Viola Maharani, wanita berusia 27 tahun ini terkenal karena profesi nya sebagai seorang wanita penghibur. Pekerjaan ini sudah di geluti nya sejak Vio, begitu panggilan nya, masih duduk di bangku kuliah..
Tidak main main, semua client nya bukanlah orang sembarangan. Selain di kenal sebagai primadona nya para kupu kupu malam, vio juga di kenal sangat selektif dalam menerima pelanggan nya. Wanita itu hanya akan menerima tawaran dari client yang bisa membayarnya dengan nilai yang fantastis..
Sebenarnya kenapa seorang Viola yang memiliki paras cantik dan hidup yang nyaris sempurna itu bisa terjerumus ke dalam dunia malam, lalu bisakah vio terlepas dari kehidupan nya yang kelam ini ??
💜
Hai..
Selamat datang di karya ke-7 dari Autor ratu_halu
Menerima kritik dan saran dengan bahasa yang sopan 🙏
Happy Reading 🥳
Enjoy 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18
Zafian tersenyum sinis.. "Oh, jadi kau masih ingin berada di pesta itu dengan ku ? Kenapa kau tidak berterus terang saja..."
Viola memutar bola mata, jengah. Bukan itu yang dia maksud, tapi kenapa zafian selalu saja menyimpulkan sendiri..
"Ya, terserahlah.. Saya malas berdebat! Jika sudah tidak ada lagi yang ingin anda katakan, silahkan pergi dari villa saya.." ucap vio yang tak kerasan lagi berada dekat dekat dengan pria yang selalu membuat emosinya mendidih..
"Kamu mengusir saya ?"
Vio menyunggingkan senyum kecil..
"Ya. Saya mengusir anda, tuan zafian yang terhormat! Apa anda tidak paham dengan kalimat saya yang sederhana ini, tuan ?!"
Zafian menahan tawa sinis dalam hati nya. Baru kali pertama setelah dia menjadi pengusaha sukses dia merasakan lagi rasanya di usir dan di remehkan. Bisa bisa nya seorang wanita sewaan seperti viola mengusirnya tanpa ragu..
"Tidak. Aku tidak akan pergi kemana pun sampai kau ikut bersama ku kembali ke Jakarta.." Zafian melepas sepatu, kemudian merebahkan diri di sofa. Kaki nya yang panjang terlihat menggantung di ujung sofa tersebut..
"Hey, tuan sombong.. Kenapa kamu malah tidur di situ ?" Vio menghampiri zafian yang kini sudah memejam sambil bersidekap dada..
Zafian tak menjawab, dia berpura pura terlelap..
Vio mencoba menahan amarah. Wanita itu tak mau gegabah dalam bertindak, takut nanti malah akan merugikan nya. Dengan sedikit tenaga vio mengguncangkan tubuh zafi..
"Jika anda mau tidur kenapa tidak pergi saja ke hotel, tuan ? Ayo, bangunlah.."
Sampai beberapa menit vio mencoba membangunkan, lelaki itu tetap tak merespon. Dia sengaja menulikan telinga nya agar suara vio tak terdengar..
"Ck! Ya sudahlah, terserah anda saja.. Lakukan apapun yang anda inginkan!!" Vio pun menyerah, dia hendak pergi meninggalkan zafian. Namun tiba tiba saat vio mau melangkah tiba tiba dia merasakan tangan nya di genggam kuat oleh zafian. Tubuh vio seakan tersengat aliran listrik bertegangan tinggi, wanita itu tak bisa menggerakkan anggota tubuh nya untuk menunjukkan penolakkan..
"Aaaa....." Vio memekik kaget saat tubuhnya di tarik paksa dan berakhir terjerembab ke atas dada bidang zafian. Dan sedetik kemudian vio merasa tangan besar yang tadi menggenggamnya kini berpindah melingkar ke pinggang..
"Anda ini tidak sopan sekali!! Lepaskan saya sekarang juga!!" Sungut vio sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan lelaki itu. Namun, tenaga nya yang jauh lebih kuat membuat usaha vio berakhir sia sia..
"Ssstt.. Jangan berteriak teriak, aku tidak tuli!!" ucap zafi dengan suara parau. Sungguh, melihat wajah vio sedekat ini yang tanpa riasan apapun membuat zafi semakin tertarik untuk mengenal wanita itu lebih dekat lagi. Cantiknya alami, bahkan cara berpakaian nya pun sangat sederhana..
"Baiklah, baiklah.. Tapi tolong lepaskan saya dulu, kita bisa bicarakan baik baik.." Vio berusaha menarik garis bibirnya, mamaksa tersenyum pada zafian..
Zafian mengangkat satu tangan nya yang lain untuk menyingkirkan anak rambut yang sedikit menutup wajah cantik vio.. "Berhentilah bekerja seperti ini! Aku akan mencukupi semua kebutuhan mu!!"
Deg.
Jantung vio berdegup lebih kencang lagi. Ada apa dengan diri nya, kenapa lagi lagi vio seperti tersihir dan tak bisa bergerak lagi..
"Mulai sekarang jangan lagi terima pekerjaan apapun!! Aku akan memperpanjang kontrak kita sampai kiamat!!"
Suara zafian pelan, namun terdengar tegas dan penuh keyakinan. Tatapan nya yang dalam membuat vio tak sanggup berkata kata. Tanpa kedua nya sadari, wajah mereka semakin dekat hingga ujung hidung mereka sudah saling menyentuh..
