Hitam tak selamanya buruk dan kotor, putih tak selamanya bersih dan suci. Hidup seorang diri membuat Letnan Rilanggana menjadi pribadi yang keras, dingin dan tidak mudah di taklukkan. Banyak yang tidak paham atau mengerti akan jalan pikir serta 'caranya bekerja'.
Berawal dari pertemuan pertama yang tak terduga, dirinya bertemu dengan adik kesayangan seniornya yang membuatnya kesal. Namun menang taruhan dengan rekannya membuat takdirnya harus mendekati gadis itu kembali.
Niatnya yang hanya bermain-main akhirnya menimbulkan perkara dan harus berhadapan langsung dengan seniornya tersebut. Hingga waktu berganti, kisah masa lalu di antara mereka membuat prahara.
KONFLIK, silakan SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Penolong baru.
Sekali lagi Nara ingatkan untuk 'berbahasa yang santun' ya kak. Nara ingin selalu memberikan yang terbaik baik penikmat cerita Nara, jadi tolong kerjasamanya agar Nara bisa tetap stabil menghibur kakak semua 🙏.
🌹🌹🌹
"Tidak ada luka dalam." Kata dokter saat memberikan foto hasil pemeriksaan fisik Bang Rilo tadi pagi.
"Lalu kenapa dok?" Tanya Lira.
Bang Rilo tersenyum saja mendengarnya seakan sudah paham dengan apa yang terjadi. Namun senyum itu terasa lebih membahagiakan karena Lira masih memiliki rasa peduli terhadapnya.
"Kurang istirahat saja." Jawab dokter.
...
"Kenapa tidak di rawat di rumah sakit saja, Om??" Saran Lira yang berkali-kali di tolak oleh Bang Rilo.
"Rumah sakit mana yang mau menangani orang yang tidak sakit? Kalau kamu mau sedikit ikhlas merawat saya, saya akan sangat berterima kasih." Jawab Bang Rilo.
Lira hanya mengangguk saja tak bisa menjawab apapun lagi, entah kenapa kali ini ia merasa ada sisi hatinya yang begitu terluka namun dirinya juga tidak bisa menghilangkan bayang Bang Priyadi dari pikirannya.
"Besok bagaimana acara kenaikan pangkatnya? Nama Lira juga belum masuk dalam daftar riwayat hidup Om Rilo." Tanya Lira.
"Ikut saja, sudah di sah kan." Jawab Bang Rilo dengan senyumnya.
...
Bang Rilo membaringkan tubuhnya, sekujur tubuhnya terasa panas meskipun suhu basal tubuhnya normal saja.
Saat Lira sedang sibuk di dapur, Bang Rilo pun menghubungi seseorang di seberang sana.
"Opo coyy???"
"Yang benar saja kamu, dari dulu nggak berubah." Tegur Bang Rilo.
"Jadi apa?? Spiderman???" Jawab di seberang sana. Ono opo??"
"Kau tau kan, minggu depan Abang geser kesana???" Bang Rilo merendahkan suaranya agar tidak terdengar oleh Lira.
"Hmm.. pancaran????"
"Abang ada tugas untukmu..!!"
***
"Terima kasih banyak ibu..!!" Lira menyalami Ibu dan Bapak Danyon yang notabene adalah kakak dan kakak iparnya sendiri.
Begitu pula dengan Shita yang juga menyalami Ibu dan Ayahnya.
"Sama-sama. Sehat dan sukses selalu ya Bu Rilo.. Bu Bayu..!!" Ujar Mbak Niken secara formal.
"Siap.. ibu..!!"
Saat itu kepala Bang Rilo terasa berputar-putar tapi suami Lira itu terus menahannya.
"Om.. masih sakit ya?" Bisik Lira saat Kakaknya telah berlalu pergi.
"Nggak.. kamu cepat berteduh, dek..!! Disini panas sekali." Kata Bang Rilo.
Tak banyak bicara, Lira menarik lengan suaminya yang kini sudah berpangkat Kapten.
Belum sepuluh langkah berjalan, Bang Rilo berhenti hingga kemudian tumbang.
bruugghh..
"Ooooomm..!!!!" Pekik Lira.
Bang Ribas yang sedang menyalami anggotanya sampai terkejut mendengar pekik suara Lira.
"Aman Bang.. lanjut..!! Saya handle Bang Rilo..!!" Kata seorang pria disana.
Lira dan pria tersebut sempat saling menatap namun kemudian pria tersebut segera membantu Bang Rilo bersama Bang Bayu.
"Laahh.. Orig??? Kamu disini????" Bang Bayu sampai melotot melihat juniornya berada disana.
"Nanti saja bicaranya, Bang..!!" Jawab pria bernama dada A. B. Narotama dengan pangkat Letnan satu.
