NovelToon NovelToon
Suamiku Kuli Bangunan Tajir

Suamiku Kuli Bangunan Tajir

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:243.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Harsie Alive

Nibiru tidak menyangka akan diputuskan pacarnya setelah berjanji akan menikahinya. Padahal hubungan mereka sudah berjalan selama lima tahun, tetapi dengan mudahnya pria itu mengakhirinya.
Kalut akan sakit hati, Nibiru ditantang oleh seorang kuli bangunan tampan yang mempunyai identitas misterius untuk menikah dengannya. Berawal dari tantangan, berakhir di pelaminan, kisah cinta Nibiru dan Bumi dimulai saat ini.
Apakah pernikahan karena taruhan ini akan berjalan mulus ataukan justru berubah jadi petaka untuk keduanya ? Nantikan kisah Nibiru dan Bumi, dua planet yang seiras dan sama, memiliki makna yang sama sebagai tempat hidup manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga Laknat, Adek Setan!

Seminggu penuh Devi dan Agus dicerca dengan berbagai kesalahan sepele yang bahkan tidak berhubungan dengan pekerjaan.

Keduanya sudah seperti robot mati, sudah hampir kolaps karena kelakuan bos yang di luar batas.

"Aduh.... Aku capek banget seminggu ini, kenapa Bu GM selalu menuntut aku sih," keluh Devi ketika dia ada di dalam rumah.

Baru hari ini dia bisa tidur nyenyak, seminggu penuh dia dan Agus kekasihnya sudah direpotkan dengan banyaknya pekerjaan.

"Ma...mana makanannya sih!? Gak tahu apa Devi udah lapar!" teriak Devi yang sedang duduk bersebelahan dengan Agus.

Sejak rencana mereka diberitakan, keduanya semakin lengket. Tentu saja sebenarnya Agus merindukan adegan skidipapap yang luar biasa berkesan dengan Devi, baru sekali melakukannya, dia merasa rugi karena seminggu ini jadwalnya padat sampai goyangan ranjang panas pun tertunda.

"Ya kamu ke sini dong, bawa sendiri sekalian latihan jadi istri yang baik, jangan semua Mama yang bereskan!" kesal nyonya Widia.

Devi berdecak sebal, diliriknya Agus yang masih fokus dengan ponselnya, entah sedang menghitung apa, tapi dia tampak serius bak seorang jenius meski aslinya seperti tikus.

" Ck... Udah capek malah gak ngertiin, lagian Kak Nibiru di mana sih!? Kan dia yang biasnya nyiapin sarapan!" kesal Devi seraya menghampiri ibunya.

Ayahnya sendiri sedang ngopi di teras rumah, sembari memikirkan acara lamaran yang akan terlaksana seminggu lagi. Masalah ucapan Nibiru waktu itu, mereka sama sekali tidak peduli, Devi akan menikah bahkan jika Nibiru tidak mengijinkan.

" Kakak dimana buk!? Kan harusnya dia yang kerjain ini!" kesal Devi, dia enggan menyentuh piring karena menurutnya seorang sarjana terbaik sepertinya harusnya memegang uang, komputer dan barang mahal bukan piring dan dapur yang dia anggap rendahan itu.

" Tadi dia udah masakin ini semua, lagi ke kamar mandi siap-siap buat kerja, kamu jangan ongkang-ongkang kaki doang dong, cuma bantu bawain kok ngeluh!" kesal nyonya Widia.

Lama-lama dia jengkel juga dengan sifat manja Devi yang gak hilang-hilang. Tapi balik lagi ke kenyataan, itu semua karena kesalahannya yang terlalu memanjakan Devi.

"Ck... Bela trus bela terus!" kesal Devi.

" Terus ini makanan apa coba, cah kangkung sama tahu tempe, emangnya kami kambing!" kesal Devi melihat menu pagi ini.

