Kim Da Mi harus menikahi Yoo Jae Suk, cucu dari presdir Yoo yang sudah berjanji pada kakeknya. Meskipun perasaannya masih tersisa untuk aktor tampan Wi Ha Joon.
Akankah dia mampu menekan perasaannya pada aktor tampan itu, sedangkan dia harus tetap bekerjasama dengannya untuk menangani Rumah Pelangi miliknya?
Yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatihShinbe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
Da Mi bersiap, dia membawa dua koper untuk pindah ke rumah keluarga Yoo.
Jae Suk menertawakannya.
"Kenapa? " Da Mi kesal melihat tingkahnya.
"Kau mau bawa semua baju busuk mu itu?" ucap Jae Suk mengejek.
"Kau ini! " Da Mi hendak menendang kakinya
Jae Suk menghindar.
"Ini bukan baju busuk! Semua ini baju baru ku" jawab Da Mi kesal.
"Baju pilihan mu itu semuanya jelek. Bawa satu koper saja, kakek pasti sudah membelikan mu banyak baju baru, jangan pakai pakaian sederhana jika mau menjadi nyonya Yoo" ucap seraya Jae Suk keluar mendengar mobil mereka sudah datang.
Da Mi kesal, akhirnya dia hanya membawa satu koper miliknya dan menaruh koper lainnya di kamar.
Jae Suk berdiri di depan mobil. Dengan melakukan peregangan, Jae Suk melepaskan semua penat yang telah dia alami selama beberapa hari di sana.
Mengingat bagaimana Da Mi mengatur semuanya sebelum dia pindah, Jae Suk tersenyum sendiri.
"Dia pintar! " gumam Jae Suk.
"Terimakasih Pak! " jawab Do Chul, supir sekaligus orang kepercayaannya.
"Bukan kamu! " Jae Suk masuk ke mobil.
Dia menunggu Da Mi keluar tapi tak juga muncul.
Tak berapa lama, dia melihat mobil Ha Joon datang.
"Jalan sekarang! Suruh Nam Ji menjemput Da Mi nanti" ucap Jae Suk.
"Baik Pak! " Do Chul meluncur.
Da Mi yang baru keluar, menganga melihat Jae Suk pergi begitu saja. Kemudian mendapatkan pesannya.
\= Kau lama, aku ada rapat. Nam Ji akan menjemput mu \=
"Aishh, dasar pria ini. Semakin lama semakin seenaknya, bagaimana nanti kalau aku sudah jadi istrinya" gumam Da Mi seraya mengarahkan kepalan tangan padanya.
Da Mi keluar dari rumahnya dan menarik kopernya. Kemudian Ha Joon turun dan tersenyum ke arahnya.
"Maafkan aku, aku baru bisa datang karena ada sesuatu yang terjadi" ucap Ha Joon seraya mendekat.
Da Mi terdiam meremas gagang kopernya.
"Kau mau kemana? " tanya Ha Joon melihat kopernya.
"Hmmm, aku mau pindah ke Seoul" jawab Da Mi ragu.
"Benarkah? Kebetulan sekali. Tapi kenapa? " Ha Joon tersenyum riang dengan pertanyaannya.
"Aku.... ada yang harus dikerjakan di sana" ucapnya terbata.
"Ohhh, ya sudah" ucap Ha Joon.
Dia mengambil koper Da Mi dan memasukkannya ke mobil. Da Mi sedikit terkejut tapi membiarkannya melakukan semua itu, karena dia akan mengatakan perihal perjodohannya.
"Masuklah, aku akan mengantar mu ke Seoul" Ha Joon membuka pintu mobil untuknya.
"Terimakasih" jawab Da Mi yang kemudian masuk dan duduk.
Ha Joon sedikit heran karena Da Mi menjadi penurut sekali hari ini. Tapi dia tak menghiraukannya. Dia malah senang Da Mi mau diajaknya.
"Tentang donatur.... " Da Mi hendak memulai pembicaraan.
"Aku sudah dapat pesan mu, aku kan sudah katakan, aku menyerahkan semuanya padamu. Aku percaya" jawab Ha Joon.
