NovelToon NovelToon
Di Antara Peran Dan Hati

Di Antara Peran Dan Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Model / Wanita Karir / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Luna Amanda, seorang aktris terkenal dengan pesona yang menawan, dan Dafa Donofan, seorang dokter genius yang acuh tak acuh, dipaksa menjalani perjodohan oleh keluarga masing-masing. Keduanya awalnya menolak keras, percaya bahwa cinta sejati tidak bisa dipaksakan. Luna, yang terbiasa menjadi pusat perhatian, selalu gagal dalam menjalin hubungan meski banyak pria yang mendekatinya. Sementara itu, Dafa yang perfeksionis tidak pernah benar-benar tertarik pada cinta, meski dikelilingi banyak wanita.
Namun, ketika Luna dan Dafa dipertemukan dalam situasi yang tidak terduga, mereka mulai melihat sisi lain dari satu sama lain. Akankah Luna yang memulai mengejar cinta sang dokter? Atau justru Dafa yang perlahan membuka hati pada aktris yang penuh kontroversi itu? Di balik ketenaran dan profesionalisme, apakah mereka bisa menemukan takdir cinta yang sejati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Situasi lebih rumit

Aurel melanjutkan, “Elvin terus mendekati Luna, bahkan di saat Luna sedang terbaring seperti ini. Aku tahu niatnya bukan murni, dan dia hanya memanfaatkan situasi. Jika ada seseorang yang bisa menghentikannya, media dan publik mungkin akan mengalihkan perhatian mereka. Aku tahu ini permintaan besar, tapi aku benar-benar tak punya pilihan lain.”

Dafa terdiam, memproses permintaan itu. Perjodohan mereka yang dulu membuatnya enggan untuk terlibat lagi dengan Luna, tapi melihat kondisi Luna yang sekarang, ia merasa iba. Luna, yang berada di tengah tekanan besar, harus menghadapi semua ini dalam keadaan lemah.“Jadi, kau ingin aku berpura-pura menjadi tunangannya untuk menjauhkan Elvin?” Dafa menegaskan, memastikan ia mengerti situasinya dengan jelas. Aurel mengangguk cepat, matanya penuh harap. “Ya, hanya untuk sementara. Sampai Luna pulih dan kita bisa menemukan cara lain. Aku mohon, Dokter Dafa.”

Dafa terdiam lagi, mengingat pertemuan terakhirnya dengan Luna. Saat itu, ia menolak perjodohan karena hidup mereka terasa terlalu berbeda Luna dengan gemerlap dunia hiburan, dan dirinya dengan dunia medis yang tenang. Tapi situasi sekarang membuat semuanya berubah. Setelah beberapa saat berpikir, Dafa akhirnya menghela napas panjang. “Baiklah,” jawabnya perlahan. “Aku akan melakukannya. Tapi ini hanya sementara, sampai Luna pulih.”

Aurel hampir menangis karena lega. “Terima kasih, Dokter Dafa. Kau tak tahu betapa berartinya ini bagiku dan untuk Luna juga.” Namun, Dafa tahu bahwa keputusan ini mungkin akan membawa mereka ke dalam situasi yang lebih kompleks. Meski ini hanya pura-pura, perasaan dan hubungan yang tak selesai di antara dirinya dan Luna mungkin akan muncul kembali, dan kali ini, dengan keadaan yang jauh lebih rumit.

Luna membuka matanya perlahan. Semuanya tampak buram di awal, namun tak butuh waktu lama baginya untuk fokus. Cahaya lembut dari lampu di langit-langit ruang rumah sakit memantul di sekitar ruangan. Pandangannya tertuju pada sosok yang berdiri di dekatnya—seseorang yang sangat ia kenal.

Dokter Dafa.

Luna merasa kehangatan menyebar di tubuhnya, meskipun tubuhnya masih lemah. Melihat Dafa di sana, hatinya menjadi lebih tenang. Seolah rasa sakit dan kekhawatiran yang membebaninya perlahan menghilang. “Dafa?” suaranya serak, hampir tak terdengar. Dafa tersenyum tipis, menganggukkan kepala. "Kau akhirnya bangun, Luna. Jangan banyak bergerak dulu, ya. Kau baru saja melewati masa kritis."

Luna ingin mengatakan banyak hal, tetapi suaranya tersangkut di tenggorokan. Di satu sisi, ia merasa lega dan bersyukur masih hidup, namun di sisi lain, hatinya berdebar karena pria yang ada di depannya ini. Sosok Dafa, pria yang selama ini selalu muncul di benaknya, kini berdiri di samping tempat tidurnya.

Tak lama setelah itu, Aurel yang sudah menunggu berhari-hari di luar ruangan, mendengar berita bahwa Luna telah sadar. Begitu ia masuk ke ruangan, wajahnya penuh dengan kelegaan dan kebahagiaan yang sulit disembunyikan. "Luna! Kau sudah sadar!" seru Aurel, segera mendekati tempat tidur Luna dengan wajah penuh syukur. “Ya Tuhan, kau membuatku khawatir setengah mati! Aku tak bisa berhenti berpikir tentang bagaimana kalau kau…”

Luna tersenyum lemah melihat Aurel yang tampak hampir menangis. "Aku baik-baik saja, Aurel... Aku di sini sekarang," katanya pelan, meskipun tubuhnya masih terasa lemah. Dafa berdiri sejenak di samping, membiarkan kedua sahabat itu saling berbicara. Setelah memastikan kondisi Luna stabil, ia pamit keluar untuk memberi mereka waktu. "Aku akan kembali nanti untuk pemeriksaan lanjutan. Istirahatlah, Luna."

