Olivia baru pertama kali berpergian tanpa pantauan kedua orang tuanya yang sangat posesif. karna rasa penasaran akan seperti apa dunia malam membuat Olivia masuk dalam penjara tawanan gairah pemuda impoten, Keenan Pradipta.
Percintaan panas yang terjadi satu malam menjadi alasan kuat Keen untuk menjadikan Olivia sebagai istrinya.
“Gairahku hanya ada padamu, cantik. Lalu kenapa aku harus melepaskanmu?” tanya Keen dengan tangan yang melingkar mesra dipinggang Olivia.
“Gairah-gairahmu kenapa juga aku yang menderita, ha? dasar pria gila impoten lagi!” umpat Olivia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCPI 16
•
•
Tujuh hari telah berlalu dan selama itu pula Keen tidak terlihat lagi dimata Oliv. Bahkan tidak ada pulang ke kediaman baru mereka, sepanjang hari Oliv hanya tinggal seorang diri. Terkadang sesekali pelayan datang untuk memasak atau bahkan bersih-bersih, setelah itu Oliv akan sendiri lagi
Siang ini Oliv duduk termenung di pinggir kolam, sungguh Oliv tidak menyangka jika Keen akan marah seperti ini. Tidak memperlihatkan diri sedikit saja, sungguh Oliv tidak menyangka kalau Keen berpikir sempit.
“Sudah tua tapi kalau marah kaya anak TK,” Tiada henti Oliv mengumpat Keen yang aneh dan sesukanya itu.
Memang kehidupan Oliv masih penuh kemewahan atau bahkan apapun yang Oliv inginkan pasti ada. Hanya saja untuk apa semua itu kalau hanya bisa nikmati seorang diri. Merenungkan diri membuat Oliv menjadi sedih, tidak bohong kalau sebenarnya ia sangat kesepian.
Pandangan mata Oliv mengarah pada ruang tamu, keseluruhan rumah yang sangat luas dan mewah itu. “Aku seakan tawanan yang benar-benar tidak berdaya.. Aku tidak menyangka kalau kehidupanku akan sesempit ini,” ucap Oliv sembari menghapus air mata yang terjatuh.
Bahkan Oliv tidak memiliki ponsel untuk bisa menghubungi Keen atau siapapun. Kehidupan Oliv benar-benar tersita oleh Keen sekarang, berencana kabur? Tentu saja berencana, hanya saja Keen menjaga keseluruhan rumah ini dengan sangat terjaga.
“Nona Oliv,” panggil Raga yang mana membuat Oliv terkejut. Ia melihat ke asal suara, terlihat Raga yang berdiri diambang pintu.
Pria itu memakai pakaian kerja rapi, seperti tatapan yang sangat serius kali ini kepada Oliv yang kembali mengabaikan.
“Ada apa? Mau nambah siksaan lagi kepadaku?” Tuduh Oliv begitu saja, ia sudah sangat muak atau bahkan pasrah sekarang.
“Sebaiknya anda bersiap, karna saya akan mengantar anda untuk bertemu dengan Tuan muda,” ucap Raga yang mana langsung melangkah pergi meninggalkan Oliv ditepian kolam renang itu.
Oliv tidak tuli, ia sangat mendengar jika Raga mengatakan akan membawanya menuju Keen. Ada sedikit rasa senang dihati Oliv, itu berarti Keen sudah tidak marah lagi padanya. Bahkan tanpa sadar Oliv tersendiri, ia sudah sangat merindukan Keen sebenarnya.
“Saya akan menunggu di ruang tamu, Nona. Sebaiknya cepat karna Tuan Muda sangat tidak suka menunggu,” ucap Raga lagi. Pria itu melangkah pergi disaat itulah Oliv langsung tersenyum senang.
Siapa sangka kalau Keen yang malah menjemputnya, sungguh Oliv penasaran kenapa tidak Keen yang datang sendiri ke rumah. “Tidak apa mau apapun itu yang terpenting ketemu, sudah lama tidak lihat suami sirih.. Hihi,” Oliv jadi salah tingkah sendiri.
Raga duduk sembari membaca majalah, sebenarnya tubuhnya sangat lelah baru saja pulang dari Amerika bersama dengan Keen. Keributan seminggu yang lalu membuat Keen datang ke Amerika murni karna undangan sang Mama yang katanya merindukan Keen.
Sebenarnya Keen harus menghabiskan waktu satu bulan di sana, tapi Keen terus izin pulang ke Indonesia. Karna Keen takut kalau Oliv kabur dan pergi meninggalkannya, terlebih lagi rasa kesal dihati Keen sudah tergantikan dengan rasa rindu yang sangat dalam untuk Oliv.