Da Mi menatapnya yang begitu riang bertemu dengannya.
"Ha Joon si! " Da Mi memanggilnya.
"Ya! " jawab Ha Joon sambil fokus menyetir.
"Kita mampir dulu ke rumah pelangi yang lama" ajak Da Mi.
"Ok! "
Da Mi merasa tak enak, Ha Joon begitu memperlihatkan rasa bahagianya saat sedang bersamanya. Tapi mengingat semuanya adalah hanya untuk memenangkan taruhan, membuat Da Mi mengendalikan diri dan menekan perasaannya.
Sampai di rumah pelangi, Chan Su menghampiri, tahu itu adalah mobil Ha Joon yang datang.
"Kau datang? " sapa Chan Su.
"Bagaimana anak-anak? " tanya Da Mi saat keluar.
"Mereka tak sabar untuk pindah" jawab Chan Su.
"Hai! " sapa Ha Joon pada Chan Su.
"Sedang tak ada syuting kah? Kau bisa datang dan mampir kemari" Chan Su mendekat.
"Ada, tapi aku meminta di undur karena aku sangat ingin kemari" jawab Ha Joon seraya melirik ke arah Da Mi.
Chan Su tersenyum, paham dengan ucapannya.
Da Mi terus berjalan menuju kamar anak-anak. Chan Su dan Ha Joon berjalan perlahan.
"Ada kabar apa di rumah pelangi? " tanya Ha Joon.
"Sejak pembangunan hampir rampung, anak-anak sangat berharap segera pindah. Tapi setelah Da Mi mengatakan dia akan pindah ke Seoul dan membuat rumah pelangi di Seoul, anak-anak semakin senang. Mereka senang anak-anak lain juga punya kesempatan yang sama dengan mereka" Chan Su terus bicara.
Ha Joon tak tahu tentang itu, Da Mi tak membicarakannya. Dia berpikir, darimana Da Mi punya uang sebanyak itu untuk membuat rumah pelangi di Seoul.
Tapi Ha Joon tak menanyakannya pada Chan Su, dia hanya memperhatikan Da Mi yang begitu manis tersenyum dan berinteraksi dengan anak-anak.
#
Da Mi selesai, Ha Joon yang menunggunya langsung berdiri, tahu dia akan pergi.
"Ayo! " ajak Da Mi.
Chan Su memeluk Da Mi.
"Sampai jumpa lagi" ucap Chan Su.
"Jaga mereka untuk ku" bisik Da Mi.
Chan Su mengangguk.
"Bye Ha Joon! " seru Chan Su.
"Bye! " jawab Ha Joon seraya melambaikan tangannya.
Saat di perjalanan, Ha Joon memberanikan diri menanyakan apa yang ada di pikirannya.
"Itu..... "
"Hmmm? " Da Mi menoleh.
"Aku dengar dari Chan Su kau akan membuat rumah pelangi di Seoul, apa itu benar? "
Da Mi melirik.
"Hmm, ya, itu benar" jawab Da Mi.
Ha Joon sedikit kecewa, karena Da Mi tak mengatakannya.
"Kau bilang kau percaya padaku, tapi aku minta maaf karena tak membicarakannya dengan mu terlebih dahulu" jelas Da Mi mengerti Ha Joon merasa kecewa.
"Tidak, tidak apa-apa, aku hanya sedikit berpikir, mungkin ada donatur yang sangat percaya pada rumah pelangi"
"Ya, ini kesempatan yang baik bukan? Rumah pelangi bukan hanya ada di Busan, tapi di Seoul juga. Aku malah berpikir akan mengembangkan Rumah Pelangi menjadi wadah pendidikan bagi mereka yang istimewa. Mereka juga berhak meraih kesuksesan bukan? Akan ada banyak rumah pelangi di Korea, itu membuatku merinding sekaligus senang" Da Mi menjelaskan dengan menggerakkan tangannya.
Ha Joon memang sedikit kecewa, tapi melihat begitu bahagianya Da Mi merencanakan semuanya, dia jadi merasa ikut senang.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>