NovelToon NovelToon
Kamu Diantara Kita

Kamu Diantara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / JAEMIN NCT
Popularitas:711
Nilai: 5
Nama Author: Sunshine_1908

Kisah cinta diantara para sahabat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunshine_1908, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Kuliah

Dua minggu kemudian...

Nicya datang ke kampus dengan di antar oleh Adrian. Ia sengaja berangkat terpisah dari Jaryan untuk tidak memancing keingintahuan para dreamers tentang hubungan mereka yang sebenarnya.

"Ca, udah sehat?" Pagi itu Marvin yang menghampirinya lebih dulu.

Ia baru saja turun dari motor sport pribadinya ketika Adrian membantu Nicya untuk membukakan pintu mobil untuknya.

"Untungnya, gak ada infeksi dan juga gejala tetanus. Kondisi Hazel sudah benar-benar baik sekarang. Oh iya, teman-teman kalian yang lain mana?" jawab Adrian yang terdengar jauh lebih ramah dibanding kesan pertama mereka.

"Nah, itu mereka."

Disaat yang bersamaan, ada Narendra, Caelen, Jishan juga Khaizan yang nampak berjalan menghampiri mereka dari arah gedung kampus. Sepertinya mereka sengaja datang untuk menyapa, setelah sebelumnya saling berkumpul di area kantin yang menghadap ke arah parkiran.

"Gimana Ca, aman?" Khaizan menghampirinya lebih dulu dan mendekap Nicya dengan hangat. Diikuti Jishan, Caelen, Ranendra, juga Marvin yang ikut memeluk secara bergantian.

"Bang Juan sama Bang Jery mana?" tanya Cya sendu. Entah drama apa yang tengah di rencanakan nya kali ini. Namun melihat para sahabat itu dengan anggota kurang dari tujuh orang, memang bisa membuatmu merasa bersalah. Seolah kau adalah duri di tengah persahabatan mereka.

"Kita belum lihat dia di kampus semenjak kecelakaan kamu Ca. Juan juga gak tahu dia dimana. Sama seperti Khaizan dan Jishan, Jaryan mungkin jauh lebih kacau saat tahu kamu sudah menikah." Marvin seolah menciptakan kembali kecanggungan diantara mereka.

Topik yang sangat mereka hindari selama dua minggu terakhir ini, justru malah diangkat kembali ke permukaan karena ulahnya. Membuat semua anggota terdiam dan diliputi keheningan.

"Aku akan belajar untuk ikhlas Ca." ujar Khaizan memecah kesunyian.

"Pasti jauh lebih berat untuk Bang Jery kan? Secara dia mengenalmu sejak kalian kecil. Tapi sama seperti kami, dia justru tidak tahu menahu tentang rahasia besar ini." sambung Jishan.

"Maafkan aku.." lirih Nicya sendu.

"Itu dia." Caelen nampak heboh sendiri ketika ia berhasil menemukan keberadaan Jaryan diantara besarnya bangunan kampus.

Ia menunjuk ke arah Juan dan Jaryan yang baru saja turun dari mobil Jery. Membuat semua orang kompak menatap ke arahnya.

Ke arah sosok lelaki yang biasanya memiliki senyum termanis diantara mereka. Namun bisa-bisanya malah terlihat begitu sendu pagi ini.

"Bang Jery!!" pekik Nicya dari kejauhan.

Ia berlari menghampiri tubuh Jaryan dan melompat masuk ke dalam pelukannya. Para anggota dreamers yang lain pun mengikuti mereka dari arah belakang, takut-takut jika akan ada keributan di pagi ini antara kedua sahabat sejiwa yang mirip bak sepasang sendal yang saling melengkapi itu.

"Nanti kalau Bang Jery nikah, istrinya harus lebih cantik dari Cya ya?" celetuk Nicya pada suatu hari.

"Harus bisa bela diri juga."

"Biar apa Ca?" tanya Juan setengah menyindir.

Bagaimana tidak, mereka sudah menikah. Pernikahan mereka juga sah. Tapi bisa-bisanya ia malah berkoar-koar soal calon pendamping hidup Jery. 'Dasar istri aneh' begitu lah yang ada di dalam benak Juan saat ini.

Saat itu, Nicya memang tengah gencar-gencarnya soal rencana perceraiannya dengan Jaryan saat usia mereka sudah mencapai angka dua puluh lima tahun.

Apalagi ia begitu menyukai Jishan saat itu, hatinya tengah berbunga-bunga meskipun mungkin hubungannya dengan Jishan belum ada perkembangan sama sekali.

