Seorang gadis bernama Zalina Galdisty yang baru berusia 19 tahun harus rela menikah dengan seorang pria yang berumur 38 tahun bernama Brahmantio Nugroho untuk menggantikan sang mamah yang bernama Zoana Clarisa(38tahun) yang kabur dihari pernikahannya dengan Brahmantio.
Brahmantio yang merasa dikhianati oleh sang kekasih pun akhirnya melampiaskan semua amarahnya kepada anak dari Zoana yang kini telah resmi menjadi istri sahnya.
Akankah kesabaran dan ketabahan Zalina mampu meluluhkan hati Brahmantio dan membuat Brahmantio menerima dan mencintai Zalina?ataukah tetap menaruh dendam pada Zoana dan mrmbalaskan dendamnya lewat Zalina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.04
Ting tong...
Suara bel kamar menyadarkan Zalina yang tengah fokus membaca tiap pesan tanpa berniat membalasnya.
Namun saking banyaknya pesan itu membuat Zalina belum juga menyelesaikan pembahasan teman teman kuliah dan teman sekolahnya tentang dirinya.
Zalina pun turun dari ranjang dan berjalan menuju ke arah pintu untuk melihat yang datang.Dan benar saja,pesanan layanan kamar datang dengan membawa beberapa piring makanan dan minuman untuk pengantin baru itu mengisi perutnya.
Disaat pegawai hotel itu menyiapkan makanan di atas meja bertepatan dengan Tio yang keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe.
Seketika pandangan pegawai hotel itu tertuju pada Tio yang tengah mengusap ngusap rambut basahnya menggunakan handuk kecil dan membuat si pegawai hotel yang merupakan seorang gadis muda itu terpesona.
"Ini Mas piyamanya"ucap Zalina yang membangunkan pegawai itu dari lamunan nya dan bergegas menyelesaikan pekerjaan nya.
Zalina pun nampak merogoh dompetnya mengambil 2 lembar uang kertas dari dalam dompetnya untuk diberikan pada pegawai tadi.
"Makasih ya Mbak,ini untuk jajan"ujar Zalina menyalami pegawai itu dengan memberikan salam tempel padanya.
Dan hal itu cukup membuat Tio sedikit melirik ke arah Zalina.Pasalnya meski memiliki wajah yang sama nyatanya Zalina jauh berbeda dengan Zoana yang selalu terlihat angkuh dan sombong.
Sedangkan Zalina begitu santun dan ramah pada siapapun tanpa pandang bulu.Namun semua itu Tio anggap topeng semata kala rasa benci dan juga amarah masih menyelimutinya pada si pemilik wajah yang begitu dia benci.
*
*
"Aku mau tidur,jangan pernah mengganggu waktu tidurku dan jangan pernah mendekatiku.Aku tidak sudi satu ranjang dengan wanita murahan manapun"ujar Tio dengan nada ketus dan dingin nya.
Dan hal itu hanya di angguki oleh Zalina yang berjalan menuju sebuah sofa yang terdapat didalam kamar itu lalu merebahkan diri disana.
Rasa lelah setelah menyambut ratusan tamu undangan serta sikap sang suami yang begitu menguras emosinya membuat Zalina tidak membutuhkan waktu lama untuk tertidur.
Meski posisi tidur nya terlihat tidak nyaman namun hal itu sama sekali tidak mengganggu Zalina untuk tertidur lelap dan menyambangi alam mimpi.
Sementara Tio sendiri masih tidak bisa memejamkan matanya meski sudah sekuat tenaga berusaha untuk tidur namun entah kenapa rasa kantuk itu tak kunjung datang juga.
Merasa kesal karena tidak kunjung bisa tertidur Tio pun bangkit kembali dan mengambil bungkusan rokok yang ada disaku jas pengantin yang tadi dia kenakan untuk acara resepsi pernikahan nya.
Tio berjalan menuju ke balkon kamar lalu menyesap batang nikotin itu disana.Pikiran nya melayang,mengingat kembali tingkah aneh sang kekasih beberapa hari sebelum petaka ini terjadi.
"Kita lihat saja nanti,tidak akan aku biarkan putrimu hidup dengan tenang bersanding denganku.Ingat Zoana,pembalasan paling menyakitkan adalah melihat orang yang kita sayangi menderita"gumam nya menyeringai licik sembari melirik ke arah Zalina yang nampak terlelap disofa.
Paginya,Zalina mengerjapkan matanya saat sinar matahari menyapa wajah cantiknya meski tanpa polesan makeup.
Zalina terduduk dengan mata sayu mengedarkan pandangan nya.Zalina sempat menyatukan kedua alisnya saat melihat keadaan kamar tempatnya tertidur begitu asing.
Hingga netranya menangkap sesosok pria yang masih terlihat tampan di usianya yang hampir kepala empat tertidur lelap diranjang besar didalam kamar itu.
Setelah terbangun seutuhnya Zalina pun baru menyadari jika kemarin dirinya sudah resmi menjadi istri dari seorang pria matang bernama Bramantio Nugroho yang terpaut umur 19 tahun dengan nya.
"Oh ya ampun,aku ga nyangka bakalan nikah di usia yang semuda ini.Sama om om lagi,hhuuhhhh"gumam Zalina dalam hati saat menatap wajah Tio yang masih terlelap diranjangnya.
Zalina pun memutuskan untuk mandi dan bersiap siap untuk pulang.Meski masih bingung entah harus pulang kemana saat ini.
Zalina pun memutuskan untuk mandi dan bersiap siap untuk pulang.Meski masih bingung entah harus pulang kemana saat ini.Pasalnya kini si pemilik kehidupan nya masih nampak damai di alam mimpinya.
...****************...