Sahabat mu adalah Ular. Itulah yang terjadi pada Ashila yang sudah bertahun-tahun berteman dengan perempuan yang dia anggap saudara
Lolita merebut kekasih yang sangat di cintai oleh Ashila untuk kesekian kalinya dan sayangnya gadis itu baru menyadari seberapa buruk perilaku sahabatnya itu
Tapi kehidupan mempertemukan mereka kembali, seperti sebuah karma kekasih Lolita menyukai Asila bahkan terkesan Obses dan mengunci wanita itu dalam lingkup kekejaman nya
akan kah wanita itu menghindar atau memberi pelajaran pada Lolita?
Namun sayang nya gadis itu sudah membuat pria itu terpesona hingga tidak melepaskan dirinya lagi
"Lepaskan saya Tuan Leus!".
"Mau kemana? kemarilah dan balaskan dendam mu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTEMUAN TAK TERDUGA
Hari kembali pagi menyibukkan seisi rumah yang hanya di huni oleh dua manusia, Bajha yang bersiap untuk rapat penting dengan kolega luar perusahaan nya dan juga Ashila yang akan melaksanakan magang untuk kesekian kali nya
Bajha turun kebawah mendapati gadisnya sudah membuat roti bakar dan juga susu, seharusnya itu adalah perannya dia malah terlambat bangun karena menghabiskan waktu begadang.
“Paman sarapan dahulu”.
“Yah… tapi sepertinya Paman tidak akan sempat mengantar mu ke tempat kerja, maafkan paman”.Kenapa juga kau harus bekerja di perusahaan itu, aku sudah bersusah payah untuk membangun perusahaan sendiri ya meski tidak buruk juga karena kau bekerja di perusahaan besar seperti itu
“Tidak masalah Paman aku bisa sendiri kok”.
Pria itu mendumel dalam hatinya meski Ashila magang di perusahaan besar pria itu jelas lebih suka jika Ashila bekerja padanya dia bisa memantau gadis itu.
Namun di sisi lain Bajha pun tidak ingin menghalangi putrinya mengingat kemauan besar dan ke mandirian yang di miliki oleh gadis itu
Bajha mengantarkan putrinya ke depan terminal bus yang akan mengantar gadis itu menuju Perusahaan Ostankino, jarak yang jauh dan arah yang berlawanan membuat mereka tidak bisa berangkat setiap saat
“Paman pergilah… nanti paman telat”.
“Ah iya”. Sebaiknya aku mengajari Ashila mengendarai mobil, dia tidak boleh selalu berdesakan di dalam sana
Bajha melajukan mobinya menuju perusahaan nya sendiri, sementara Ashila menunggu Bus yang tidak kunjung datang dia sedikit cemas jika saja dia akan terlambat datang ke kantor.
Hingga sebuah mobil sedan hitam berhenti tetap di depannya di dalam sana seorang pria tampan menatapnya dengan intens
“Jika kau hanya menunggu seperti itu, kau akan terlambat menuju kantor!”.
“P…Pak Devan, Maaf pak..”.
“Masuklah, aku akan memberikan mu tumpangan”. Ucap pria itu pada Ashila yang kini tersipu malu, pria itu terlihat sangat tampan pagi itu
“Apa tidak masalah?”.
“Tentu saja tidak, kita searah”.
Devan melajukan kendaraannya menuju perusahaan tempat mereka bekerja, Devan sesekali menatap gadis di sampingnya baik dia dan gadis itu sama-sama gugup.
Padahal Devan sendiri sudah terbiasa dengan keberadaan wanita yang menumpang di mobilnya karena memang pria itu memiliki sikap yang open pada semua orang
Berbeda pada Ashila pria itu malah bingung ingin membicarakan apa, mulutnya juga sedikit kaku , hingga tanpa sadar mereka sudah sampai di depan perusahaan
Ashila memutuskanuntuk turun terlebih dahulu, mengucapkan terimakasih pada pria itu dia sedikit kecewa karena menyangka jika Devan bersikap dingin kepadanya.
“Huh apa yang terjadi pada ku? Ck dia pasti menyangka jika aku mengabaikannya”. Gumam Devan merutuki dirinya “Menyebalkan juga! ”.