:
Bang Rilo mulai bisa membuka matanya namun suami Lira itu menggelinjang kesakitan. Duduk tak jauh disana Lira yang sedang menikmati cilor seakan tidak peduli akan hal apapun.
"Apa-apaan ini???" Bang Ribas geram dan bermaksud menegur adiknya tapi Bang Rilo dan 'Bang Orig' menghadang langkah Bang Ribas.
Bang Orig yang baru memakai sarung tangan segera menghampiri Lira dan duduk di hadapannya.
"Hai.." Sapa Bang Orig.
"Kamu siapa??" Tanya Lira nampak tidak suka.
Tiba-tiba Shita yang berada disana gemetar ketakutan dan meninggalkan ruang kesehatan.
"Kejar Bay..!! Bawa kesini..!!!" Perintah Bang Rilo.
Lira melirik pintu dengan gelisah. Siapa sangka Lira beranjak dan hendak kabur tapi Bang Orig menarik lengan Lira dan 'melumpuhkannya'.
"B*****t, hati-hati Rig..!!! Mbak mu ituuuu..!!" Bentak Bang Rilo.
Bang Orig tak peduli dan tetap menyelesaikan 'tugasnya'.
"Ada apa sih???" Bang Ribas yang sudah bingung malah semakin bingung.
Hanya terdengar lantunan do'a yang akhirnya membuat Lira menangis. Shita pun menangis saat Bang Bayu membawanya masuk.
Setelah itu Bang Rilo membantu Bang Orig membuka tutup botol air mineral dan mengisinya pada dua buah gelas di ruangan tersebut.
Seketika Bang Rilo menggelinjang hingga terguling di lantai, Bang Orig pun menarik nafas lalu menyambar air minum.
"Allahu Akbar..!!!" Air memercik setengah menyiram wajah Lira dan Shita.
Lira dan Shita pun gelagapan di buatnya.
"Alhamdulillah..!!" Bang Orig tumbang sembari meremas dadanya yang terasa nyeri bagai terhantam.
...
"Haaaahh.. Astaghfirullah..!!!" Bang Ribas mengusap wajahnya karena kaget mendengar jawaban juniornya, Letnan Auriga Bima Narotama.
"Ijin Abang.. Ada hal yang secara nalar sulit untuk di cerna namun pada kenyataannya kita memang hidup berdampingan dengan hal tersebut. Bukankah kepercayaan kita juga mengajarkan demikian. Tapi tetap tidak ada sedikit pun niat saya melangkahi Kuasa Tuhan." Ujar Bang Riga.
"Ka_mu dukun??" Tanya Bang Ribas masih syok dengan kenyataan.
"Dukun cab_ul dia, Bang." Sambar Bang Rilo.
"Riloooo.. Abang serius. Ini bukan hal sepele." Kata Bang Ribas.
"Selama kita dekat dengan Allah, tidak akan ada hal yang bisa mencelakai kita." Jawab Bang Rilo.
"Laah terus??? Kenapa kamu sampai begini???" Tanya Bang Ribas lagi.
"Bang Rilo 'tidak bersih', Bang. Tidak fokus dan tidak khusyuk. Itu sebabnya Bang Rilo tidak sanggup menangkis. Kita hanya manusia yang penuh dengan keterbatasan. Lelah juga banyak pikiran." Jawab Bang Riga.
Bang Ribas mengangguk, kemungkinan iparnya itu juga cemas dengan keadaan Lira.
Kening Bang Ribas berkerut sejenak. "Ooohh.. saya ingat. Kamu siswa yang kabur di Laut Jawa ya??? Bukannya kamu Bimo???? Sebenarnya siapa namamu???"
Bang Riga terkikik mendengarnya apalagi ekspresi bingung Danyon seakan menjadikan hiburan tersendiri baginya. "Saya Naro, Bang."
"Astaghfirullah.. saya juga Intel, tapi nggak begini amat kali, Rig." Kata Bang Ribas mengurut pelipisnya.
"Ooommm..!!!" Suara pekik Lira mengagetkan semua orang. Kemudian terdengar suara benda jatuh dari dalam ruang Danyon. "Aaaaaaaaaa.." Suara teriakan Shita membuat semua pria bangkit dari duduknya.
"Maaaaaaaaass..!!!" Mbak Niken yang ikut berteriak semakin menambah mencekamnya suasana.
Para pria pun berlari masuk menuju ruang Danyon.
.
.
.
.
semoga menjadi Keluarga yg samawa yah Bang Rilo dan Bang Bayu😇
bikin penasaran...
lagi rame ini,
ayo lanjuuut kak 💪💪💪♥️♥️♥️