Bratt Wilson, pria berdarah Inggris-Indonesia yang sudah menginjak usia 35 th. Diusianya yang sudah matang, Bratt memilih untuk tidak menikah. Karena trauma melihat kehancuran rumah tangga orangtuanya, membuat Bratt menganggap pernikahan hanya lah tempat untuk menambah masalah hidup.
Meski tidak menikah, Bratt masih bisa menyalurkan hasratnya dengan memakai jasa wanita bayaran.
Hingga akhirnya Bratt bertemu dengan Alea Andara. Rasa ingin memiliki Alea sangat lah besar meski Bratt tahu kalau Alea sudah memiliki suami.
Apakah rasa ingin memiliki itu hanyalah sekedar obsesi Bratt atau karena memang Bratt telah jatuh cinta pada Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 : Memilih Menunggu Alea
Meninggalkan Hesron dan Zhinta yang sedang rapat bodong di ruang meeting, ada Bratt yang sedang gelisah karena Alea.
Sudah tiga kali Bratt bolak-balik ke ruang devisi design grafis hanya untuk mengecek apakah Alea sudah datang atau tidak, tapi ternyata Alea tak kunjung datang. Karena jam sudah menunjukkan pukul sepuluh, sudah dipastikan kalau Alea tidak masuk kerja hari ini.
"Kenapa dia tidak masuk? Apa dia menyesal dan merasa malu bertemu dengan ku? Atau karena tubuhnya kesakitan karena percintaan semalam?" Bratt bermonolog.
"Ah.. mungkin karena tubuhnya terasa remuk karena percintaan kami semalam. Mana ada wanita yang menyesal bercinta dengan ku! Malah diluar sana sudah banyak wanita yang mengantri minta aku tiduri." Monolog Bratt lagi menjawab keraguannya sendiri.
"Tapi kenapa dia kabur tadi pagi?" Baru beberapa detik ia merasa percaya diri, sekarang rasa penasaran kembali menghantui jalan pikirannya.
"Aaargh...!!! Aku harus mencarinya, akan ku tanyakan langsung padanya kenapa dia pergi begitu saja tadi pagi!!" Teriak Bratt merasa frustasi sambil menjambak rambutnya.
Bratt pun mengambil ponselnya, nomor siapa lagi yang akan ia hubungi kalau bukan nomor Dan.
Tuut.. tuut.. tuut.
"Hemh..." Jawab Dan diseberang telepon dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Apa kau masih tidur?" Tanya Bratt.
"Iya, kenapa? Apa kau juga mau mengatur waktu tidur ku!!" Balas Dan.
"Kalau sekarang, iya! Karena aku punya pekerjaan lagi untuk mu!"
"Haish!! Apalagi sekarang!"
"Cari keberadaan Alea."
"Bukannya kau semalam pulang bersamanya?!"
"Iya, tapi pagi tadi ia sudah tak ada lagi dirumah ku."
"Kau membawa wanita itu di rumah mu?" Tanya Dan kaget.
"Hemh.."
"Apa kau sadar telah membawanya ke rumah mu?"
"Sekarang bukan saatnya kita membahas kenapa aku membawanya kerumah ku! Yang aku minta, carikan Alea untuk ku!"
"Memangnya dia tidak ke kantor?"
"Kalau dia ke kantor, untuk apa aku menelpon mu bo*doh!!" Geram Bratt.
"Memangnya untuk apa kau mencarinya? Apa kau mau langsung beraksi?"
"Kami sudah melakukannya semalam."
"Apaaaa? Kau dan wanita itu sudah...." Teriak Dan kaget.
"Woah.. lincah sekali pergerakan mu bastard!!" Kata Dan lagi.
"Makanya aku minta kau mencari dia sekarang. Aku ingin tanyakan langsung padanya kenapa dia langsung kabur tadi pagi."
"Wajar saja kalau dia kabur. Mungkin dia kaget dan malu. Apalagi mentalnya baru terguncang karena melihat siaran langsung suaminya menunggangi wanita lain. Jadi kalau saranku, biarkan saja dulu beberapa hari ini untuk dia menyendiri menata hatinya." Balas Dan.
"Apa aku harus seperti itu?"
"Harus. Kalau kau masih mau mengeksplor tubuhnya diatas ranjang!" Karena kalau mencarinya sekarang, dia nanti malah akan menjauhi mu bahkan akan menghilang."
"Baiklah. Akan kutunggu dua hari ini, kalau dalam dua hari dia tidak masuk kerja, kau harus bertanggung jawab menemukan dia sampai ke ujung dunia manapun!"
Tanpa mendengar jawaban dari Dan, Bratt pun langsung mengakhiri panggilan teleponnya.
Walaupun hatinya masih tidak tenang karena penasaran dengan alasan Alea kabur, tapi Bratt harus memberi jeda pada Alea untuk menata mentalnya seperti yang Dan sarankan.
*
*
*
Tiga hari kemudian.
Di rumah Zhinta.
"Apa kau masih mau cuti?" Tanya Zhinta pada Alea. Kini mereka sedang menikmati sarapan mereka.
Alea menganggukkan kepalanya.
"Rencana-nya hari ini saya ingin berkonsultasi dengan pengacara Kak untuk membahas perceraian saya dengan Mas Jonas."
"Bagus lah kalau kau sudah mantap bercerai. Laki-laki tukang selingkuh dan suka mengabaikan perasaan wanita memang tidak pantas untuk di pertahankan!" Balas Zhinta dengan tatapan penuh dendam seolah ia mengatakan itu bukan untuk Alea melainkan untuk dirinya sendiri.
"Jam berapa nanti kau mau pergi?" Tanya Zhinta.
"Sehabis makan siang. Karena pengacara yang akan ku datangi sedang ada sidang perceraian juga pagi ini." Jawab Alea.
"Oh.. iya, apa Tuan Bratt mencari saya?" Tanya Alea.
Zhinta menggelengkan kepalanya.
"Saya sudah melaporkan cuti mu ke bagian personalia, saya menceritakan masalah mu dan personalia menerima cuti mu dan kau bisa menghabiskan cuti tahunan mu kalau kau mau." Ucap Zhinta.
Alea bernafas lega. Bukan karena personalia memberikannya izin cuti, melainkan karena Bratt tidak mencarinya.
*
*
*
Bersambung...