Jadi gadis itu benar-benar serius. Berbeda dengan para Dreamers, Clarissa juga Naira yang hanya menganggap itu sebagai sebuah candaan belaka.

"Masa lebih jelek dari kita bertiga sih, abang kan genteng. Lagian kalau dia bisa bela diri, dia bisa tuh bantu nonjok Bang Zavi kalau Bang Zavinya lagi rese sama abang." Jaryan mengacak-acak rambut Nicya gemas.

"Kalau Bang Jery nya mau ke Cya, gimana?" Marvin terdengar iseng dan menjawab semua ocehan Cya. n

Namun anehnya, para anggota dreamers yang lain malah menanti jawaban tersebut dengan sangat serius.

"Kenapa harus Cya?" jawabnya bingung.

"Karena kamu adalah orang terlama dalam hidupnya Jaryan." sambung Narendra tak kalah penasaran.

"No...No...No.. gak boleh." Nicya memangku dagunya seolah tengah berfikir keras.

"Kenapa Ca?" kali ini Jishan yang penasaran.

"Kan harus lebih cantik, kalau aku yang maju gak jadi lebih dong. Lagian kalau aku yang berantem lawan Bang Zavi, kasian" Nicya memanyunkan bibirnya hingga membuat semua orang terkekeh termasuk Jaryan.

"Kenapa kasian?" kali ini Jaryan, sang pemeran utama yang penasaran. entah jawaban absurd apa lagi yang akan dilontarkan oleh istrinya itu kali ini.

"Nanti malah aku pukulin pakai penggorengan." saat itu semua orang terkekeh mendengarkan tingkah kanak-kanak Nicya yang hanya bisa muncul diantara para dreamers saja.

Naira dan Clarissa bahkan menjadi orang dengan suara tawa paling keras diantara mereka. Seolah semua itu hanya lelucon biasa dan tidak melibatkan perasaan pribadi.

"Bang jery." Nicya mendongak ke atas untuk bisa melihat pria yang tengah ia peluk dari jarak yang begitu dekat.

Mata Jery terlihat begitu sendu, entah apa yang telah terjadi diantara mereka sebelumnya. Atau ini memang bagian dari rencana mereka untuk menyembunyikan status pernikahan mereka.

"Jangan gitu Jer, kita semua juga sama kagetnya kok. Kasian Cya kalau lo kayak gini." Khaizan tak sanggup melihat sorot mata Nicya saat ini. Terlihat begitu banyak kesedihan di dalamnya. Dan itu seolah turut melukai hatinya sendiri.

Padahal ia tak tahu bahwa setiap tatapan yang tersirat dari Jery maupun Nicya adalah segenap perasaan bersalah mereka kepada dirinya juga Jishan yang tengah terluka.

"Maaf, Ca. Abang gak marah kok." Jery pun memaksakan senyumnya lalu mengacak-acak rambut Nicya seperti biasanya.

Ia kembali memeluk Nicya tak kalah erat sambil menghembuskan nafas kasar juga panjang ditelinganya.

"Syukurlah, kamu baik-baik saja." Para dreamers yang merasa terharu pun ikut memeluk mereka dari arah belakang.

Pelukan berjamaah itu sontak membuat Adrian berdecih. Ia berdecak kagum melihat eratnya persahabatan diantara mereka.

"Semoga saat segalanya terbongkar nanti, kalian masih bisa seperti ini." gumamnya lirih.

"Gue gak berharap kita saling menyakiti." lirih Rendra di telinga Jery saat pelukan itu terlepas.

Jujur, ia pun juga merasa dikhianati. Tapi ia juga paham bahwa pernikahan mereka terjadi murni karena titah dari para tetua, bukan atas keinginan mereka. dan Narendra cukup waras untuk bisa memahami itu semua.

"Gue bahkan juga pernah berharap kalau lo akan ada di sebagian hidup gue Ca. Pelukan lo masih jadi yang paling hangat disaat gue merasakan dunia ini begitu kejam untuk gue yang gak bisa apa-apa." lirihnya dengan sebelah tangan yang sibuk menggandeng bahu Nicya.

"Yaudah kita ke kantin yuk, laperr." Nicya mempertahankan keberadaan lengan Narendra di bahunya. Lalu menggandeng pinggang lelaki itu dan terus melanjutkan langkahnya di barisan paling depan.

Jery bahkan juga mengajak Adrian bersamanya.

"Gak apa-apa seperti ini?" bisik Adrian di telinganya.

"Nicya akan baik-baik saja jika berada diantara mereka Kak"

1
Ridwan Nakku
kuuuuyylah semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!