Seorang wanita cantik yang suka dengan kehidupan bebas hingga mendirikan geng motor sendiri. Dengan terpaksa harus masuk ke pesantren akibat pergaulannya yang bebas di ketahui oleh Abahnya yang merupakan Kyai di kompleks perumahan indah.
Di Pesantren Ta'mirul Mukminin wanita cantik ini akan memulai kehidupannya yang baru dan menemukan sosok imam untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
"Jangan pakai emosi, Sher. Tenang, bicara yang tenang. Istighfar Sherly. Jangan mau di hasut sama setan" ucap Nayla membuat Sherly membuang nafas kasar.
"Hehh, anak miskin. Yang suka cari masalah itu kamu. Jangan putar fakta."
"Diiihh.... Ngadi-ngadi nih anak."
"Sudah sudah. Sherly ayoo kita pergi aja dari pada di sini, nanti malah nggak kelar-kelar urusannya." Nayla menarik tangan Sherly agar menjauh dari Ulya.
"Awas yaa kalian. Akan ku adukan sama Mbak Mila biar di jadikan ayam geprek kalian." teriak Ulya namun tidak di gubris oleh Nayla dan Sherly.
Ulya berjalan menghentak-hentakkan kakinya kesal. Namun tanpa sengaja ia...
GEDEBUG....
Ulya terjatuh akibat tersandung kakinya sendiri. Seperti ada yang lembek-lembek di tangannya. Ia pun menciumnya. "Iiiyyyuuuuhhhh....." ucap Ulya jijik karena tangannya terdapat kotoran ayam.
Sherly dan Nayla menoleh ke belakang saat mendengar suara orang terjatuh. Sherly tertawa melihat Ulya yang terjatuh sendiri. "Hahaha.... Rasain. Itu karma buat kamu." teriak Sherly.
"Awas yaa kalian. Akan aku balas nanti." teriak Ulya kesal.
"Huussss... Nggak baik ngomong seperti itu, Sherly. Orang yang sedang kena musibah jangan di tertawakan. Ayoo kita bantu."
"Eehh... Mbak, mau ngapain?" Sherly menarik tangan Nayla kembali.
"Mau bantuin lah." ucap Nayla polos.
"Jangan, Mbak! Nanti Mbak malah yang kena omel sama si Ulya. Kita cabut rumput aja." Sherly menarik tangan Nayla untuk mendekat pada santri yang tengah mencabuti rumput.
"Iiiiihhhh.... Jijay banget. Aku harus mandi dengan bunga tujuh rupa nih, agar baunya hilang." Ulya menghentak-hentakkan kakinya kesal.
"Apes banget hari ini. Sudah bikin mood aku kesel. Ini lagi malah kena kotoran ayam." gerutu Ulya kesal.
Mila tiba-tiba datang menghampiri Ulya yang tampak kotor pakaiannya. Mila mengendus-endus tubuh Ulya. "Iiiiihhhh.... Jorok, bau kotoran ayam, jijay. Kamu habis ngapain sih? Habis mandi pake kotoran ayam? Iiiyyyuuuuhhhh... banget sih kamu." Mila menutup hidungnya.
"Ini itu aku habis jatoh, Mbak. Bukan habis mandi pake kotoran ayam." cebik Ulya.
"Pantesan bau kotoran ayam."
"Udah Mbak, aku mau mandi dulu. Bau banget, aku nggak tahan." Ulya melangkah menjauh dari Mila.
"Mandi lima kali, Ul. Biar hilang tuh bau." teriak Mila
"Jangankan lima kali, ini mau mandi tujuh kali pake air bunga tujuh rupa. Biar hilang dari badan aku." balas Ulya dengan sedikit berteriak. Membuat Mila mengernyitkan dahinya.
"Mandi tujuh kali? Pake air bunga tujuh rupa? Mau sungkeman atau mau guna-guna anak orang tuh bocah?" gumam Mila.
.
.
.
"Assalamu'alaikum Abah, Umi" ucap sosok lelaki tampan tinggi tegap menghampiri kedua orang tuanya. Yang sudah menunggu lama di bandara tersebut.
"Wa'alaikumsalam warohmatullah wabarokatuh" Abah Shodiq memeluk putra semata wayangnya dengan hangat dan penuh kerinduan.
Ustadz Rehan memeluk Abah dan Umi secara bergantian. Lelaki tersebut baru saja pulang dari Jawa Timur. Beliau baru saja selesai membuka perusahaan cabang di Jawa Timur. Kini ia sudah kembali karena tugasnya sudah selesai di Jawa Timur.
"Bagaimana kabar kamu, Nak?" tanya Umi Zahra
"Alhamdulillah, Rehan baik-baik saja kok, Umi. Umi dan Abah juga sehat-sehat kan selama Rehan tinggal ke Jawa Timur."
"Alhamdulillah, Abah dan Umi di berikan kesehatan oleh Allah SWT sampai sekarang." jawab Abah Shodiq.
"Ayoo kita pulang sekarang. Kamu pasti capek, butuh istirahat." ucap Umi Zahra.
"Iyaa, Umi. Rehan capek banget." Rehan menyenderkan kepalanya di bahu sang Umi.
"Lihatlah putra kita, Bah. Sudah besar kelakuannya masih seperti anak kecil." kekeh Umi Zahra.
"Umi, jangan seperti itu. Rehan kan manja hanya sama Abah dan Umi saja." protes Ustadz Rehan
"Iyaa iyaa. Ayoo kita pulang sekarang."
Mereka pun lantas masuk ke dalam mobil. Mobil melaju dengan kecepatan sedang.
Ustadz Rehan Sakeel adalah putra semata wayang Abah Shodiq dan juga Umi Zahra. Beliau seorang CEO di perusahaan yang ia rintis dengan sendirinya. Tak hanya itu, beliau juga seorang yang pandai dalam ilmu kitab.
Beliau lebih suka mendalami ilmu kitab kuning dari pada kitab suci Al-Quran. Karena dirinya lebih tertarik akan ilmu kitab di banding Al-Qur'an. Namun hal tersebut tidak di permasalahkan oleh Abah Shodiq. Karena apa yang di sukai oleh putranya beliau pasti akan mendukungnya. Abah Shodiq tidak ingin mengekang anaknya terlalu ketat. Beliau mendidik putranya dengan bakat yang di miliki oleh putranya.
oke lanjut
semangat untuk up date nya
Alhamdulillah double up date
oke lanjut thor
semangat lanjutkan Thorrrrr