Salma seorang guru TK, menikah dengan Rama seorang duda dengan satu anak. Setahun lebih menikah kehidupan keduanya harmonis dan bahagia. Apalagi Rama adalah cinta pertamanya saat SMA.
Namun, kenyataan bahwa sang suami menikahinya hanya demi Faisal, anak Rama dengan mantan istrinya yang juga merupakan anak didiknya di tempatnya mengajar, membuat semuanya berubah.
Akankah Salma bertahan di saat ia tahu suaminya masih mencintai mantan istrinya yang datang lagi ke kehidupan mereka?
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIUA 21 Hanya Teman
Sebatas Ibu Untuk Anakmu (21)
Akhirnya, mereka pun makan kembali. Sampai makan siang selesai, Insi tetap dengan mode diamnya.
" Sayang .... " panggil Andre.
" Jadi, ulat bulu itu siapa?,"
" Ulat bulu?,"
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
" Jangan pura-pura amnesia. Yang gtel minta di garuk kan cuma satu orang. Masa tidak berkesan sampai bisa lupa begitu?," sindir Insi membuat Salma dan Rama menahan senyumnya.
Keduanya tahu siapakah orang yang dimaksud. Selain Insi yang bercerita pada Salma, di dalam ruangan tadi Andre pun bercerita pada Rama.
" Huft...."
" Masih lupa? Mau aku ingetin dia yang mana?," gemas juga Insi di buatnya.
Dia saja masih menunggu bulan depan untuk bisa halal menyentuh kulit orang yang kini berstatus calon suaminya itu. Ini malah ada perempuan yang dengan sadarnya memeluk calon imamnya.
" Dia cuma teman aku. Teman kuliah. Tanya saja Rama kalau tidak percaya." Andre sedikit memelas.
" Kamu tenang saja. Mana mungkin aku mau membuang mutiara demi batu kerikil," rayuan maut sang mantan playboy mulai keluar.
Pergaulan Andre juga seperti orang kebanyakan. Pacaran? sudah pasti pernah.
Jika Rama cukup dengan Dewi, Andre malah biasa bergonta-ganti pacar dengan alasan mencari yang cocok untuk di ajak ke pelaminan. Nyatanya, yang katanya cocok tidak mau di ajak pacaran, tapi minta di lamar langsung.
" Awas saja kalau berani berkhianat. Detik itu juga aku batalin rencana pernikahan kita." Insi mengepalkan tangannya menatap tajam Andre yang hanya bisa menelan salivanya.
Kalian mungkin tahu, seorang wanita bisa memiliki kekuatan yang berkali-kali lipat jika sedang marah. Hal itu pula yang di hindari Andre. Membangunkan macam yang sedang tidur.
Bagi Insi, lebih baik tidak jadi menikah daripada gagal berumah tangga.
" Kamu tidak usah khawatir, yang harus khawatir itu Salma." Andre seolah ingin juga sahabatnya merasakan posisinya hingga melemparkan perkataan seperti itu begitu saja.
" Kenapa aku?," heran Salma.
" Dia itu mengejar-ngejar Rama sejak Rama masih sama mantannya." Ucapan Andre mendapat tatapan tajam Rama.
Baru juga bisa merasakan ketenangan setelah prahara rumah tangganya selesai, sahabatnya malah memantik masalah baru.
" Benar begitu, Mas?," tanya Salma melihat ke arah suaminya.
Ujian kejujuran harus Rama jalani.
" Hmm.. Tapi, itu kan masa lalu." Kilah Rama tidak ingin membahas lagi perempuan yang menurutnya tidak penting.
" Tapi, aku rasa dia masih berusaha. Seperti tadi saat di parkiran."
Tidak penting bagi Rama, nyatanya penting bagi Salma. Tak ingin ada lagi Dewi-Dewi yang lain di kehidupan rumah tangganya membuat Salma jadi awas.
" Aku tidak akan meresponnya. Makanya aku tidak membiarkan kamu kenalan sama dia. Niatnya sudah kelihatan jelas." jawab Rama.
Andre, awas saja kamu. Mulutmu itu memang minta di kasih pelajaran. Geram Rama sambil melihat ke arah sahabatnya.
Mendapatkan tatapan maut dari sang sahabat, Andre malah cengar-cengir tidak jelas.
" Kamu percaya kan sama aku?," jangan sampai Rama harus kembali berjuang untuk membuat Salma percaya padanya.
Melihat raut khawatir pada wajah sang suami, Salma malah tersenyum. " Aku percaya. Aku cuma ngetes. Mas jujur atau tidak."
Rama bernafas lega.
" Kamu harus hati-hati,Sal. Riris itu ..."
" Ada yang minta di beri pelajaran sepertinya. Kamu ingat saat kita kemping saat kuliah dulu...."
