Keyra Putri Utami adalah nama yang di sematkan oleh kedua orang tuanya, sejak usianya delapan tahun dia mengalami kebutaan karena sebuah kecelakaan yang ikut menewaskan kedua orang tuanya.
Keyra di asuh oleh Paman dan Bibi yang begitu sayang kepadanya, yang menyebabkan kedua puteri Paman dan Bibi nya cemburu kepada Keyra.
Hutang sang Paman yang di lunasi oleh sahabat Pamannya kepada seorang juragan tanah, yang menyebabkan Keyra harus berakhir menikah dengan putera sahabat dari Pamannya sebagai penebus hutang keluarga.
Entah bagaimana nasib Keyra si Gadis Buta yang hanya mengenal satu warna saja dalam hidupnya yaitu Hitam, akankah seseorang mampu mengenalkan warna lain selain Hitam kepada Keyra?
Jika kebahagiaan itu harus di jemput, kenapa harus menunggu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putribulan21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marco Mulai Berulah
Setelah jam istirahat selesai, Keyra dan yang lainnya pun segera memasuki ruang kerja mereka. Namun baru saja Keyra duduk dia di panggil oleh mbak Lusi atasannya.
"Keyra tuan Fahri menunggumu di lobi, katanya dia harus menjemputmu karena tuan Langga membutuhkan bantuanmu," ucap Mbak Lusi.
Keyra mengangguk lalu segera pergi dari ruangan mbak Lusi setelah mengucapkan kata terimakasih, apa yang terjadi sampai sampai Fahri harus menjemputnya seperti ini?
Keyra menuju ke lobi dan benar saja Fahri sudah menunggunya di sana, segera Fahri keluar dari lobi dan berjalan menuju mobil lalu membuka pintu mobil.
"Tuan Fahri ada apa sebenarnya?" tanya Keyra.
"Ada seseorang yang memasukkan sesuatu ke minuman tuan, dan hanya anda yang bisa menolongnya saat ini."
Fahri pun menjelaskan bahwa tadi dia sedang meeting bersama klien penting, namun rupanya ada orang yang merasa iri kepada Dewa karena tender yang di menangkannya.
Dan orang tersebut berhasil menyuap pelayan resto di mana Dewa dan klien nya makan siang, agar pelayan tersebut mencampur sesuatu di gelas minumannya.
Keyra menarik nafas dalam, benar saja firasatnya. Entah mengapa dia merasa tak enak hati ketika Dewa pamit akan meeting di luar bersama klien nya.
"Lalu pelakunya bagaimana, apa sudah tertangkap?"
"Sudah Nyonya, sudah di amankan," jawab Fahri.
Barulah Keyra merasa tenang setelah mendengar apa yang Fahri katakan, dia benar benar takut terjadi sesuatu terhadap Dewa, dia tak mau merasa kehilangan untuk kedua kalinya.
Fahri menjalankan mobil dengan sedikit kencang mengingat tuan sekaligus sahabatnya sedang membutuhkan Keyra.
Akhirnya setelah beberapa menit berkendara sampailah mereka di sebuah hotel bintang lima, letaknya memang tak jauh dari gedung perusahaan tempat mereka bekerja.
"Gunakan ini dulu Nyonya," ucap Fahri.
Fahri memberikan masker dan kaca mata hitam juga sebuah rambut palsu, lalu Keyra di perintahkan memakai sebuah jubah berwarna hitam membuat Keyra mengernyitkan dahinya.
"Demi ke amanan anda Nyonya," ucap Fahri meyakinkan.
Keyra pun segera mengenakan semua perlengkapan yang di berikan Fahri kepadanya.
Dengan langkah tergesa Keyra segera memasuki kamar hotel yang sudah di pesan oleh Fahri, lalu Keyra pun masuk ke dalam kamar hotel tersebut.
Keyra melihat Dewa bertelanjang dada, wajahnya sudah memerah dengan kilat gairah yang terpancar dari sorot matanya.
Bahkan deru nafasnya terengah engah menandakan libidonya sedang berada di puncak, ketika melihat Keyra masuk dengan menggunakan rambut palsu segera Dewa menerjang tubuh Keyra.
Begitu masker dan kaca mata hitam Keyra di buka, Dewa langsung melumat bibir manis yang sudah jadi candunya. Dewa tak memberi kesempatan Keyra untuk sekedar membuka jubah atau rambut palsunya.
Permainan Dewa benar benar memabukkan, meski sedikit kasar. Dan entah sejak kapan jubah juga rambut palsunya teronggok di lantai, bahkan dirinya kini hanya memakai baju dalaman saja.
Dewa terus mengeksplor tubuh Keyra, dia menghujamnya tanpa ampun, membuat Keyra melenguh karena perbuatan Dewa.
