Ellios atau Kai??
bagaimana jika dua jiwa itu ada dalam satu nyawa?
penyamaran yang awal nya dibuat untuk sekedar candaan, tiba-tiba berubah menjadi sebuah pilihan penting dalam hidup nya.
semua karena "CINTA"!
ya, itulah alasan kenapa tubuh itu harus memilih jiwa mana yang akan dia pertahankan.
akankah sebuah cinta menemui jalan nya?,
atau justru takdir yang akan menyeretnya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clayra sarka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
gadis kopi dan reygan
Suara yang pelan dan lembut ternyata sangat cocok dengan pembawaan gadis ini yang begitu anggun. kenapa aku baru sadar jika kau semenarik ini GADIS KOPI?
"kau bisu?"
dengan sedikit tersentak aku sadar dari lamunan ku. kenapa aku malah memikirkan hal yang tidak tidak tentang gadis itu? salah. pasti ini ada yang salah dari tubuhku. tidak biasanya aku tertarik mengamati seseorang. tidak.. tidak.. kau harus kembali ke kenyataan Ellios!
"Reygan tadi naik keatas"
akhirnya aku membalas ucapan wanita itu.
"siapa kau?
"aku....."
"dia teman ku. jangan ikut campur urusan ku!"
saat aku hendak ingin menyahuti pertanyaan gadis itu, tiba tiba sosok Reygan muncul dari arah tangga dan sudah berpakaian rapi kemeja serta celana panjang senada dengan warna atasan nya.
melihat kedatangan Reygan, gadis ini tiba tiba langsung berbalik dan kembali naik keatas melewati posisi Reygan, tanpa ucapan sepatah katapun. begitupun dengan Reygan yang hanya diam dan malah kembali berjalan kearah ku.
"rapi sekali? kau mau kemana?"
aku sengaja tidak ingin membahas masalah tadi. aku memilih mengalihkan pembicaraan pada hal lain.
"keseharian ku seperti ini. keluar atau tidak aku nyaman berpakaian rapi"
"haha... tolak belakang dengan ku. aku lebih suka berpakaian santai"
"tidak masalah. semua orang punya pilihan"
Rey terlihat mulai tersenyum dan kini memilih duduk tepat di sofa hadapan ku.
"kenapa dibiarkan saja? ayo makanlah"
"terimakasih hidangannya. harusnya kau tak perlu repot repot seperti ini"
"aku tidak repot sama sekali. jarang sekali aku memasukan teman ku dirumah ini. jadi aku tidak tau cara memperlakukan tamu yang baik seperti apa"
"kau tidak punya banyak teman?"
"tidak. hanya Neal"
aku malah membulatkan ke dua mataku saat mendengarkan pengakuan laki laki ini. bagaimana bisa di bumi seluas ini dia hanya berteman dengan satu orang?
"kau yakin hanya satu orang?"
"yang benar benar akrab hanya Neal di kota ini"
"oo... aku kira di bumi seluas ini kau hanya punya teman dia saja"
sembari berbincang akupun mulai menyeruput minuman jus tadi yang ternyata ini adalah jus stroberri bercampur sedikit susu coklat. kebetulan minuman seperti ini adalah jus favorit ku dirumah papa. jika seperri ini aku jadi rindu jus buatan si mbok.
"teman ku banyak diluar kota, karena memang sebenarnya aku baru tinggal dikota ini masih 3 tahunan"
"oiya?"
"perempuan tadi adalah alasan nya"
tunggu, perempuan tadi? gadis kopi?
"yang tadi berbincang dengan mu?"
basa basi ku mencoba tidak menunjukan rasa penasaran ku pada cerita Reygan.
"ya. dia wanita ku"
Degg!!!....
aneh. kenapa jadi aku merasa tidak nyaman seperti ini saat Reygan menyebut dia adalah wanitanya? ada apa diriku sebenarnya? apa tadi aku salah makan? atau memang sedang capek saja? sepertinya aku harus periksa ke dokter setelah ini.
"sudahlah jangan bahas pribadiku lagi. ini untuk mu"
tiba tiba Reygan mengulurkan kertas kecil bertuliskan deretan angka yang tertera disana.
"apa ini? nomer togel?"
"pfft... kau bisa bercanda juga Kai?"
