Jatuh Cinta Pada Saudara Tiri

Empat bulan sesudah berlalu, pernikahan Azka dengan Mora yang semakin harmonis, semenjak mereka menikah Marisa manjadi jarang datang ke rumah nenek nya, ibu Amanda, Marisa juga tidak pernah lagi menelpon Amanda, entah itu karena dia menghargai Mora atau karena memang dia sudah melupakan sosok ibu nya itu.

Pagi ini Mora sedang menyiapkan Marisa untuk berangkat ke sekolah, karena bukan depan dia akan naik ke kelas dua, Mora menyiapkan semua kebutuhan yang Marisa inginkan, itu yang membuat nya merasa, kasih sayang yang di berikan Mora sama seperti Amanda, namun beda nya Amanda lebih berjuang.

Azka juga begitu, Mora siapkan dengan rapi, pakaian kantor nya, tas nya, sarapan yang kemarin dia di tegur, sekarang Azka sudah menikmati nya, hanya saja masih ada tempat kecil di hati Azka untuk Amanda, itu yang membuat Mora sulit mendapatkan nya sepenuh nya.

Karena usia pernikahan mereka baru berjalan enam bulan, Azka dan Mora sama sekali tidak satu ranjang, mereka tidur di ranjang masing-masing, itu yang membuat Mora terkadang merasa jengkel dengan sikap Azka.

Setelah kedua nya berangkat, Mora juga bersiap, dia ingin mengambil minuman perangsang yang ia beli, ia akan memberikan nya kepada Azka, karena sudah enam bulan lebih, Azka sama sekali belum menyentuh nya, baik itu ciuman atau pegangan tangan, Amanda juga menginginkan seorang anak, makanya ia mengambil jalan ini.

Di rumah sakit, Mora bertemu dengan Rachel, seperti nya dia baru keluar dari ruangan dokter kandungan " apa yang kau lakukan disini Hel? " sapa nya dan mendekati Rachel

Karena Rachel ke rumah sakit sendirian, jadi dia memeluk Mora, karena merasa sangat bahagia, sudah lebih dua tahun dia menunggu kabar ini, Rachel memeluk Mora " aku hamil Mora, ini adalah kabar yang baik, aku sudah menunggu selama dua tahun lama, selalu berusaha dan Akhirnya " ucap nya

Walau ada sedikit rasa iri di hati Mora, dia tetap memberikan ucapan selamat dan membalas pelukan nya " wah, kau harus segera memberikan kabar ini kepada Kenzo " menatap Mora

" Kau benar, aku akan ke rumah ibu, lalu merayakan nya di sana, kau, Marisa dan Azka harus datang ya, malam ini, jam tujuh " ucap Rachel sangat bahagia

" Tentu saja, aku akan datang, kau tenang saja " Mora memberikan senyuman nya

" Kalau begitu aku pamit ya Mora, aku akan membeli beberapa barang untuk acar nanti malam " pergi dari hadapan Mora

Mora masuk ke dalam ruangan nya dengan menatap obat yang akan dia berikan kepada Azka nanti malam, namun mereka akan pergi ke rumah ibu nya malam ini, tidak akan berjalan dengan lancar jika berikan hari ini.

...****************...

Malam ini, Reza susah membuat janji dengan Talia, mereka akan menginap di hotel, alasan Reza kepada Amanda adalah dia ada perjalanan bisnis hanya satu hari.

Mereka sudah bertemu dengan dokter, katanya Amanda akan melahirkan dalam Minggu ini, namun Reza tetap pergi karena ini adalah pekerjaan yang sangat mendadak, itu yang dia katakan kepada Amanda.

Reza mengantar Amanda ke rumah sakit hari ini, karena usia kandungan nya sudah cukup untuk melahirkan, Reza takut terjadi sesuatu jika Amanda ke rumah sakit sendirian.

Sampai di rumah sakit, Reza membantu Amanda untuk turun dari dalam mobil " nanti kau pulang dengan taksi, ingat jangan pulang sendirian " ucap Reza sambil mengelus pipi Amanda

" Iya aku akan usahakan, kau juga hati-hati dalam perjalan mu, kalau ada apa-apa kabari saja aku " melepaskan tangan Reza dari wajah nya

Talia melihat itu semua dari kejauhan, dia yang merasa cemburu muka mendekati mereka " Amanda, ayo masuk bersama " membantu Amanda

Amanda menatap Talia " iya, kau pergilah, ingat kabari aku juga sudah sampai " ucap Amanda sebelum masuk bersama Talia

Reza menatap Talia dengan tatapan lekat, dia juga memberikan isyarat kepadanya, Talia terlihat sangat bahagia, Amanda sudah tau jika suami nya selingkuh dengan sahabat nya, namun dia tetap diam karena dia memang merasa, dirinya tak pantas menjadi istri Reza.