Sampai di ruangan Devan menuju ruangan nya yang hanya di pisah oleh kaca tebal dengan anak buahnya jadi ia masih bisa melihat dengan jelas aktivitas di luar sana begitu juga sebaliknya
Mata Devan tertuju pada Ashila yang fokus bekerja, gadis itu duduk dengan postur tubuh yang anggun meski dia mengerjakan beberapa file yang sedikit berantakan
“Dia memiliki tugas menyusun laporan, apa dia bisa mengerjakan itu?” Tanya nya daam hati sampai beberapa jam berlalu Ashila datang keruangannya dengan berkas yang tidka terlalu tebal dan juga sebuah laptop di tangannya
“Sudah selesai?” Tanya pria itu, Devan tertunduk saat Ashila memberikannya sebuah berkas yang dia kerjakan
“Mohon di periksa pak”. Ashila membuka lembaran itu, bersamaan dengan Devan yang juga membuka lembaran kertas itu tangan mereka saling bersentuhan membuat mereka saling menatap satu sama lain
“maaf pak”.
“Ti… tidak apa-apa”.
Devan memeriksa semua berkas itu dan tidka ada yang salah di sana semuanya di kerjakan dengan baik sesuai yang Devan inginkan, kali ini devan akan mengajak gadis itu itu untuk melapor ke ruang CEO
Bisa dia lihat betapa semangat dan juga ketakutan Ashila terukir di wajahnya itu membuat dirinya merasa gemas.
‘Tidak perlu gugup sampaikan apa yang kau kerjakan aku yakin kau sudah melakukan semuanya dengan baik”.
Ashila mengangguk dengan percaya diri, tidak ingin membuat pria di depannya kecewa semangat di hatinya terbakar begitu saja
Mereka sekarang berada di ruangan CEO menerangkan laporan yang mereka kerjakan, kedua orang itu tampak sangat aneh di mata sang CEO membuat seornag Agharna merasa kesal tanpa tahu sebap.
“Jelaskan dengan baik, atau kau akan ku keluarkan dari perusahaan ini meski kau belum selesai dengan program mu”. Kesal Agharna dengan ucapan yang sangat dingin
Tidak terduga gadis yang tadinya tampak seperti pemalu sekarang terlihat sangat tegas dan juga beberapa perkataan yang sangat jelas membuat dua pria di sana kagum dengan gerik Ashila
Aku terlalu meremehkan nya ternyata, dia lebih dari apa yang ku bayangkan dia bahkan bisa bergabung dalam rapat minggu depan. Agrhana dengan wajahnya yang dingin masih enggan memberi pujian meski dia kagum . “Baik cukup sampai di sini”.
Ashila mengangguk dia tidak banyak bertanya melainkan mengumpat dalam hatinya, bukan karena jengkel tapi ketakutan dalam hatinya tatapan Agharna membuatnya takut
“terimakasih Ghar, dia masih pertama kali maaf jika dia sedikit gugup”. Ucap Devan dengan santai, tangan pria itu sedikit menepuk pundak Ashila mereka bertemu tatap yang membuat Agrhana menyipit kan matanya
Devan yang dia kenal tidak pernah menatap lawan jenisnya, apa priaitu tertarik pada gadis muda itu? Dia merasa geli
Tuk… Tuk
Suara ketokan pintu di ujung sana, pintu itu langsung terbuka begitu saja tanpa seizin Agrhana dan yang lebih mengejutkan lagi adalah kehadiran seorang gadis muda di sana
“Lolita…..”. Gumam Ashila yan masih bisa di dengar oleh Agrhana
Sementara gadis yang dia maksud langsung menyelonong masuk mendekati Agrhana dengan tidak tahu malunya .“Sayang….”
“Ghar… itu kekasih mu?”. Tanya Devan tidak suka “Ayolah kau…”.
“Akan ku jelaskan nanti, pergilah lanjut bekerja!”.
Sementara itu Ashila mencoba tidak terlihat tidak ingin terlibat dengan teman lama yang membuatnya sakit hati, namun sialnya gadis itu malah terlihat di mata Lolita yang semakin angkuh
“Ah ternyata kau bekerja di sini…. Ashila…. Sayang dia teman ku!”. Ucap Lolita manja “Dia memang cukup cerdas, tapi tidak kusangka dia bekerja di sini”.
“Dia anak Magang!”. Ketus Devan tidak suka dengan gadis itu, di tambah Ashila terlihat tidak nyaman “Kami keluar dulu Agharna”.
“Ashila.. jika kau butuh sesuatu, katakan pada ku seperti dulu aku tidak masalah jika di repotkan!seperti dulu”.
Kedua orang itu keluar tampa menanggapi Lolita yang seperti tidak tahu malu, Agrhana sendiri akan menendang gadis itu keluar jika saja tujuan nya sudah beres
“Kau mengenalnya?”
“Ah dia, ya dia teman yang cukup menyusahakan saat SMA tapi aku tidak apa aku senang bertemu dengannya”