Jodohku Adalah Anak Bosku

Dewa yang merasakan sentuhan tangan ayana pada wajahnya mulai tersadar, akan tetapi dewa dengan sengaja tetap memejamkan matanya berniat mengerjai istrinya itu.

Saat wajah ayana mendekat tiba tiba "cup" Dewa mencium b*bir ayana dengan cepat membuat ayana tersentak kaget.

"Ihh, mas ngagetin saja deh" Ucap ayana kesal.

"Saya gemes sama kamu, dari tadi dilihatin mulu, engga dia apa apain suaminya"Jawab dewa sambil tersenyum iseng.

" Emang mau diapain?ada ada saja mas ini"ucap ayana sambil beranjak dari ranjangnya meninggalkan dewa.

"Eh, tungguin ay, masa suaminya ditinggal gitu aja sih" Ucap dewa yang kemudian turun dari ranjang mengejar istrinya.

Dewa pun terus mengikuti ayana dari belakang.

Ayana yang kesal tiba tiba menghentikan langkah nya. Dan *brug* dewa menabrak ayana.

"Ihh Mau kemana sih mas, ngikutin mulu " Ucap ayana membalikan badannya menatap dewa dengan kesal.

"Hehehe, cuma mau ngikutin aja, lagian mau ngapain lagi" Jawab dewa menyengir kuda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Udah,mas tunggu dulu dikamar yah, aku mau mandi dulu,habis itu gantian mas mandi juga yah, kita kan harus ke makam ibu dulu sebelum berangkat ke jakarta mas" Ucap ayana

"Kenapa engga mandi bareng aja sayang" Ucap dewa menggoda ayana.

"Malu ih mas, ada ada deh mas ini"jawab ayana kemudian berlari meninggalkan dewa karena merasa gugup dengan perkataan dewa tadi.

" Dasar istriku ini, lucu sekali"ucap dewa yang tertawa puas karena berhasil menggoda istrinya.

Dewa kembali ke kamar dan menunggu istrinya selesai membersihkan badannya.

Dewa kembali membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur sambil memainkan ponselnya.

Dewa membuka galeri foto diponselnya memandangi foto foto pernikahannya dengan ayana, sambil tersenyum senyum bahagia.

Saat sedang asik melihat lihat foto di galeri nya,

Ada panggilan masuk dari asisten pribadinya, dewa pun segera menerima panggilan itu.

"Hallo tuan, saya sudah menemukan siapa otak pelaku dari kematian ibu nona ayana, tuan" Ucap asisten pribadi dewa.

"Siapa pelakunya!jangan kasih ampun orang itu ,kalo perlu penjarakan dia seumur hidup, biar dia membusuk dipenjara! " Jawab dewa sudah terlanjur emosi.

"Pelakunya nona aya, tuan, mantan pacar tuan dewa, dia menyuruh dan membayar seseorang untuk mencelakai ibu dari nona ayana ,tuan"jelas asisten pribadinya.

" Apa! "Teriak dewa tidak menyangka kalau pelakunya adalah aya, perempuan yang dewa kenal sudah cukup lama itu tega berbuat se keji itu.

" Kenapa dia senekat itu, sial! "Gumam dewa sambil mengusap kepalanya kasar.

" Jadi bagaimana tuan? "

"Apa yang harus saya lakukan  tuan? " Tanya asisten dewa.

"Terus awasi dia, jangan sampai kehilangan jejaknya"perintah dewa kepada asistennya.

" Setelah saya sampai jakarta, saya akan beri pelajaran kepada dia"lanjut dewa sudah kehilangan kesabarannya.

"Baik tuan, saya akan terus awasi nona aya tuan"

Ucap asistennya patuh.

Ditengah obrolan dewa dan asistennya, ayana tiba tiba masuk kedalam kamar dengan tiba tiba.

Dewa yang menyadari itu langsung menutup panggilan telponnya.

Dewa sengaja menyembunyikan semua ini kepada ayana, dewa tidak ingin menambah beban fikiran ayana, dia akan memberi tahu ketika semuanya sudah teratasi dengan tuntas.

"Telpon dari siapa mas? " Tanya ayana penasaran.

"Emm ini, dari asisten saya ay, dia menanyakan kapan saya berangkat ke Jakarta lagi, kerjaan saya sudah sangat menumpuk dikantor" Jelas dewa berbohong.

"Ohh begitu mas, ya sudah mas mandi dulu gih, habis itu kita sarapan terus langsung ke makam ibu, mas" Ucap ayana kemudian segera bersiap siap.

