi partner hidup terbaik, malah menjadi orang yang ikut andil merampas kebebasannya.

Albi tahu dulu dia salah. Namun, haruskah selarut itu amarah Rayana? Bukankah dulu ayah dia sendiri yang menginginkan Lintang? Meski benar, pernikahan mereka terjadi setelah adanya transaksi yang tak benar, tetapi Albi melakukan itu atas dasar cinta, bukan naf-su belaka. Albi tak ingin pernikahan mereka kandas, apalagi hanya karena Lintang, perempuan yang menurutnya memang pantas dilecehkan.

Karena kehadiran Rayana di persidangan itu, Albi tidak bisa sepenuhnya fokus. Berkali-kali dia memejam, demi mendengar suara Rayana yang begitu tenang ketika bersaksi atas perbuatannya.

Tangan Albi mengepal. Sangat geram. Namun, tak bisa berbuat apa-apa. Ah, jangankan dirinya, pengacara yang disewa Benny pun tidak bisa berbuat banyak ketika pihak penuntut menyerahkan bukti-bukti kesehatan Lintang saat ini.

Depresi kronis dengan pengobatan dosis tinggi. Bukan perkara yang sepele. Hukuman pun bisa dituntut lebih berat dari yang seharusnya.

"Lintang ... nanti setelah aku bebas, kamu adalah orang pertama yang kucari. Aku akan menuntut balas atas hari ini," batin Albi. Sampai sekarang pun dia belum menyesal atas apa yang ia lakukan terhadap Lintang. Karena sampai saat ini, Albi masih percaya Lintang bukanlah anak dari ayahnya.

Namun, Pandu tak akan membiarkan kesempatan itu ada. Tanpa seorang pun tahu, ia telah merencanakan akhir tragis untuk Albi dan Utari. Kalaupun kasus pelece-han itu belum cukup untuk menjerat mereka dengan hukuman mati, Pandu akan membuat mereka merasakan apa itu neraka dunia.

"Luka Lintang selama ini, harus ditebus dengan seumur hidup kalian."

Bersambung...

1
ken darsihk
sebaik nya nggak usah di buka kan pintu nya Lintang , biar kan saja mereka menunggu sampai suami dan ibu mertua mu datang
Takut nya kamu tidak bisa menanggapi ucapan 2 dari mereka Beny dan ibu mu
Uba Muhammad Al-varo
semoga aja tidak terjadi apa2 sama Lintang, tenangkan dulu hatimu Lintang, berpikirlah dengan baik, jangan gegabah dalam melangkah
Susanti
gawat ini
Apriyanti
jgn di bukain Lintang biarin nungguin suami dan mertua kamu pulang aja,, demi keselamatan kamu
Aditya HP/bunda lia
da kamu mah Lintang udah mnding gak usah bukain pintunya mnding langsung tlp Pandu ajah
BundaneAyaFitri
jangan dulu bukain pintu,tp telpon mas pandu segera lintang 😭😭,ini ibu durhaka mau ngapain lg sih, palingan mau nyuruh lintang buat ngebujuk pandu biar mencabut tuntutan utk 2 kakaknya....😡😡😡, seharusnya sebagai ibu yg bijak, biarkan sj mereka menerima hukuman sesuai kejahatan mereka, biarpun yg mereka jahati sodara sendiri tetapi coba pikirkan jg perasaan lintang dong buk,masa anak yg sdh jelas bersalah mau dibelain, gimana ga semakin hancur perasaan lintang, 😭😭..... next lah Thor,yg banyak ya 👍👍😂
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gak usah dibuka pintunya lintang. tunggu pandu datang aja
Maya
waduh....waduh....waduh...
ken darsihk
Apa yak rencana nya Beni , semoga sajah bukan hal buruk untuk Lintang Pandu

Duh Pandu di pecat
Akan berdampak nggak ya ke Lintang , kalau Lintang tahu Pandu di pecat
Uba Muhammad Al-varo
Lintang kamu berhak bahagia maka dari itu, ayo semangat untuk sembuh Lintang,awas aja kamu Ben, kalau kamu akan berbuat jahat ke Lintang dan Pandu
Apriyanti
semoga lintang bisa hamil
lanjut thor
Aditya HP/bunda lia
takut si beni macem2 ntar Lontang drop lagi
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
benarkah pandu dipecat?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Benny merencanakan apa? semoga bukan hal buruk untuk lintang & pandu.
N Wage
didikan macam apakah yg didapat oleh albi dan utari selama ini sehingga mereka menjadi manusia2 yg tak punya hati nurani.Yg tdk bisa memakai nalar dan logikanya.
Kalau memang lintang anak hasil selingkuh,yg patut disalahkan adalah orang yg berselingkuh itu.
Emang dia bisa memilih dan memaksa terlahir dr perut siapa?

Sungguh2 bodoh,atw malah mereka berdua ini sakit jiwa kurasa sehingga bisa dg mudah tanpa rasa bersalah berbuat kejam dan sadis
kpd saudara mereka sendiri.

Sekarangpun sdh disidang dan mendengar kondisi lintan yg dpresi parah,tidak ada sedikitpun rasa bersalah atw menyesal dihati mereka.

depresi berat
Apriyanti
ya ampun pandu kamu bener² suami yg paling baik deh pokok nya
lanjut thor 🙏💪😘
Aditya HP/bunda lia
tenang pandu tenang ...
ken darsihk
Pandu hati2 jangan semua yng sudah baik2 sajah menjadi kacau dan berantakan nanti nya
Uba Muhammad Al-varo
selama apapun hukuman yang dijalankan Abi dan Utari semoga mereka berdua sadar dan minta maaf yang tulus ke Lintang, terima kasih Pandu dan mama Wenda yang selalu mendampingi Lintang dalam suka dan duka , semangat untuk sembuh dan menyongsong kehidupan baru yang lebih baik lagi Lintang
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semangat sembuh, lintang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!