Pelakor Itu Adik Ipar Ku. ( Ipar Adalah Maut Bagi Rumah Tangga Ku ).

Beberapa jam kemudian Dokter pun keluar dari dalam ruangan Lab. Dan berjalan mendekati pihak dari keluarga pasien, untuk memberitahukan tentang diakh'nossa penyakit yang di derita tuan muda Ronal Alexsander itu.

Azhara, pak Herry dan Naila yang melihat dokter sudah keluar dari dalam ruangan Lab, pun langsung menghampirinya. Untuk menanyakan keadaan Ronal.

"Dok, gimana dengan hasil lab nya?" tanya panik Azhara. Wanita itu sangat tau, jika penyakit Ronal bukanlah penyakit biasa.

"Maaf, sebelumnya saya tidak bisa membicarakan nya di sini! Sebaiknya nona ikut saya ke ruangan saya!". Ajak dokter itu.

"Baiklah!" ucap cepat Azhara. Dan melangkah mengikuti arah dokter itu pergi menuju di mana ruangan nya.

Sesampainya di ruangan dokter. Pria parubaya itu, sedikit menarik napas kasar.

Hahhh...

Azhara yang mendengar suara tarikan napas pria itu sedikit heran dan merasa jantung nya semakin berpacu begitu sangat cepat.

"Ada apa dok, sebenarnya yang terjadi dengan adik saya?" tanya Azhara. Perasaan nya pun kini semakin gugup, takut, dan cemas yang tidak bisa di kendalikan nya.

"Dengan berat hati saya mengatakan, jika tuan muda Ronal Alexsander mengalami penyakit Asam lambung!" ucap dokter itu.

"Syukurlah, aku kira--

Belum juga wanita itu menyelesaikan ucapan nya, kini sang dokter telah mencelah nya.

"Bukan hanya itu! Tetapi, tuan muda Alexsander juga menderita Leukemia, yang terdapat di bagian tulang sel darah putih. Penyakit itu sudah menyebar ke saluran sel darah merah, yang akan mengakibatkan tubuh pasien akan mengalami kelumpuhan secara bertahap, rambut pasien pun akan rontok secara bersamaan. Jika penyakit yang di deritanya tidak di tangani dengan cepat!! Dan saat ini penyakit tuan Alexsander sudah mencapai stadium 3 akhir."

Azhara yang mendengar penyakit yang di derita sang adik ipar semakin syok, bulir-bulir bening pun sudah membasahi pipi mulusnya.

"I-ini ti-tidak benar kan dok! Tolong katakan, ini tidak benar?". Tangisan nya pun semakin pecah, tubuh yang melemas, air mata yang mengalir cukup deras. Ada rasa sakit, di hati Azhara saat mendengar jika adik nya itu sudah di tahap stadium 3. Yang artinya Ronal hanya memiliki waktu sebentar lagi. Itu yang ada di pikiran Azhara saat ini.

"Maaf nona muda, tapi ini adalah kenyataan nya! Dan penyakit ini sudah di derita tuan muda selama 2 tahun terakhir ini, dan beliau tidak pernah melakukan pengobatan ataupun kemoterapi.

"Jika nona mengizinkan nya, tuan muda bisa melakukan kemoterapi satu bulan 4 kali. Siapa tau dari melakukan kemo, tuan muda Ronal dapat sembuh dan bertahan." jawab sang dokter.

"Dok, aku mohon. Tolong adik ku, apapun itu pengobatan nya, tolong lakukan secepat mungkin! Aku tidak ingin adik ku sampai kenapa-napa!". Tangisan nya pun semakin pilu, dan pecah. Membuat tubuhnya lemas seketika, di tambah dengan kenyataan yang ada.

Berselang beberapa menit, Azhara sudah keluar dari dalam ruangan sang dokter. Dengan berjalan pelan, tubuh lemas, dan bulir-bulir bening yang tidak mau berhenti. Membuat pak Herry dan Naila cemas, akan apa yang terjadi dengan pria muda itu.

"Nona!" ucap lirih Naila. Sembari membopong tubuh Azhara.

"Nona muda, ada apa dengan tuan muda Ronal?" tanya pak Herry.