"hidupku terlalu flat jika selalu serius"
"itu nomerku. catat saja dan hubungi aku setelah kau pulang. nanti aku beritahu Neal"
"baiklah nanti aku kabari sesampai nya dirumah"
akupun menyimpan kertas itu satu saku dengan ponsel ku tadi.
saat itu aku tidak sengaja sekilas melirik jam di pergelangan tangan, dan benar saja. waktu sudah menunjukan hampir setengah 7 malam. dan aku lupa jika hari ini aku juga harus mencari tempat tinggal baru. aku lupa jika banyak tugas yang sudah menanti.
"Rey, sepertinya aku harus pulang sekarang sekarang"
"kenapa buru buru sekali? makanan mu belum kau cicipi Kai"
"terimakasih sebelumnya, tapi memang ada hal penting yang harus aku kerjakan setelah dari sini. terimakasih untuk suguhannya"
aku pun mulai bangkit dan bersiap untuk pergi
"kau berani pulang sendiri? atau perlu aku suruh supirku untuk mengantar mu?"
"tidak tidak. aku masih sangat berani. yasudah aku pergi dulu Reygan. permisi"
"hati hati Kai"
aku hanya mengacungkan jempol ku sekilas kearah Reygan dan kemudian berjalan menuju pintu tadi.
setelah keluar dari lantai teras rumah ini, entah kenapa aku langung spontan mendongak kearah atas. seolah memastikan keberadaan gadis kopi apakah masih ada di sana atau tidak.
namun sayang nya nihil. kursi di balkon tadi terlihat sudah kosong tanpa penghuni.
"mungkin dia ada di kamarnya"
gumam ku lirih seraya akhirnya langsung berjalan menuju kearah motor ku.
singkat cerita aku mulai melaju membelah jalanan kota ini dengan tujuan akhir adalah di daerah sekitar sekolah Nol Satu. fokus ku adalah mencari hunian sementara waktu disana, sembari menata finansial ku juga.
kurang lebih 25 menitan, akhirnya aku sudah sampai di lokasi yang biasanya banyak rumah rumah di kontrakan.
jalanan ini adalah lalu lalang setiap harinya ketika aku berangkat dan pulang dari sekolah. jadi tak heran jika aku sangat hafal tempat tempat disini, dan salah satu tempat yang menurutku sangat tenang dengan situasi sekitarnya adalah di gang ini.
tanpa ragu lagi aku mulai memasuki sebuah gapura besar dan bertuliskan GANG PAHLAWAN. tak jauh dari sana banyak sekali plakat di pinggir jalan bertuliskan terima kos dan kontrakan.
namun kali ini aku lebih fokus mencari sebuah kontrakan. setidak nya jika berbentuk rumah aku bisa leluasa melakukan aktifitasku sehati hari tanpa peduli tetangga kamar lain.
"sepertinya di sana lebih luas. dan kebetulan berada di paling ujung juga"
tak membuang waktu langsung saja aku menghampiri sebuah rumah bercat putih dengan pagar senada. meski halaman nya tidak seluas rumah papa, tapi disini cukup asri apalagi ada pohon mangga yang juga tertanam kokoh disamping pagar.
tepat di tengah pagar ada sebuah poster besar bertuliskan sebuah nomer wa, sepertinya itu nomer penyewa nya.
dengan cepat aku mengetikan angka angka tersebut dan langsung menghubunginya.
drrtt......
drrtt...
panggilan suara langsung berstatus berdering dan tak lama kemudian terlihat mulai menunjukan tanda responan.
[halo dengan siapa ini?]
ternyata jawaban dari ujung telfon adalah suara laki laki.
[saya ingin menyewa rumah nomer 5 yang berada di gang pahlawan. dan sekarang saya sudah disini pak]
[oh baik baik nak. saya akan segera kesana. tunggu 15 menitan ya]
[baik pak]
tuttt.....
panggilan akhirnya terputus dan aku memutuskan berkeliling sebentar disekitar rumah seraya menunggu kedatangan bapak bapak tadi.
drrttt...... Drrrttt....
baru saja 5 jangkah berjalan ke sisi pagar, tiba tiba ponsel ku kembali berdering. mulanya aku mengira itu panggilan balik dari bapak kontrakan, namun ternyata nama Egi Gioni lah yang tertera di layar ponsel ku.
