Naura memilih kabur dan memalsukan kematiannya saat dirinya dipaksa melahirkan normal oleh mertuanya sedangkan dirinya diharuskan dokter melahirkan secara Caesar.
Mengetahui kematian Naura, suami dan mertuanya malah memanfaatkan harta dan aset Naura yang berstatus anak yatim piatu, sampai akhirnya sosok wanita bernama Laura datang dari identitas baru Naura, untuk menuntut balas dendam.
"Aku bukan boneka!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Sepuluh
Naura mengemudikan mobilnya dengan perasaan campur aduk. Dia tak mengira jika kehidupan rumah tangganya akan berakhir begini. Dulu dia beranggapan jika Alex adalah pria yang baik dan sangat diidamkan bagi semua wanita. Namun, ternyata tak seperti harapannya, yang menginginkan pernikahan hanya sekali.
Sampai di rumahnya, Naura disambut dengan wajah masam ibu mertuanya. Dia yakin wanita itu baru saja mendengar cerita buruk tentangnya.
Naura berjalan tanpa peduli lagi pada mertuanya. Jika kemarin-kemarin dia masih menghormati wanita itu walau dia telah memperlihatkan rasa tak sukanya, tapi kali ini rasa itu hilang. Dia jelas tak terima karena mertuanya jelas-jelas mendukung perselingkuhan sang suami.
"Puas kamu sudah mempermalukan suami sendiri?" tanya Ibu Rini begitu Naura berada di dekatnya.
Naura menghentikan langkahnya. Tersenyum menanggapi ucapan ibu mertuanya itu.
"Belum, Bu. Aku masih belum puas. Aku masih ingin melihat keduanya hancur!" jawab Naura dengan tersenyum. Setelah itu dia kembali melangkah masuk ke kamar.
Melihat hal itu, ibu mertuanya makin marah dan cemberut. Ingin rasanya menjambak rambut menantunya dan menariknya keluar dari rumah ini.
"Aku yakin Alex tak akan tinggal diam saja. Enak saja mengambil semuanya setelah Alex berusaha membuat perusahaan itu berkembang. Itulah aku tak pernah setuju putraku menikah denganmu. Kau begitu sombong!" gumam Ibu Rini dengan dirinya sendiri.
**
Sampai di kamar, Naura menghubungi salah seorang sahabatnya yang bernama Lina. Mengatakan semua yang terjadi. Beruntung dia mengenal seorang pengacara terkenal. Mereka berjanji akan bertemu besok.
Naura menyimpan semua surat berharga dan perhiasan yang dia dapat dari brankas. Tanpa menyisakan sedikitpun. Dia lalu tersenyum mengingat pasti nanti suaminya akan kalang kabut melihat perhiasan yang di simpan telah lenyap. Setelah memastikan semua itu di simpan di tempat akan, dia baru tidur.
**
Pagi-pagi sekali, sebelum ibu mertuanya bangun, Naura sudah siap-siap ke rumah sahabatnya Lina. Awalnya mereka janjian akan bertemu dengan pengacara di restoran. Namun, dari malam perasaan wanita itu sangat buruk. Dia merasa cemas sepanjang malam.
Setelah berpikir, akhirnya Naura memutuskan subuh ini langsung ke rumah Lina. Siangnya baru mereka bertemu. Sebenarnya Naura tak mau merepotkan sahabatnya itu, tapi dia tak mungkin melakukan semua seorang diri. Dia juga butuh bantuan orang lain.
Tanpa pamit Naura pergi dari rumah. Jantungnya berdetak lebih cepat, entah apa yang akan terjadi. Pikirannya sangat kacau.
Naura mengemudikan mobilnya dengan hati-hati. Perutnya yang sudah besar membuatnya sedikit terganggu, tetapi semakin mendekati tempat pengacara, jantungnya berdegup lebih kencang. Hari ini, dia harus menyimpan semua surat-surat berharga miliknya sebelum rencananya benar-benar hancur. Hanya tinggal satu langkah lagi menuju kebebasan dari pernikahan yang menyiksanya.
“Semoga semua berjalan lancar,” gumamnya sembari melirik ke cermin spion. Di belakangnya, jalanan tampak sepi. Pikirannya melayang, mengenang semua yang telah terjadi dalam hidupnya, terutama hubungan terpuruknya dengan suaminya, Alex. Dulu, ia sangat mencintainya, tetapi kini semua itu terasa seperti mimpi buruk.
Dia harus segera mengakhiri hubungan toxic ini. Setelah menyerahkan semua barang berharga miliknya pada Lina, dia akan ke perusahaan mengikuti rapat, baru siangnya bertemu pengacara. Naura telah merencanakan semuanya harus dilakukan pada hari ini juga, agar dia bisa tenang.
Naura berusaha mengalihkan perhatian dengan memeriksa ponsel yang terletak di bangku samping. Di layar, terdapat sebaris pesan dari temannya, Lina.
“Sudah siap? Jangan lupa jaga kesehatan ya. Aku di sini untukmu.”