Diam, hanya itulah yang di lakukan Azhara saat ini. Azhara yang tidak dapat berbicara atau memberitahukan jika dirinya sedang tidak baik-baik saja saat ini.

"Nona, tenang lah! Aku yakin, tuan muda Alexsander pasti akan baik-baik saja." dengan memberi ketegaran pada wanita yang ada di dalam pelukan nya saat ini, Naila juga sangat penasaran akan hal apa yang sudah menimpa Ronal. Namun, dia tidak bertanya karena dirinya lebih mementingkan Azhara yang sedang menangis, agar memberi kekuatan pada wanita itu.

☆☆☆☆☆

Sementara di London saat ini.

Saat ini Glen sedang membayar apart yang ada di sebelah apartnya, untuk wanita yang berstatus sebagai adik iparnya itu.

Alexsa memaksa ingin tinggal di apart yang bersebelahan dengan apart milik kaka iparnya Glen. Sementara Jakson, saat ini dirinya tengah bersiap-siap untuk berangkat menuju peninjauan proyek yang telah di menangkan perusahaan tempatnya bekerja.

"Semuanya sudah sesuai dengan kemauan kamu Al! Sebaiknya, aku pergi dari sini. Aku masih banyak urusan di luar sana!. Ucap Glen. Dan melangkah meninggalkan wanita itu dari dalam apart yang akan di tinggali Alexsa selama di London.

Setelah kepergian Glen. Alexsa langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang berukuran King Size, yang ada di apart miliknya.

Hah. "Akhirnya, aku bisa tinggal dekat dengan orang yang aku cinta." ucapnya dengan senyuman jahatnya.

Glen pun segera menyusul Jakson, yang sudah terlebih dahulu menunggu nya di parkiran yang ada di halaman apart mewah itu.

"Kau sangat lama!" kesalnya. Sudah setengah jam lamanya, Jakson menunggu sang bos nya itu di parkiran dengan ke adaan cuaca matahari yang terik. Hal itu membuat nya kesal.

"Maaf!" hanya itu yang terucap dari mulut seorang Glen Alexsander. Dengan cepat, Glen langsung berjalan menuju kursi sebelah kemudi, Jakson pun langsung melajukan mobil yang di kemudinya menuju jalanan kota yang tidak terlalu ramai oleh pengendara.

"Bos, apa saya bisa bertanya?" tanya Jakson. Yang sudah sangat penasaran setengah mati, ada apa Glen dengan adik iparnya itu.

"Aku tau apa yang ingin kau tanyakan Jek! Aku dengan nya tidak ada hubungan lain selain kaka dan adik ipar." jelas Glen.

"Maaf, seperti nya aku melihat dari raut wajah nya Alexsa dia menyimpan rasa untuk mu Glen! Aku saranin, berhati-hatilah dengan nya! Apa lagi kau sudah memiliki istri, bukan seperti itu?". Ucap Jakson. Dia tidak ingin, sahabat sekaligus bos nya itu menduakan seorang wanita, apa lagi Glen sudah berstatus sebagai suami orang. Ada hati yang harus di jaga nya.

"Aku tau itu! Tapi, hubungan ku dengan Azhara tidak sebaik itu Bro." ucap lirih Glen.

"Apa karena kalian belum juga di beri keturunan?" tanya hati-hati Jakson. Agar pria yang ada di samping nya itu tidak sakit hati padanya.

"Hm!" nta apa yang salah di antara kami." ucap Glen jujur.

"Hey bro, jangan mudah putus asa! Ya, memang aku belum berumah tangga, tapi kan aku bisa memberimu pandangan sedikit apa yang aku ketahui!. jelas Jakson. Sembari fokus pada jalanan yang di tujunya.

"Aku yakin, suatu saat nanti kalian akan di berikan keturunan! Jadi, jangan pernah putus asa." Jakson pun memberi dukungan pada sahabat nya itu.

Hah. Aku benar-benar ingin memiliki keturunan Jek!" jelas Glen. Sembari menatap lurus ke arah jalan.

"Aku tau, tapi ingatlah apa saja yang sudah kalian lalui selama limah tahun terakhir ini! Aku saranin tetap perjuangkan istrimu, karena Tuhan akan memberi yang kau harapkan Glen." Jakson pun memberi pencerahan pada pria yang ada di sebelahnya saat ini.