"Et dah, Dev, syukur kamu dimasakin, udah jangan ngeluh, bawa aja semua, jangan sampai kakakmu dengar terus kamu dicecar lagi seperti hari itu,"

"mumpung dia kalem, nikahan kamu bisa adem, jangan sampai dia ngamuk, mending kamu mingkem!" ujarnya yang membuat Devi berdecak sebal.

Memang benar, sepertinya Nibiru tidak lagi mempermasalahkan urutan menikah, tapi Devi tidak peduli, selama dia bisa mendapatkan apa yang dia mau.

"Sudah sana bawa, kamu harusnya pintar cari muka sama Agus, bukannya bikin dia nunggu begitu!" bisik nyonya Widia.

Devi tersenyum kecil, "iya deh ma iya, Devi sekalian latihan jadi istri yang baik!" ucapnya dengan centil.

Semua hidangan disiapkan di atas meja, lalu Nyonya Widia memanggil tuan Robin untuk makan bersama.

Saat tiba di teras, di waktu yang sama, Bumi tiba bersama Daisy di kediaman itu.

"Om, Tante kak Nibi ada!?" tanya Daisy celingukan seraya berjinjit mencari keberadaan calon kakak ipar gaulnya.

"Mau apa!?" balas nyonya Widia seraya melirik Daisy dan Bumi dengan tatapan sinis.

Apalagi setelah mendengar dari Agus kalau Bumi cuma kuli bangunan miskin.

" Kami udah ada janji tan, " ucap Daisy.

"Cih.... Dia lagi mandi, kalian tunggu aja di ruang tamu, " ucap nyonya Widia seraya membukakan pintu lebar-lebar agar mereka masuk.

Gak enak juga ninggalin tamu di luar, apa kata tetangga nanti, anggap saja dirinya sedang bersedekah dengan pengemis.

"Duduk di sana, jangan ambil atau sentuh apapun, orang miskin kadang suka latah!" ucapnya dengan nada menghina.

Wajah Daisy memerah, dia sudah menggila ingin marah, tapi abangnya menahannya agar tidak terpancing amarah," Tahan Dek, kasihan Nibiru nanti," bisik Bumi.

" Tapi bang, mulutnya keterlaluan banget, jahat banget jadi orang!"

"Pengen ku geplak pake alas sepatuku, biar bibirnya rata kayak dinding, nyebelin!!" kesal Daisy.

"Udah diem!" Bumi merangkul adiknya sambil menatap nyonya Widia dengan tatapan datar, " Meski miskin, setidaknya kami gak sampai ngutang di rentenir dan bikin leher tercekik tan, percuma banyak uang, banyak barang tapi utang beterbangan!" sindir Bumi sambil tersenyum datar dengan tatapan mematikan.

Skakmat!!

Nyonya Widia tertampar kenyataan, entah kebetulan atau tidak, tapi perasaan wanita itu bagai dicubit, ulu hatinya sampai berdenyut karena ucapan Bumi yang jelas membuatnya tersindir.

"Ck... Kampungan, udah diem di situ, ga usah sok akrab, dasar rakyat jelata!" hina wanita itu.

Entah apa yang membuat nyonya Widia sampai besar kepala, mungkin karena anak pertamanya sukses di negeri orang dan menantunya orang berada, anak ketiganya cantik bak super model dan akan jadi nyonya, dia merasa dunia sudah jadi miliknya.

Padahal masih ada rentenir yang menunggunya setiap bulan.

Dengan kesal wanita itu pergi dari sana meninggalkan Bumi dan Daisy.

" Pffthh hahahaha ... Mantap betul bang, keren kali hahaha... Skakmat dia!" bisik Daisy sambil tertawa geli yang dibalas dengan tawa remeh dj bibir pria licik itu.

Sementara itu, keluarga Subroto ditambah Agus sedang sarapan pagi, menyantap semua hidangan yang dimasak oleh Nibiru. Hidangan itu ludes dalam sekejap bahkan tak ada sisa untuk Nibiru.

Begitu teganya mereka melakukan itu pada orang yang sudah berusaha semampunya.

"Nanti malam, kamu sudah boleh membawa orangtuamu Agus, kita harus membicarakan lamaran kalian, Yefta dan istrinya akan sampai siang ini, jadi pembicaraan bisa dilakukan dengan baik!" ucap Tuan Robin.

"Baik om, Papa dan Mama juga udah nunggu kabar dari kalian, kebetulan hari ini weekend jadi semua bisa dilaksanakan," tutur pria itu.

Di saat yang sama Nibiru datang dari dapur dengan membawa piring untuk makan.

Ditatapnya meja makan yang sudah kosong tinggal disini dengan piring kotor.

" Loh Ma, bagian Nibiru mana!?" tanyanya dengan wajah kaget.

" Eh... Bukannya kamu udah makan!"? Tanya Nyonya Widia.

" Loh Ma, aku tadi kan bilang belum makan, kok semua dihabiskan!?"

"Aku capek masak kok aku gak kebagian!? Kalian buta atau matanya udah picek hah?!!" kesal Nibiru.

" Ck... Halah kamu perhitungan banget sih, kan tinggal masak lagi, toh Agus dan Devi juga udah kelaparan, mereka capek kerja seminggu ini bosnya ngamuk-ngamuk gak jelas,"

"Memangnya kamu capek ngapain Nibiru? Masa cuma makanan aja kamu tuntut dasar serakah kamu!" cecar nyonya Widia.

Lagi dan lagi Nibiru disalahkan, padahal dia sudah lapar tak tertahan tapi masih harus menghadapi sifat nyonya Widia yang bikin hati tidak kuat.

"Ma... Aku lapar juga, aku capek juga kerja, kok Mama setega itu sih,seenggaknya tanya dulu Ma!" protesnya sambil menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca.

"MEMANGNYA AKU INI PEMBANTU DI RUMAH INI!? KALAU IYA MANA UPAHKU!! BAYAR AKU, JANGAN TAHU MAKAN DAN MENIKMATI AJA KALIAN!!" cecarnya sambil meluapkan emosi yang tertahan begitu lama.

" cih.... masakan gak enak aja bangga, dasar bodoh, kakak harusnya tahu diri kakak itu cuma pekerja lepas, bedalah kastanya sama kami yang karyawan hebat ini, kami lebih capek tahu kak,"

"Kok pelit banget sih jadi manusia!" ucap Devi dengan wajah pongah.

Di dalam hati dia berseru kegirangan karena lagi-lagi Nibiru jadi sasaran kemarahan sang ibunda.

1
maria handayani
/Shy/
Suriati Othman
/Facepalm/ /Facepalm//Facepalm/ pala bapak kau
niara
ceritanya bagus ngalir semu konflik dah terselesaikan hanya saja seperti nggantung akhir dari tokoh utamanya pembaca maunya biru sama bumi sampai punya anak 🙏😊
niara
gak ada bonchap Thor nanggung amat ???? ceritanya bagus ngalir lanjutin Thor 🙏💪
Adlina Utami Bratasurya
Kecewa
Adlina Utami Bratasurya
Buruk
Nurul Huda
Luar biasa
Sumar Sutinah
kpn thir c widia hancur
Sumar Sutinah
Luar biasa
Muna Junaidi
😂😂😂
Nurul hotimah
lanjut
Ainisha_Shanti
lah tamat sudah?
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
eh..uda tamat ya?
Shinta Sitinjak
good 👍👍
Komang Tri Arianta
Luar biasa
Chaning
kecewa gue sama Bumi
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
untung saja🤭
@Nuaym
nice nibiru
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
naah lho..kecolongan nih sih horang kuayaaaa🤭
Ainisha_Shanti
dasar manusia sampah. bukanya insaf, malah makin menjadi perangai setannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!