Glekk
Andre diam. Itu kesalahan terbesarnya.
" Kenapa memangnya, Ram? Saat kemping dulu Kak Andre kenapa?,"
Jiwa kepo Insi meledak-ledak.
" Itu tidak penting, sayang."
" Apapun tentang kamu, buat aku itu penting, Kak "
Entahlah, mendengar jawaban Insi Andre harus senang atau sedih.
Andre sudah memasang wajah memelas kepada Rama. Berharap dia tidak mengatakan apapun.
Melihat Andre yang sudah mati kutu, Rama malah tersenyum mengejek.
" Jadi, ada kejadian apa?,"
" Ram...."
" Jadi, saat malam harinya Andre pergi keluar tenda untuk buang hajat. Tapi, karena ketakutan mendengar suara ketawa yang entah dari mana, dia malah lari tunggang langgang dan tanpa sadar celananya..."
" Kak, kamu takut hantu?," Insi menatap tak percaya pada Andre.
" Mereka tidak bisa di ajak duel, sayang. Beraninya ngetawain sambil sembunyi." kilah Andre.
Rama hanya tertawa menikmati wajah Andre yang sudah pucat.
Kapok aku ngerjain Rama. Dia malah ngerjain aku balik. Batin Andre yang sudah khawatir Rama menceritakan hal yang lain.
...******...
"Ical tunggu di rumah Nenek dulu ya. Nanti, ayah sama bunda jemput setelah selesai dari rumah sakit." Pesan Rama pada Faisal sebelum meninggalkan Faisal bersama ibunya.
" Ayah janji tidak lama, ya." Faisal sedang ingin bersama dengan Bundanya hari ini. Tapi, ia terpaksa ke rumah neneknya karena ayah dan bundanya ada perlu.
" Insya Allah, sayang. Ayah dan Bunda kan hanya ke rumah sakit. Anak kecil tidak boleh ikut. Tidak baik untuk kesehatan kamu,"
Faisal manggut-manggut.
" Ical mau di belikan sesuatu?," tanya Salma memastikan.
Faisal menggelengkan kepalanya. Ia tidak ingin menitip apapun. Ia hanya mau menghabiskan waktu bersama bunda dan ayahnya saja.
" Baiklah, setelah pulang dari rumah sakit nanti, Insya Allah kita akan ke taman ya. Jalan-jalan sore." Ajak Salma yang paham apa yang di inginkan oleh anak sambungnya itu.
" Terimakasih, Bunda." Faisal memeluk Salma dengan erat. " Semoga Bunda cepat sembuh. Ical kangen baik motor sama bunda lagi."
" Aamiin."
Mereka punpergi setelah berpamitan kepada Bu Marisa.
Jalanan tampak macet. Hari Senin setiap paginya memang sudah menjadi pemandangan biasa. Apalagi jam masuk kantor dan sekolah.
" Kenapa wajahnya tegang begitu, sayang?," tanya Rama melirik ke arah istrinya sekilas karena ia sedang menyetir mobil.
" Aku harap semuanya baik-baik saja, Mas." Walaupun dokter mengatakan ia akan kembali bisa berjalan seperti semula. Nyatanya ia sedikit khawatir akan kondisi kakinya.
" Insya Allah semua baik-baik saja. Atau mungkin kamu ada keluhan mengenai kakimu yang aku tidak tahu?,"
Rama memang selalu perhatian bahkan mengenai hal sekecil apapun. Salma bisa merasakan perubahan itu. Ia bisa melihat bahwa suaminya benar-benar memanfaatkan kesempatan kedua ini dengan sebaik-baiknya.
" Tidak. Aku tidak menyembunyikan apapun."
" Kalau begitu kami tidak perlu khawatir. Semoga semuanya sesuai harapan kita. Apalagi kita sudah melakukan apa yang di pesankan dokter pada kita selama ini."
Salma mengangguk membenarkan. Hari ini adalah hari dimana ia bisa terbebas dari gips yang terpasang di kakinya. Namun, perjuangannya untuk bisa berjalan baru akan dimulai.
Pelepasan gips pun sudah selesai di lakukan. Kini, dokter sedang melakukan pemeriksaan pada tulang yang sudah lama berada di dalam gips itu. Tujuannya untuk mengetahui terapi apa yang akan di lakukan. Sehingga Salma bisa beraktivitas seperti sebelumnya secepat mungkin.
Kini, keduanya sedang duduk berhadapan dengan dokter yang selama ini menangani Salma untuk mengetahui kondisi kakinya.
TBC
** Yang ganti cuma judulnya saja ya. Isinya tidak berubah kok. 😊
anak di bohongi jg,.
berikutnya siapa, Ram 😬😑😠