Saat Dafa pergi, Aurel duduk di samping tempat tidur Luna, menggenggam tangannya dengan erat. Matanya berkaca-kaca. "Kau tidak tahu betapa aku bersyukur kau kembali, Luna. Aku takut kehilanganmu."Luna mencoba tersenyum meski tubuhnya masih terasa berat. "Terima kasih sudah menungguku, Aurel. Aku tidak tahu apa yang terjadi... semuanya terasa seperti mimpi buruk."

Aurel mengangguk, lalu menarik napas panjang. "Aku harus memberitahumu sesuatu. Selama beberapa hari kau koma, banyak hal yang terjadi."Luna menatap Aurel dengan tatapan penuh tanya. "Apa maksudmu?"

Aurel melanjutkan, suaranya penuh kehati-hatian. “Elvin, dia... gosip tentang kalian berdua semakin memanas setelah kecelakaanmu. Aku sudah mencoba menjauhkan dia dari masalah ini, tapi situasinya semakin rumit.” Luna merengut, rasa muak kembali muncul saat mendengar nama Elvin. "Dia masih berusaha mendekatiku?"

Aurel mengangguk, tampak sedikit canggung. "Ya, manajernya bahkan meminta Elvin untuk memanfaatkan situasi ini agar menaikkan popularitasnya. Aku tahu itu gila, dan aku berusaha semampuku untuk menghentikannya. Tapi ada satu hal yang membuatku lega selama masa kritismu..." Luna menatap Aurel dengan tatapan bingung. "Apa itu?"

Aurel tersenyum kecil, lalu melanjutkan dengan nada lebih lembut. "Dokter Dafa. Kau tahu, dia sangat peduli padamu. Tidak hanya sebagai dokter, tapi lebih dari itu. Dia yang menangani operasimu, dia yang memantau kondisimu setiap saat. Aku bahkan meminta bantuan dia untuk berpura-pura menjadi tunanganmu di depan media, supaya Elvin menjauh.”Mata Luna melebar. "Kau melakukan apa?"

Aurel tersenyum dengan wajah yang agak bersalah. "Aku hanya berpikir, jika media tahu kau sudah punya seseorang, mereka akan berhenti menghubung-hubungkanmu dengan Elvin. Dan Dafa... dia tidak menolak. Dia setuju membantu, meskipun aku tahu itu hanya kepura-puraan."

Luna terdiam, hatinya campur aduk. Dafa, yang selama ini ia sukai, bersedia berpura-pura menjadi tunangannya. Tapi, yang membuatnya lebih terkejut adalah betapa besar perhatian Dafa selama ia koma. Aurel menatap Luna dengan mata penuh kasih sayang. “Aku tahu ini sulit bagimu, tapi aku ingin kau tahu bahwa Dafa benar-benar peduli padamu. Dia bukan hanya dokter yang menjalankan tugasnya. Dia benar-benar memperhatikanmu.”

Luna terdiam sejenak, menatap langit-langit kamar rumah sakit. Hatinya berdebar kencang, perasaannya campur aduk antara rasa syukur dan kebingungan. Di balik semua masalah yang menghantam hidupnya, Dafa tampak seperti satu-satunya cahaya yang memberikan rasa aman dan kedamaian.

Selama pemulihannya di rumah sakit, Luna mulai menyusun rencana untuk mendekati Dafa. Setiap kali Dafa datang memeriksa kondisinya, Luna selalu mencoba menarik perhatiannya dengan cara-cara yang penuh kecentilan.

Suatu hari, ketika Dafa datang untuk mengecek kondisinya, Luna menyapanya dengan senyuman manis dan sengaja merapikan rambutnya. "Dokter, hari ini rasanya jauh lebih baik. Tapi mungkin itu karena dokter yang merawat saya," katanya sambil mengedipkan mata, mencoba bersikap manja.

Dafa hanya tersenyum tipis. "Syukurlah jika kondisi Anda membaik, Luna. Itu yang paling penting," ucapnya dengan nada profesional, meski ia bisa merasakan tingkah Luna yang semakin genit.

Namun, Luna tidak menyerah. Setiap kali Dafa datang, ia selalu berusaha lebih menggoda, entah dengan cara duduk lebih dekat atau melemparkan candaan-candaan yang ringan. Tapi, Dafa tetap menjaga jarak. Meski Luna adalah pasien yang mempesona dan pernah meninggalkan kesan, ia selalu mengingatkan dirinya bahwa tugasnya adalah sebagai dokter, bukan sebagai pria yang harus terlibat secara emosional.

1
Sutarni Khozin
lnjut
Morani Banjarnahor
ditunggu lanjutannya thor
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Hai semua...
gabung yu di Gc Bcm..
kita di sini ada event tertentu dengan reward yg menarik
serta kita akan belajar bersama mentor senior.
Jadi yu gabung untuk bertumbuh bareng.
Terima Kasih
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
perhatikan dialog,agar tidak saling menempel....

cerita nya bagus thor,kalau dialog nya lebih rapi lagi,pasti tambah seru.../Smile/
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: sami²/Applaud/
Lucky One: makasih saranya😊
total 2 replies
Sitichodijahse RCakra
Bila jodoh tdk kemana Dokter dan Artis
Sutarni Khozin
lnjut
bellis_perennis07
aku mampir... 🥰🥰🥰 jangan lupa mampir di cerita ku dan mohon dukungannya yaa.. 💜💜💜💜💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!