“Ayo, Raga. Aku sudah siap,” ucapan Oliv membuat Raga terkejut. Karna pria tampan itu masih asik melamun memikirkan tentang masalah Keen dan Oliv.
Terlihat Oliv memakai dress berwarna peach, terlihat sangat segar dan menggemaskan. “Ayo kita berangkat, Nona..” ajak Raga, Ia berjalan terlebih dahulu dan Oliv mengikuti saja dibelakang.
Sebenarnya awal hati Oliv tahu kalau akan bertemu Keen senang, hanya saja sepanjang berganti pakaian tadi ia menjadi teringat dengan permasalahan apa yang membuat Keen menghindar seperti itu. Timbul perasaan bersalah dihati Oliv, hanya saja ia malas mengakui itu.
~
Didalam mobil Raga mulai melanjutkan perjalanan tanpa mengajak Oliv berbicara sama sekali. Karena memang Keen melarang itu, ia paling tidak suka melihat Oliv berbicara dengan pria lain sekalipun pria itu Raga.
“Raga, aku ingin bertanya padamu.. Semoga kau menjawab jujur pertanyaanku,” ucap Oliv yang mana Raga mendengarkan sebenarnya.
“Saya akan berusaha menjawab sejujur mungkin, Nona,” respon Raga sungguh membuat hati Oliv menjadi sedikit lega.
“Kenapa Keen menculikku? Bukankah soal berhubungan satu malam saja sudah hal biasa bagi orang-orang seperti Keen?” Pertanyaan Oliv membuat Raga seketika menghentikan perjalanan secara mendadak.
Raga susah payah menelan salivanya. “Sungguh tidak masuk akal bagiku, Raga. Soal kehilangan mahkota sungguh aku tidak permasalahkan itu, tapi Keen berlebihan menanggapi hal ini,” ucap Oliv lagi.
“Malah menjadikan aku tawanan, sungguh menyebalkan!” sambungnya.
Raga melirik kearah Oliv yang terlihat sekali penasaran. “Sebenarnya karena Tuan Muda tidak merasakan berhubungan dengan rasa yang sama disaat bersama Nona,” ucapan Raga sungguh membuat Oliv bingung.
Otak Oliv yang memang pada dasarnya mungil tentu saja tidak akan mudah mengerti. Bahkan sampai kedua alisnya mengkerut dihadapan Raga yang serius menatapnya. “Apa kau tidak mengerti apa maksudku, Nona?” tanya Raga.
Oliv menjawab dengan gelengan kepala. “Huh, tidak apa kalau tidak mengerti. Kalau begitu saya tidak akan menjelaskan lebih lagi,” ujar Raga.
Pria itu kembali menyalakan mesin mobil mengabaikan Oliv yang sudah mati penasaran sebenarnya. Penjelasan Raga yang serba nanggung itu tentu saja membuat Oliv kesal. Apa lagi Raga malah melanjutkan perjalanan tanpa merasa bersalah pada Oliv yang sudah penasaran.
“Hanya denganku saja merasakan gairah itu? Maksudnya apa si?!” Oliv menjadi kesal sendiri. “Baiklah kau tidak mau mengatakan maka aku akan mengambil jalan rimba!”
Oliv bangkit dari posisi duduknya, menarik rambut Raga yang memang kebetulan panjang. Tentu saja pria itu langsung menjerit kencang karna Oliv menjambak rambutnya dengan penuh tenaga.
“Katakan, sebenarnya Tuanmu itu kenapa, ha?!” Oliv terus menjambak rambut Raga semakin kencang.
Tidak memperdulikan jeritan kesakitan dari Raga, yang Oliv inginkan adalah mendapatkan jawaban atas rasa penasaran yang ia miliki.
“Aaaaaaaaaaa.. Baik Nona, saya akan mengatakan.. Sebaiknya lepaskan dulu,” Raga memohon hingga perlahan Oliv melepaskan jambakan rambut itu.
Sungguh Raga tidak menyangka kalau Oliv akan seliar itu, tidak takut apapun. Padahal Raga sedang menyetir tadi, bagaimana kalau sempat mereka kecelakaan? Raga tidak takut kehilangan nyawanya tapi lebih takut kalau terjadi sedikit saja sesuatu hal buruk kepada Oliv.. Maka sudah pasti Raga akan terkena hukuman yang sangat mengerikan dari Keen.