Dewa pun patuh dan segera berjalan kekamar mandi untuk membersihkan badannya.

Setelah ayana dan dewa selesai bersiap siap, mereka keluar dari kamar menuju ruang tamu, kebetulan disana sudah ada neya dan ibu dewi yang sedang sarapan juga.

"Eh, pengantin baru keluar nya barengan gitu" Ucap neya usil sambil tertawa.

"Apasih ney" Jawab ayana malu malu kucing.

"Ya sudah, ayo sini kita sarapan bersama" Ucap Ibu dewi.

"Iyah mah" Jawab ayana kemudian menghampiri mereka dan sarapan bersama.

Setelah selesai sarapan ,ayana dan dewa pamit kepada ibu dewi untuk pergi ke makam ibu ayana.

"Mah, dewa sama ayana mau ke makam ibu dulu yah" Pamit dewa dan ayana.

"Iyah nak, maaf yah mamah tidak bisa ikut, mamah mau membantu membereskan rumah biar cepat beres semua" Ucap Ibu dewi.

"Iyah mah gapapa, mamah istirahat saja mah, nanti ada tetangga yang ikut beberes juga ko mah" Ucap ayana.

"Iyah sayang" Jawab ibu dewi.

"Ya sudah , kita pamit yah mah, assalamu'alaikum" Pamit dewa kemudian mencium punggung tangan ibunya disusul dengan ayana yang mencium punggung tangan bu Dewi juga.

"Waalaikumsalam, hati hati yah nak"

"Iyah mah" Jawab ayana dan dewa.

Mereka pun berjalan berdampingan menuju makam ibu ayana, yang kebetulan tidak terlalu jauh dari rumah ayana.

Ditengah perjalan ,ayana berpapasan dengan beberapa ibu ibu di kampungnya.

"Eh, neng ayana mau kemana nih pagi pagi gini" Tanya salah satu tetangganya.

"Ini bi,ayana mau ke makam ibu, bi" Jawab ayana dengan senyuman ramahnya.

Diantara ibu ibu itu ternyata ada tetangga ayana yang julit itu, yang kemaren sempat menuduh yang tidak tidak kepada ayana.

"Eh, neng ayana, akhirnya dinikahin juga" Ucap tetangga julit itu.

"Pinter yah neng ayana,bisa dapat bos kaya raya, apa sih rahasia nya, jangan jangan diumpanin dulu nih"lanjut tetangga julit itu sambil tertawa.

" Huss, ibu hati hati ah bicaranya, jangan kelewatan "ucap ibu ibu yang lainnya, yang merasa tidak enak dengan perkataan tetangga julit itu kepada ayana.

" Emang kenyataan seperti itu ko, buktinya kemarin belum menikah saja sudah sekamar,upss"ucap tetangga itu semakin memanas.

Dewa yang tidak Terima dengan perkataan ibu itu, langsung mencoba membela dirinya dan ayana.

"Maksud ibu apa yah? Jangan fitnah bu, ibu bisa saya laporkan ke polisi atas pencemaran nama baik loh, apa ibu siap buat mendekam di penjara?! " Ucap dewa sedikit kasar karena sudah tidak tahan lagi dengan perkataan tetangga julit itu.

Tetangga julit yang mendengar perkataan dewa pun nyalinya langsung menciut, wajahnya seketika pucat.

"Makannya bu, hati hati kalau bicara" Ucap ibu ibu yah lainnya.

"Iyah Iyah maaf neng ayana, bibi tidak bermaksud seperti itu , maafin bibi yah neng"Ucap tetangga julit sambil memegangi tangan ayana dengan muka memelas.

"Iyah bi, saya maafkan,tapi jangan diulangi lagi yah bi, kan kenyataannya tidak seperti yang bibi bicarakan tadi" Ucap ayana dengan kesabarannya.

"Iyah neng, bibi janji engga akan mengulanginya lagi, neng ayana juga janji kan tidak akan ngelaporin bibi kepolisi" Ucap tetangga julit itu terus memohon.

"Iyah bi, engga ko" Jawab ayana masih terlihat ramah walaupun sudah diperlakukan seperti itu.

"Ya sudah ibu ibu, ayana pamit melanjutkan perjalanan ke makam ibu dulu yah" Pamit ayana kemudian meninggalkan sekumpulan ibu ibu itu.

"Iyah neng, hati hati yah" Jawab Ibu ibu itu bersamaan.