Grace Jacorey, seorang editor di salah satu perusahaan media di California. Karena kecerobohannya bersama temannya membawanya ke dalam sebuah masalah. Ia dipertemukan dengan salah satu keturunan Walton, seorang pria tampan dan kaya raya. Sejak pertemuan itu, Grace merasakan jantungnya berdebar saat berada di dekat pria itu. Mungkinkah ia jatuh hati pada Pria itu? Akankah pria itu memiliki perasaan yang sama dengan Grace?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Mengantar Pulang
Grace menyadari kehadiran Kendrick. Entah mengapa ia menjadi gugup saat berada di dekat pria itu. Grace kembali fokus pada bukunya, membaca setiap poin-poin penting dari hasil wawancara mereka.
Kendrick meraih botol minum tepat di depan Grace. Menyadarinya, Grace menoleh pada Kendrick. Pria itu hampir membuka tutup botol air mineral miliknya. Apa pria itu tidak menyadari botol minuman yang diambilnya sudah habis seperempat.
"Maaf Pak, minuman anda ada di sana. Ini milik saya," ucap Grace. Apa pria itu tidak bisa melihat jika air di dalam botol itu sudah habis seperempat. Tapi mengapa ia tetap mengambilnya.
"Saya akan mengambil minuman anda," kata Grace bangkit dari sofa.
Grace kembali ke sofa membawa minuman milik Kendrick. Matanya membulat saat melihat botol minuman miliknya sudah kosong.
"Pak.. anda__"
"Aku terlalu haus," ujar Kendrick menatap Grace seperti tidak terjadi apa-apa.
"Pria ini sudah gila.." batin Grace menatap Kendrick tak percaya.
"Ah ya, saya hampir lupa. Saya ingin mengembalikan jas anda," ujar Grace mengambil paper bag di sudut sofa.
"Ken," panggil Edward yang baru saja muncul dari balik pintu.
"Aku membeli makanan untuk kita. Aku ingin berbincang-bincang denganmu. Kamu tidak sibuk kan?" tanya Edward.
"Baiklah.. ayo.." jawab Kendrick bangkit dari sofa.
"Aku akan mengambilnya nanti," ujar Kendrick lalu pergi.
Malam harinya Grace menunggu taxi di depan gedung kantor. Tadi pagi ia tidak membawa mobil karena Jena menjemputnya. Hari ini ia pulang cukup lama kerena menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang menumpuk. Grace kembali membawa jas milik Kendrick karena ia lupa memberikannya. Grace pikir Kendrick sudah pulang.
Sebuah mobil Porche... berhenti tepat di depannya. Grace mengerutkan keningnya saat melihat mobil itu berhenti tepat di depannya dan ternyata pemilik mobil itu adalah Kendrick.
"Dimana suamimu? Apa dia tidak menjemputmu?" tanya Kendrick.
"Oh saya belum menikah Pak," jawab Grace terlalu jujur. Tidak tahukan dia jika salah satu cara Kendrick untuk mengetahui status hubungannya.
"Maksudku kekasihmu," ujar Kendrick setelah mengetahui Grace belum menikah. Grace mengerutkan keningnya. Bukankah pertanyaan itu terlalu lancang.
"Apa pertanyaanku terlalu jauh?" kata Kendrick menyadari ekspresi tidak suka di wajah Grace. " Tapi basanya pria suka menjemput kekasihnya bukan? atau mungkin kekasihmu tidak pernah menjemputmu. Sayang sekali, begitukah sikap pria sejati?" kata Kendrick seolah meledek Grace.
"Saya tidak punya kekasih Pak," jawab Grace dengan cepat membuat Kendrick menyeringai.
"Ini pakaian anda. Saya pikir anda sudah pulang dan melupakannya," Grace menyerahkan paper bag ditangannya, berharap pria itu mengambilnya lalu pergi.
"Masuklah, aku akan mengantarmu," kata Kendrick mengabaikan paper bag ditangan Grace.
"Tidak perlu Pak. Saya tidak ingin merepotkan anda. Lagi pula taxi masih banyak yang lewat. Terima kasih atas tawarannya."
"Aku tidak akan menerima benda itu jika kamu tidak bersedia naik mobilku," tukas Kendrick membuat dirinya mendapat tatapan kesal dari Grace.
"Kalau begitu berikan alamatmu, aku akan mengirimnya besok pagi," balas Grace membuat Kendrick membulatkan kedua matanya. Apa Grace sedang menolak ajakannya. Sial sekali, apa wajah tampannya tidak cukup menarik perhatian wanita itu.
"Aku hanya akan menerimanya jika kamu pulang naik mobilku malam ini," balas Kendrick tidak mau kalah.
Grace sepertinya tidak ada pilihan lain. Pada akhirnya ia masuk ke dalam mobil Kendrick.
Suasana di dalam mobil terasa hening, keduanya sepertinya enggan berbicara.
Beberapa saat kemudian dering ponsel Grace memecah keheningan di dalam mobil itu. Grace mengambil ponselnya dari dalam tas. Layar ponselnya menunjukkan vidio call dari kakak iparnya.
"Hai Kak..." sapa Grace menatap layar ponselnya.
"Hai Grace, bagaimana kabarmu?"
"Baik," balas Grace. Ia mendengar suara Xena yang meminta ponsel pada Ellen.
"Xena memintaku untuk menghubungimu. Katanya dia merindukanmu, padahal kita baru bertemu minggu lalu," ucap Ellen memberikan ponselnya pada Xena.
"Hai sayang.. bagaimana dengan sekolahmu hari ini?" tanya Grace saat melihat wajah Xena dilayar ponselnya.
"Sedikit menyenangkan," balas Xena.
"Aunty dimana? Sudah pulang bekerja?" tanya Xena merebahkan tubuhnya di kasur dengan kepala berada di paha ibunya.
"Sedang dalam perjalanan pulang," jawab Grace.
"Apa aunty sedang mengemudi?"
"Tidak.. aunty diantar," jawab Grace.
"Siapa yang mengantarmu? Apa itu pria? Apa dia kekasih aunty? Apa dia seperti uncle tampan?" tanya Xena membuat Grace terkejut. Grace terlihat salah tingkah. Keponakannya itu selalu banyak bertanya. Grace yakin Kendrick pasti mendengarnya.
"Dimana kakakmu? Aku merindukannya," ujar Grace mengalihkan pembicaraan.
"Apa aunty tidak merindukanku?"
"Tentu saja sayang," balas Grace.
"Lalu kenapa aunty hanya bilang merindukan kak Lewis," balas Xena. Grace memutar bola matanya, keponakannya itu tukang cemburu.
"Aunty merindukanmu sayang," kata Grace. Xena lalu tersenyum.