Second Life Valerie

******

    perlahan mata valerie terbuka ia menyesuaikan cahaya yang sedikit silau menyinari matanya.

   'nyaman banget' batin valerie sambil menggeliat namun, pergerakannya terhenti saat ia merasakan ada yang janggal. Valerie meraba dada bidang axcel 'kok rasanya keras apa gulingku diganti?' batin valerie.

   Mata valerie melotot kala ia mengangkat kepalanya dan langsung bertemu wajah tampan axcel. Ia melirik ternyata dirinya yang memasuki wilayah axcel. Gadis itu meringis kala melihat bantalnya yang berada jauh disisi kanan ranjang. Guling? Oh, iya bukankah ia menaruh guling dipertengahan ranjang dan sekarang gulingnya kemana?. Astaga??? Malang kali nasibmu batin valerie melirik 2 buah guling yang sudah mendarat sempurna diatas lantai.

   Dengan perlahan valerie meluruskan kepalanya. Retina coklat madu bening itu langsung disuguhi dengan pemandangan indah dipagi hari. Sudut bibir valerie terangkat membentuk senyuman manis telapak tangannya terasa gatal dengan susah payah ia menahannya. Namun, gagal ia terkalahkan oleh egonya sendiri.

   Mulai dari alis telunjuk nakalnya mulai menyusuri, mengelus alis hitam tebal dan tertata rapi seperti sudah dicetak. Bulu mata lentik dan panjang yang masih terpejam gadis itu membayangkan betapa menusuknya tatapan tajam pria itu jika sedang bangun. Ia seketika menggelengkan kepalanya, membayangkannya saja ia sudah bergidik ngeri.

  Hidung mancung dan bibir tebal yang kemerahan alami. bulu bulu halus yang mulai terlihat diantara hidung dan bibir itu tak terlewatkan oleh jari telunjuk valerie. Garis rahang yang tegas sungguh manusia paling sempurna yang tuhan ciptakan, mungkin disaat tuhan membentuknya dalam keadaan hati yang sangat bahagia sehingga axcel terlihat begitu sempurna tanpa cela.

  Disatu sisi valerie sangat bersyukur karena axcel adalah miliknya dengan wajah tampannya valerie bebas membawanya kemana mana tanpa rasa malu. Namun, dilain sisi ia kesal karena axcel memiliki wajah tampan bukan tidak mungkin jika diluaran sana akan ada banyak wanita yang mengantri buat menggoda lelaki itu kan?. Tidak perlu jauh didalam rumahnya saja sudah ada pelakor berkedok sepupu. Mengingatnya saja valerie cukup kesal sekarang. Tanpa sadar valerie terus memainkan bibir axcel. sedangkan lelaki itu dengan susah payah menahan diri agar tidak menerkam valerie yang sedari tadi terus menggodanya. Bahkan jakunnya sedari tadi sudah naik turun namun, itu tak membuat valerie menyadarinya.

   "sampai kapan kamu akan terus berada diatasku? Hem?" suara axcel yang tiba tiba menyeruak diindra pendengar valerie. Membuat wanita itu tersentak kaget bahkan wanita itu hampir terjungkal jika saja axcel tidak cepat meraihnya.

  "se....sejak ka..pan l..o bangun?" jawab valerie gugup lidahnya terasa kaku ia tak menyangka akan kedapatan sedang mengagumi wajah lelaki itu.

"sejak tadi" masih terdengar sedikit serak khas orang baru bangun tidur dan itu sangat seksi ditelinga valerie. Katakanlah valerie mesum, namun gadis mana yang tidak akan tergoda dengan pemandangan seperti ini. Dipagi buta saat ia membuka mata malah disuguhi dengan wajah tampan seorang pria yang berada dibawah badannya.

"mau kemana? Hm?" tanya axcel lelaki itu semakin mengeratkan belitan dipinggang valerie.

astaga!!! Sia4l jantung valerie semakin berulah ia sudah pastikan jika axcel akan merasakan degupan jantung valerie itu yang sedang menggila. Dengan segenap tenaga valerie menahan nafasnya agar tak menerpa wajah axcel karena ia sudah pastikan jika nafasnya itu akan berbau jigong. Tahu sendirikan aroma mulut baru bangun tidur belum sempat berkumur? Dan itulah yang menghantui pikiran valerie.

"kenapa sih? