"Menikah lah dengan saya Jeslyn! Ini perintah bukan penawaran!"
"A-pa!?"
Menikah dengan boss sendiri!? Jeslyn tak pernah berpikir bahwa Louis akan melamar nya secara tiba-tiba, padahal lelaki itu jelas tidak mecintai nya! Apa yang sebenar nya lelaki itu inginkan hingga memaksa Jeslyn untuk tidak menolak titahan tersebut? Apakah sebuah keterpaksaan dari seseorang? Balas dendam? Atau alasan lain nya? Cukup Tuhan dan Louis yang tau!
Jeslyn yang memang tidak memiliki power apapun pun terpaksa mengiyakan keinginan dari Louis tanpa tau alasan pria itu ingin menikahi nya.
Lalu, bagaimana kehidupan Jeslyn kelak? Akan kah ia mampu untuk meluluhkan hati Louis? Sedangkan lelaki itu memiliki sifat kaku, dingin tak tersentuh, dan temperamental!? Belum lagi, Louis yang masih terbayang-bayang oleh masa lalu nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bertepuk12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Mudah sekali wanita itu berbicara untuk membuat anak lagi, dipikir seperti membuat adonan roti yang sangat mudah? Hey, tahapan membuat anak tidak semudah membuat roti.
Memikirkan gaya agar cepat jadi.
2.Hamil 9 bulan dengan berbagai drama.
3.Baby blues.
4.Mood yang bisa berubah setiap waktu.
5.Nyeri dan sakit pinggang.
Dan banyak hal lain yang Celia tidak ingin kembali rasakan, belum lagi Kendrick selaku bayi besar yang tak kalah merepotkan dari putra nya, Kenan. Lelaki itu seolah-olah sama seperti bocah kecil yang bertubuh dewasa manja dan menyebalkan.
"Aku akan menikah lalu membuat banyak anak, namun Kak Louis dan Jeslyn saja belum menikah,"
Keluh Afnan mengendikan bahu nya acuh, lalu kembali memusatkan pandangan nya pada si kecil Kenan, "Ngomong-ngomong gaya apa yang kau lakukan hingga si Kenan jadi?"
Celia terdiam sesaat, mungkin tengah mengingat-ingat sesuatu, namun tak lama dari itu bibir nya terangkat cepat bagai telah menemukan hal yang ia ingin katakan.
"Aku lupa namun seperti nya gaya lilin, atau apa ya? Women on top?"
"Tidak tau, padahal itu adalah momen penting yang harus kau ingat." Afnan menjawab dengan bibir monggat-manggut, mungkin merasa kecewa karena Celia tak membagi ilmu baru.
Padahal menurut Afnan itu adalah ilmu yang begitu penting.
Perbincangan dari dua wanita itu membuat Jeslyn yang berada di tengah plonga plongo bagai orang sinting jangan lupakan ekspresi nya yang begitu konyol itu.
"Kalian membicarakan apa sih?" Tanya Jeslyn dengan kening mengernyit, seolah-olah tak paham dan tuli padahal ia paham betul.
Afnan menoleh, lalu tersenyum lebar, "Aku sedang mencari referensi gaya apa yang cocok kau gunakan bersama Kak Louis agar bisa memiliki mahkluk kecil."
Menghela nafas, Jeslyn menatap jengkel Afnan yang tidak ada lelah dalam menggoda nya, siapa pula yang mau melakukan berbagai gaya dengan Louis? Ciuman saja tidak pernah! Ciuh... ia tak sudi.
"Apa tujuan mu hidup di dunia ini hanya untuk menggoda ku dan kakak mu itu heh!?" Tanya Jeslyn menaiki satu saraf intonasi bicara nya.
Dalam batin pun Jeslyn menggerutu lalu mengumpat berbagai kata-kata kasar untuk mendeskripsikan rasa senam yang menggerogoti hati nya karena Afnan terus saja menggoda ia bersama Louis.
"Maka menikah lah dengan Kak Louis, aku berani bersumpah tidak akan menggoda kalian lagi setelah itu." Ujar Afnan sembari mengeluarkan cengiran kuda milik nya.
Tentu saja tidak akan menggoda lagi, karena angan-angan wanita itu sudah terkabul!
Suara kekekan geli terdengar, Celia segera mengambil alih tubuh Kenan disaat bayi mungil itu mulai bergerak tak beraturan karena mungkin sudah tak merasa nyaman.
"Dari pada berdebat mengenai hal yang tak bermutu, lebih baik kalian mencari suami sana!" Titah Celia menurunkan bibir nya, seolah-olah tengah memberi saran namun juga ejekan?