Entah siapa yang mulai lebih dulu, bibir mereka kini sudah saling bertaut..
Cupp..
Zafian sedikit memiringkan kepala vio, dan mulai memperdalam ciuman nya itu..
Viola memejamkan mata seolah menikmati bertukar saliva dengan zafian. Kini viola telah terlambat untuk menyadari bahwa dia sudah sejauh itu tenggelam dalam kubangan cinta yang zafi tawarkan..
Dengan satu tangan nya, zafi menarik seluruh tubuh viola agar naik ke tubuh nya..
"Non vi......."
Cukup lama mereka berciuman dengan posisi seperti itu, hingga suara mbak devi menyadarkan viola dari neraka yang dia ciptakan sendiri...
Reflek vio langsung melepaskan diri, mendorong tubuh zafian kemudian bangun berdiri..
Wajah vio memucat seperti pelaku yang baru saja kedapatan mencuri. Di sisi lain wajah zafian malah terlihat cerah ceria. Dia tersenyum sambil mengusap bibirnya yang basah..
"Manis..." gumam nya yang masih bisa di dengar oleh viola dan mbak devi..
"M-maaf, n-non.. M-maaf saya sudah mengganggu.." Mbak devi menahan tawa nya, mengingat beberapa waktu lalu nona nya itu mengatakan dengan lantang bahwa zafian bukanlah calon pacar apalagi calon suami. Tapi kenapa mereka bisa berciuman begitu mesra seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta...
"Anda memang sangat mengganggu.."
Tentu saja jawaban itu bukan keluar dari mulut viola, tapi zafian. Lelaki yang masih berbaring di atas sofa panjang tersebut bicara tanpa melihat ke arah lawan bicara nya..
Plak!
Viola memukul dada bidang zafian, "DIAMLAH!!" bentak nya, kesal..
Zafian tertawa kecil, mbak devi sampai shock melihat tamu nya itu ternyata bisa tersenyum, dan senyumnya terlihat sangat menawan...
"Ekhem.. Ada apa mbak ?"
"Eh.. e... I-itu, non.. Ada telepon dari jakarta.."
"Mami ?" tanya vio,
Mbak devi menggeleng, "Bukan, non.. Aduh, saya lupa.. Sebentar, saya ingat ingat dulu, siapa ya nama nya.." Karena kejadian yang membuat nya shock tadi, mbak devi sampai lupa dengan tujuan nya datang menghampiri vio di ruang tamu..
Zafian bangun dari tidurnya, duduk tepat di belakang viola yang membelakangi diri nya..
"Pak Azka.. Ah, iya Pak azka.."
Viola menoleh ke belakang, dia cukup terkejut sebab posisi mereka kembali tanpa jarak. Bahkan kedua ujung lutut zafi sedikit menyentuh kulit kaki vio...
"Sebentar mbak, aku akan kesana.. Terimakasih.." ucap vio, dan mbak devi pun mengangguk kemudian berlalu masuk ke dalam..
"Mau kemana ?" tanya zafian
"Mengangkat telepon dari asisten pribadi mu." jawab vio sambil mengayunkan kaki nya, namun sekali lagi zafian menarik pinggang vio hingga bokong vio jatuh di atas pangkuan zafian..
Dengan posisi begini membuat zafi leluasa menghirup aroma harum di ceruk leher viola. Aroma vanila yang bercampur aroma buah yang manis membuat zafi memejam sejenak untuk menikmati nya..
"Jangan di angkat!!" titah nya dengan wajah serius seraya melingkarkan tangan di tubuh viola..
Vio salah tingkah lagi, kedua pipi nya terlihat bersemu merah..
"Tapi kenapa ?" Kali ini vio tak lagi berusaha melepaskan dirinya dari pelukan zafian. Entah karena nyaman atau mungkin karena vio tau usaha nya akan percuma saja sebab tenaga nya tak sebanding..
"Karena kamu milikku sekarang!!"
Kedua mata vio membulat sempurna..
"Kamu harus menjaga jarak dengan azka! Dan tentu saja tidak hanya dengan dia. Jauhi semua orang yang berjenis kelamin laki laki!!"
"Termasuk kamu ?" tanya vio sambil menahan tawa nya.. "Kamu kan laki laki juga.." Seloroh nya membuat zafian seketika menjadi gemas..
"Tentu saja kamu harus mengecualikan aku.." Zafi dengan lembut menjawil ujung hidung mungil vio..
Saat merasa lingkaran tangan zafi mulai merenggang di tubuh nya, vio langsung bangun dan berjalan menjauh...
"Aku tidak bisa berjanji apapun karena kita tidak memiliki status hubungan yang jelas.. Saya permisi karena ada yang sedang menunggu saya.." Vio secepat kilat melangkah masuk ke dalam rumah untuk mengangkat sambungan telepon dari azka..
Vio sudah sampai di atas nakas dekat ruang tv dimana telepon rumah berada..
"Hallo...??" Vio menempelkan gagang telepon di samping telinga nya..
Tut.. Tut... Tut....
Dahi nya berkerut saat hanya terdengar suara nada putus, sepertinya azka sudah menutup sambungan itu..
Sesungguhnya tanpa vio tau, di ruang tamu, zafian langsung menghubungi nomor ponsel asisten nya. Entah apa yang zafi katakan pada azka, namun itu berhasil membuat azka menutup telepon nya...
🖤
🖤
*Jangan lupa Like dan penuhin kolom komentar nya ya bestie 💜🫰