"ada apa dia menghubungiku?"
gumam ku yang kemudian memutuskan mengangkat panggilan tersebut
[Kai lo dimana? gue ada berita penting nih]
[sedang mencari kontrakan]
[eh? lo dimana? kan gue udah bilang, biar kita aja yang cariin]
[aku sudah dapat Gi. dan ini sudah cocok]
[dimana? berapa harga sewanya? campur ga cewe cowo? aman tapi?]
detik ini aku merasa sedang berbicara dengan seorang wartawan. banyak sekali pertanyaan Egi yang sebenarnya hanya mengharapkan tujuan jawaban yang sama.
[aman]
[padahal gue baru mau kasih kabar kalo ada kos murah tak jauh dari sekolah mu]
[aku tidak mencari kos, aku ingin menyewa kontrakan saja agar lebih leluasa. kau menelfonku hanya untuk ini?]
[tidak. tapi ini tentang Novan. gue tadi ga sengaja liat dia di bandara]
[bandara?]
aku mulai tertarik dengan pembicaraan Egi tersebut. pasalnya ini sudah menyangkut salah satu teman kami.
[ya Kai. dan ironisnya gue papasan sama dia pas dia udah bawa bawa koper masuk ke bandara]
[kau tidak menyusul]
[gue tadi buru buru apalagi gue belum yakin itu Novan. tapi setelah gue iseng chat dia hari ini bocah itu pakai baju warna apa, ternyata jawaban nya sama persis dengan apa yang gue liat di bandara tadi]
dari penjelasan Egi aku semakin berpikir keras dengan ini. kemana Novan akan pergi, bukankah dia paling anti jalur udara? dia tidak akan terbang jika tidak dalam keadaan darurat. bahkan untuk masalah pekerjaan saja Novan sangat jarang pergi sendirian.
[gue udah notice gerak gerik anak itu Kai dari satu mingguan ini. Novan sering diem dan tiba tiba menyendiri]
[kenapa kau tidak bilang kemarin?]
[lah gue kira itu hal wajar. apalagi gue gak punya banyak bukti buat bicara gini]
[setelah ini aku akan hubungi Novan]
[percuma Kai. gue sama anak anak udah ngehubungin dia tapi tetep nomernya tidak dia aktifkan]
[sial! ada apa sebenarnya ini]
[gue juga bingung. ga biasanya Novan nyembunyiin sesuatu dari kita]
[sementara kita pantai dulu. sampai 3 hari dia tidak ada kabar, maka terpaksa kita retas data dia]
[setuju!]
[katakan pada yang lain juga. jangan bertingkah gegabah selama Novan tidak ada. terutama kau Gi!]
[mampus gue kena ulti. yayayaya gue bakal diem anteng di markas]
[aku pegang ucapan mu]
tuutttt......
kembali aku memutuskan panggilan sepihak dan mencoba memikirkan ulang kemungkinan apa yang terjadi dengan Novan.
sampai pada saat lamunan ku harus terhenti ketika sebuah motor matic putih ikut menepi di sebelah motorku tadi. sosok laki laki bertubuh gempal memakai peci putih akhirnya turun dan langsung tersenyum padaku.
"mas ini yang menghubungi bapak tadi ya?"
"benar pak, saya Kai"
terpaksalah aku mengenalkan diriku kembali dengan nama Kai. karena pada saat ini tampilan ku masih dalam penyamaran.
"baik, sebelumnya perkenalkan saya pak Lukman mas. pemilik rumah ini. saya tinggal di desa sebelah tak jauh dari sini juga"
dengan ramah juga aku membalas jabatan tangan laki laki itu.
"rumah ini saya kontrakan karena saya tidak bisa merawat nya sendirian. satu bulan lalu istri saya berpulang jadi saya tinggal di rumah almarhumah"
"baik pak. jika boleh saya tau berapa kira kira uang sewa untuk rumah ini?"
"mas mau sewa berapa bulan? 6 bulan dulu atau 1 tahun? untuk 1 tahun bapak masih sewakan 30 juta mas. 6 bulan nya ya setengah dari itu"
30 juta ya? jika aku gunakan 30 juta sekaligus mana bisa aku membuka usaha rental PS? sedangkan tabungan ku hanya 50 an juta. apa sebaiknya aku sewa jangan 6 bulan lebih dulu? ya. sebaiknya begitu dulu. setelah jalan 6 bulan baru aku bisa pikirkan ini lagi.