"Liat aku dan Disya sudah memiliki anak, sedangkan kalian? Pfff- Pacar saja tak punya kurasa." Ujar Celia mengeluarkan lidah nya, sembari tertawa kecil, wanita itu melangkah untuk mendekat pada Kendrick mengabaikan tatapan sadis Jeslyn dan sendu milik Afnan.
Afnan dan Jeslyn kini saling menatap, seolah-olah tengah berbicara melewati sorot mata, tak lama dari itu kedua nya pun menghela nafas.
"Apa yang Celia ucapkan ada benar nya." Ujar Jeslyn menggaruk tekuk leher nya yang tak gatal.
"Benar, namun jangan khawatir Jes, menikah saja dengan Kak Louis."
Dan lagi-lagi Afnan membawa nama Louis dalam perbincangan mereka! Oh Lord, izinkan Jeslyn memukul kepala teman nya itu agar kembali waras, kali saja otak Afnan memang sedang tidak berada di tempat nya.
Kepala Jeslyn menggeleng kuat tanda tak setuju, lalu bibir itu mencabik, "Tidak!"
"Lalu?" Afnan bertanya heran, lalu ia bersedekap dada, menunggu jawaban Jeslyn tak sabar.
"Siapapun asalkan bukan kakak mu itu!"
Setelah mengucapkan kalimat itu, Jeslyn melengos lalu pergi meninggalkan Afnan yang tengah melotot tak terima, jangan lupakan umpatan yang terus keluar dari bibir manis wanita itu namun tak diindahkan oleh Jeslyn.
Mereka pun berjalan bersama setelah dirasa lengkap, melewati penjagaan yang memang tergolong cukup ketat, Jeslyn berjalan berdampingan dengan Celia sesekali pula ia mengusap wajah Kenan kasih sayang.
Hingga suara tangisan bayi terdengar begitu memekik telinga, jangan lupakan gerutuan turut menimpali untuk menghiasi suasana malam penuh kebisingan itu.
Berkali-kali pula terdapat suara tamparan kecil dan rintisan yang mana membuat beberapa orang berpikir lain.
"Bryan, kamu ini bisa tidak sih! Anak ku bisa-bisa patah tulang karena kamu salah memposisikan tubuh nya!"
"Aku sudah benar sayang, anak kita saja yang memang cari perhatian dengan menangis begitu kencang, alay."
"Benar kata mu? Buta? Catherine sedari tadi menangis karena kamu salah memposisikan tubuh nya! Kemari kan anak ku! Dasar!"
"No sayang, kamu baru saja melahirkan, jangan mengangkat anak gemuk ini, aku takut terjadi sesuatu lagi pada mu!"
"Diam! Luka ku sudah sembuh, dan berikan Catherine pada ku sebelum gendang telinga ku akan pecah mendengar tangisan merdu anak mu ini!"
"Sayang tap-"
"BRYAN! Menurut atau tidur diluar, heh!?"
"Ancaman macam apa itu?"
"Tidak mau menurut? Maka tidur diluar atau aku akan mengadu pada mommy!"
"Say-"
"Bryan!"
"Iya-iya, aku menurut pada mu."
Suara keributan itu menyapa kedatangan mereka yang baru saja menginjakan kaki pada lantai marmer kamar.
Lucu sekali bukan? Seharusnya disambut dengan baik, namun mereka malah mendapat sambutan berupa pertengkaran.
"Ekh-em."
Bryan Reich Maria Hernandez, lelaki bertubuh tinggi yang memiliki warna kulit sawo mantang, jangan lupakan fitur wajah nya yang amat begitu sempurna, namun dibalik wajah tampan nya itu terdapat sebuah kekurangan yang mana membuat semua orang geleng-geleng kepala.
Bukan geleng-geleng kepala kagum, namun geleng-geleng kepala tobat.
Bermain wanita, itu lah kekurangan dari seorang Bryan, saat menikahi istrinya pun dia masih kerap bermain wanita dalam tanda petik berselingkuh. Karena yang mendasari sejoli itu menikah karena kesalahan satu malam.
Disya Cronus Leorio, wanita cantik berwajah badas nan cantik, yang mana memiliki takdir buruk karena menikah dengan pria seperti Bryan yang natobe nya adalah penggila wanita.
Pernikahan mereka pun awal nya sama sekali tak mudah, bayangkan saja, Bryan selaku penggila wanita dan Disya yang memiliki prinsip menikah sekali seumur hidup, kedua orang itu pun digempur habis-habisan dengan pertengkaran yang tak ada selesai nya.
Jika dijelaskan memang begitu rumit, namun akhirnya mereka memiliki ending yang memuaskan bukan? Di anugrahi seorang mahkluk kecil berwajah mungil dan cantik.