Naura tersenyum kecil. Lina selalu mendukungnya, meskipun mereka berdua jarang bertemu tapi dia tahu betapa rumitnya situasi yang dihadapinya. Tanpa menjawab, dia terus mengemudikan mobil, sampai tiba-tiba semua berubah.
“Eh, kenapa ini?” Naura terkejut saat merasa rem mobilnya tidak berfungsi. Dia menginjak pedal rem, namun mobilnya tidak melambat. Dalam sekejap, kepanikan menyelimuti diri.
“Ya Tuhan! Naura, tenangkan diri!” serunya sambil berusaha mengendalikan kemudi. Namun, semua terasa sia-sia. Mobilnya melaju kencang, menembus jalanan tanpa kendali.
Naura menggenggam kemudi sekuat tenaga, berusaha mencari jalan aman untuk menghentikan mobil. Dia berdoa dalam hati, berharap dan berharap agar semuanya baik-baik saja. Tubuhnya bergetar, dan keringat dingin mengaliri dahinya.
Rasa panik semakin menghantui ketika Naura mengetahui bahwa jalannya mulai menanjak. “Jangan, jangan panik. Tenang!. Ya Tuhan, tolong aku,” teriaknya, tetapi suaranya hanya teredam oleh rawan deru mesin. Dalam hitungan detik, mobilnya menabrak pembatas jalan sebelum akhirnya kesadarannya sedikit hilang.
***
Sadar setelah terjatuh, Naura mencoba membuka mata. Disekitarnya gelap dan berisik, bunyi mobil yang bergetar semakin mengecil. Perlahan, dia meraba-raba perutnya. “Aduh!” Dia merasakan nyeri, tetapi berusaha bersikap tenang. “Kamu masih di sini, sayang … Bertahanlah, ya.” Ia berbicara lembut kepada jabang bayi di dalam perutnya.
Dengan susah payah, Naura berusaha membuka pintu. Mobilnya itu cukup hancur keadaanya, dan semua kekuatan yang dimilikinya dikerahkan untuk bergerak. Dan akhirnya, dia berhasil mengeluarkan dirinya dari mobil itu. Di luar, cahaya matahari terasa hangat, tetapi Naura tidak punya waktu untuk menikmati itu. Dia harus segera mencari pertolongan.
Jalanan masih sangat sepi karena masih subuh. Naura berdoa dalam hati, semoga bayinya selamat dan tetap sehat. Hanya bayi dalam kandungannya yang sangat dia kuatir kan.
Dengan gemetar, Naura mengeluarkan ponselnya dan segera menelepon Lina. “Lina … tolong … aku butuh bantuan. Aku terluka … mobilku terbalik!” Suaranya serak, sulit untuk diucapkan.
Beruntung dia meletakan ponsel di dalam tas yang dia sandang. Di dalam tas itu juga tersimpan berlian dan surat berharga lainnya.
“Naura! Di mana kamu?” suara Lina terdengar panik.
“Aku di jalan dekat pengacara… Tolong cepat datang!” Naura jatuh terduduk di tepi jalan, merasa lelah dan nyeri di perutnya.
“Tenang, Naura. Aku akan segera ke sana!” jawab Lina sebelum mengakhiri telepon.
Tak lama setelah itu, Naura melihat mobil Lina mendekat. Temannya itu berlari keluar, wajahnya pucat. “Naura!” Ia menghampiri Naura dan segera memeluknya. “Oh, Tuhan … apa yang terjadi?!”
“Mobilku … remnya blong …” Naura berusaha menjelaskan sambil mengusap perutnya dengan lembut.
Lina menggenggam tangan Naura dengan erat. “Aku akan membawamu ke rumah sakit. Kita harus periksa kondisi kamu dan bayinya.”
Naura mengangguk, merasa lega. Lina segera membantu Naura naik ke dalam mobil dan mereka berangkat ke rumah sakit. Dalam perjalanan, Naura tetap merasakan nyeri di perutnya.
“Naura, aku minta kamu tenang. Jangan berpikir macem-macem dulu,” kata Lina sambil memicingkan mata untuk fokus mengemudi.
“Aku tahu, Lina. Tapi … ketika mobil itu menabrak pembatas jalan, aku sangat takut .…” Naura menunduk, genangan air mata memenuhi bulir matanya. “Aku tidak ingin kehilangan bayi ini.”
“Tidak akan terjadi apa-apa. Kita sedang menuju dokter. Dia akan membantumu, oke?” Lina berusaha menenangkan, meskipun hatinya sendiri berdebar-debar memikirkan kemungkinan terburuk.
Setelah beberapa menit yang terasa sangat panjang, mereka tiba di rumah sakit. Naura langsung dibawa ke ruang gawat darurat. Lina mengikuti dengan langkah cepat, berusaha tetap tenang demi Naura.
untuk weni rasain kmu bkalan di buang oleh kluarga alex.....kmu tk ubahnya sperti sampah tahu gak wen.....bau busuknya sngat mnyengat dan mnjijikan /Puke//Puke//Puke//Puke//Puke/
Lina jodoh sdh ada yng mengatur jd tetap lah 💪💪
lanjut thor 🙏
karna memang cinta tak harus memiliki
Alex selamat terkejut ya semoga jantung aman aman saja