Sampai di ruangan, Amanda menatap Talia " aku akan nginap di rumah sakit, rasa sakit di bagian perut ku semakin menjadi, jadi aku tidak akan pulang " jelas nya kepada Talia

Talia menatap nya " baiklah, aku ijin pulang lebih awal, jika kau merasa sakit, jangan lupa telpon aku, karena aku yang akan membantu mu bersalin " tersenyum lalu keluar dari ruangan Amanda

...****************...

Pukul lima sore, Amanda merasa sakit yang sangat luar biasa di perut nya, dia meminta suster untuk memangil dokter Talia, namun Talia sudah tidak ada di rumah sakit, dokter lain yang masuk dan membawa Amanda.

Amanda merasakan sakit yang luar biasa, dokter butuh wali untuk memutuskan tindakan apa yang harus di ambil " apakah suami mu belum datang juga? Dia tidak menerima telpon mu? " teriak dokter di telinga Amanda

Amanda meringis kesakitan " tolong......, tolong telpon ke nomor ini " memberikan nomor telpon Reza, namun sama saja, Reza tidak menerima nya

Sementara apa yang Reza lakukan? Reza sedang berhubungan intim dengan Talia di kamar hotel, mereka sedang bersenang-senang, mereka lupa jika Amanda akan melahirkan dalam Minggu ini, mereka sama sekali tidak mendengar telpon nya yang berbunyi sebanyak dua puluh kali.

Hingga dua puluh menit berakhir, Reza yang sedang memasang kemeja nya, dia memeriksa handphone " ada banyak panggilan dari Amanda? " menelpon balik namun dokter yang menjawab nya

Dokter mengatakan, Reza harus segera ke rumah sakit, karena Amanda dalam keadaan kritis, air ketuban nya sudah pecah dan harus segera di operasi, jika air ketuban nya kering maka anak nya tidak akan bisa selamat.

Dalam panggilan itu Reza sebagai wali Amanda, menyetujui jika Amanda di operasi dan dia akan segera ke sana, Reza meninggalkan Talia yang sedang mandi, dirinya bergegas ke rumah sakit, Reza meninggalkan selembar kertas dengan tulisan " Amanda akan melahirkan malam ini, setelah kau baca ini, tolong langsung ke rumah sakit "

...****************...

Di rumah sakit

Reza berlari menuju Amanda yang akan segera di bawa ke ruang operasi, karena air ketuban nya sudah kering, jadi jalan satu-satunya adalah operasi, Reza melihat dokter yang sedang membawa Amanda, dia berlari ke sana dan menatap Amanda yang sedang tergeletak di atas kasur rumah sakit.

" Amanda, kau lihat aku? Amanda " Reza melihat Amanda yang sudah merasa lemas dan kehabisan tenaga

Amanda membuka mata nya perlahan " Reza, kau ingat apa yang aku katakan? " melihat sekitar

" dimana Talia? "

" Sudah jangan membahas orang lain, aku tidak ingin kehilangan diri mu Amanda " menangis sambil memegangi tangan Amanda

" Tolong jaga anak ini, aku akan berusaha untuk melahirkan nya dan, nama nya adalah Kevin, aku sudah sering memangil nama itu saat dia berada di kandungan ku " Amanda mulai memejamkan mata nya, karena efek bius

Amanda tidak lupa memberikan selembar kertas yang sudah ia tulis di dalam ruangan nya tadi, Amanda di bawa masuk ke dalam ruang operasi.

Operasi berjalan selama dua jam, di dalam sana seperti nya terjadi sesuatu yang membuat operasi nya sangat lama, dan tak lama kemudian dokter keluar dan bertanya kepada Reza " bapak harus memilih salah satu dari mereka, ibu atau anak nya? "

Reza kaget mendengar ucapan dokter, begitu juga dengan Talia yang berada di belakang Reza, dia langsung ke rumah sakit setelah membaca selembar kertas dari Reza.

" Apa? " ucap Reza linglung

" Bapak harus memilih, waktu nya tidak banyak, siapa yang bapak pilih? " dokter mendesak Reza

Reza mengingat semua kejadian bersama Amanda, kenangan mereka saat bersama dan juga ucapan nya yang meminta Reza mengatakan " tolong selamat kan anak nya dokter, selamat kan anak kami dokter " Reza mengais dan terduduk di lantai rumah sakit tepat di depan ruangan operasi, saat kata-kata itu benar keluar dari mulut nya sendiri, situasi itu benar nyata

Talia juga yang sudah tidak sanggup untuk melangkah kan kaki nya, dia terdiam di tempat dan teringat perkataan Amanda, bahwa dia ingin Talia yang membantu nya bersalin, namun keinginan terakhir nya saja tidak bisa di penuhi oleh Talia, hanya itu yang Amanda ingin kan.

Guys bantu like ya guys, satu like dari kalian sangat membuat author semangat untuk update karena berharga sekali, happy reading