Queenara

"Apa Daniel belum pulang, Nai?" Tanya Mama Hasna.

"Sepertinya sebentar lagi Daniel akan pulang, Ma." Jawab Naina.

"Nah, itu Papah pulang!" Seru Zeline sambil menunjuk Daniel yang tengah berdiri di ambang pintu.

Daniel pun segera berjalan masuk ke dalam rumah. Pun dengan Naina yang segera berjalan ke arah Daniel untuk menyambut kepulangan Daniel.

"Sayang, Mama dan Kak Dara ada di sini?" Tanya Daniel sambil menatap pada Mama Hasna dan Dara.

"Ya, Mama baru saja sampai." Jawab Naina.

Daniel mengangguk paham lalu berjalan ke arah Mama Hasna dan menyalami Mama Hasna.

"Tumben sekali Mama datang ke sini tidak mengabariku lebih dulu?" Tanya Daniel setelah mendaratkan bokongnya di kursi single.

"Mama datang karena ada hal penting yang ingin Mama bicarakan padamu, Daniel." Jawab Mama Hasna.

"Hal penting? Hal penting apa itu, Ma?" Tanya Daniel dengan kening mengkerut.

"Bersihkanlah tubuhmu lebih dulu baru Mama akan menceritakanny." Ucap Mama Hasna.

"Mama bisa mengatakannya saat ini saja karena aku akan mendengarkannya." Ucap Daniel.

Mama Hasna menggelengkan kepalanya. Walau niat hatinya sangat ingin segera menyampaikannya pada Daniel namun Mama Hasna tidak ingin menyampaikan di saat Daniel baru pulang seperti saat ini.

"Baiklah, kalau begitu aku pamit ke kamar lebih dulu." Ucap Daniel.

Mama Hasna mengangguk mengiyakan. Naina pun turut berpamitan untuk menyiapkan perlengkapan mandi Daniel.

"Kenapa Mama tidak menyampaikannya saat ini saja?" Tanya Dara dengan pelan pada Mama Hasna.

"Biarlah Daniel istirahat lebih dulu." Ucap Mama Hasna dengan singkat.

Dara mengangguk saja dan tak lagi bertanya. Sementara di sofa yang berbeda Fahri nampak memberi kode mata pada Zeline untuk bermain di taman samping rumahnya.

"Nenek, Anty, Zel ingin bermain bersama Kakak dulu, ya." Pamit Zeline.

Tatapan Dara pun seketika tertuju pada kedua putranya yang nampak menatap ke arah lain.

"Ingatlah untuk tidak nakal pada adik kalin." Pesan Dara.

"Kami tidak berjanji, Mamah." Jawab Farhan dan Fahri bersamaan. "Eh, maksudnya kami tidak akan mengganggu Zel Mamah." Koreksi Farhan sementara Fahri menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

"Baiklah, kalian boleh pergi." Ucap Dara setelah meyakinkan jika Farhan dan Fahri tidak akan menjahili Zeline.

Farhan, Fahri dan Zeline pun segera beranjak menuju taman samping. Selama berjalan menuju taman Zeline terus menatap bergantian punggung Farhan dan Fahri seolah sedang berpikir apa yang akan dilakukan kedua kakak sepupunya itu padanya.

"Zeline kemarilah." Farhan mengayunkan tangannya pada Zeline agar duduk di kursi yang berhadapan dengan mereka.

Zeline menganggukkan kepalanya lalu duduk di atas kursi.

"Bukankah Kakak bilang jika Kakak membelikan sesuatu untuk Zel tadi?" Tanya Zeline menuntut janji Farhan dan Fahri.

"Tentu saja. Itu lah alasan kami mengajakmu ke sini. Dan saat ini kami ingin memberikan hadiah itu kepadamu." Ucap Farhan lalu menatap Fahri dengan tatapan penuh makna.

"Benarkah begitu? Kalau begitu ayo berikan hadiahnya pada Zel!" Zeline mengulurkan tangannya pada Farhan dengan tatapan penuh permintaan.

"Agh, sepertinya sebentar lagi saja. Lebih baik sekarang kita bermain dulu." Ajak Fahri tak ingin terburu-buru memberikan hadiah pada Zeline.

Wajah Zeline pun berubah masam namun ia tetap mengikuti perkataan Farhan dan Fahri.

*

"Apa? Jadi Queen sudah kembali ke kota ini dan membawa anaknya?" Daniel nampak begitu terkejut saat Mama Hasna menyampaikan apa yang ia lihat di rumah sakit tadi.

Mama Hasna mengangguk membenarkan. "Mama juga cukup terkejut melihatnya. Setelah dua tahun menghilang akhirnya kini Queen telah kembali dengan membawa anaknya." Jawab Mama Hasna.

Daniel menghela nafas panjang. "Kevin pasti senang mendengar kabar ini." Ucap Daniel.

"Tentu saja. Semoga saja dengan kembalinya Queen dan Boy bisa membuat Kevin lebih bersemangat melanjutkan hidupnya tidak seperti dua tahun lalu." Ucap Mama Hasna.

"Ya. Aku juga mengharapkan seperti itu, Ma. Sudah cukup dua tahun ini Kevin melewati hidupnya dengan berat." Ucap Daniel dengan wajah berubah sendu.

Mama Hasna terdiam. Jika mengingat keadaan Kevin selama dua tahun belakangan ini sungguh membuatnya merasa miris. Terlalu banyak perjuangan yang Kevin lakukan agar apa yang menjadi miliknya tetap bisa ia pertahankan walau harus menahan rindu yang teramat besar pada anak dan istrinya.

***

Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.

Sambil menunggu Queenara update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Kita Harus Menikah!🖤

Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.