Bahkan bibirnya sedikit bengkak, tapi Keyra malah terlihat lebih seksi di mata Dewa. Desahan dan racauan itu menggema menjadi nyanyian dua insan yang sedang di mabuk cinta, tepatnya karena Dewa di beri obat perangsang jadi permainannya semakin menggila.
Untung saja hotel tersebut memasang alat kedap suara, membuat suara suara laknat mereka tak terdengar sampai ke luar.
Fahri dengan setia menunggu di lobi, dia mendapat laporan bahwa ada andil Marco dari kejadian obat perangsang tersebut.
Lalu Fahri pun segera menghubungi Ferdi, satu satunya keluarga yang di percaya oleh Dewa, dan satu satunya keluarga yang berani bertaruh nyawa demi keponakannya.
Fahri pun menjelaskan bahwa Keyra kini tinggal bersama Dewa, namun status mereka masih di rahasiakan.
"Fahri laporkan padaku tentang semua hal yang mencurigakan, awasi terus gerak gerik Aruna dan Clara, jangan sampai mereka berdua masuk ke area perusahaan!" seru Ferdi.
"Baik Tuan, sesuai perintah anda," jawab Fahri.
Sambungan telepon terputus setelah Ferdi memberikan arahan agar Fahri menjaga Dewa dan Keyra dengan baik, karena Ferdi masih harus mencari pelaku penembakan beberapa tahun lalu.
Di dalam kamar hotel Dewa masih semangat menggempur Keyra, entah sudah berapa ronde Dewa melakukannya, bahkan Keyra hampir menyerah.
**
Sementara di kantor Inggit dan Irna bertanya tanya tentang Keyra, mereka masih menebak nebak kira kira bantuan apa yang Dewa butuhkan hingga berjam jam lamanya.
"Lo tahu enggak sih, si Keyra bantuin apa?" tanya Inggit.
Irna mengedikkan bahu, dia benar benar tidak tahu. Dan mereka benar benar merasa penasaran, entah ada masalah apa yang terjadi.
"Ini hampir jam tiga dan si Keyra masih belum balik, kok gue jadi di khawatir ya," ucap Irna.
"Iya gue juga, takut si Keyra di apa apain sama tuan gunung es itu," jawab Inggit.
Tiba tiba mbak Lusi mendekat, dia membereskan meja Keyra juga memasukkan barang barang Keyra ke dalam tasnya, mbak Lusi hendak membawa tas Keyra menuju ke lobi karena salah satu pengawal Dewa sedang menunggunya di sana.
"Mbak mau ke mana?" tanya Inggit.
"Ini tasnya si Keyra suruh di kasihin ke pengawal tuan Langga," jawab mbak Lusi.
"Emang si Keyra ke mana sih Mbak?" tanya Irna.
"Dia dapat tugas dari tuan Langga," jawab mbak Lusi.
Irna hanya manggut manggut mendengar apa yang di katakan oleh mbak Lusi, jawaban yang kurang puas namun harus di buat puas oleh Irna dan Inggit.
"Ya sudah kalian cepat bereskan pekerjaan kalian!" perintah mbak Lusi.
"Baik Mbak," jawab Inggit dan Irna kompak.
Mereka pun melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda, meski di hati bertanya tanya namun mereka tak mau banyak bertanya karena jawabannya pasti akan sama seperti tadi.
Inggit berniat akan langsung menanyakannya kepada Keyra hari senin nanti, karena besok adalah hari libur dan Inggit tidak mau mengganggu hari libur Keyra.
**
Dewa terengah engah setelah pertempuran panas mereka, ini adalah kali ketiga Dewa mencapai puncak.
Sungguh benar benar laknat obat tersebut, membuatnya semakin brutal dan tak pernah merasa puas. Bahkan Keyra sampai menangis dan meminta untuk beristirahat sejenak, dan baru kali ini Dewa kabulkan setelah ketiga kali dia mencapai puncak.
"Satu kali lagi sayang," rengek Dewa.
"Mas aku lelah sungguh," jawab Keyra.
"Aku janji setelah ini selesai kita mandi dan istirahat," ucap Dewa.
Keyra akhirnya hanya pasrah saja ketika Dewa kembali menyerangnya, dia sudah tak berdaya namun mau bagaimana lagi karena Dewa berada dalam pengaruh obat terkutuk itu.
Dan bukannya satu kali Dewa menyerangnya melainkan dua kali, barulah Dewa terkapar tak berdaya. Dewa memejamkan matanya sesaat, sambil berfikir, bagaimana jadinya jika Keyra masih berada di kampung?
Apa yang akan terjadi dengan dirinya? Pertanyaan pertanyaan itu terus berputar putar di kepalanya.
Pantas saja Dewa merasa curiga ketika dia melihat seorang wanita yang terus memperhatikannya sejak pertama dia masuk ke tempat meeting tadi.
Rupanya ada yang sengaja menguntitnya, mulai saat ini dia harus meningkatkan sistem keamanan perusahaan.
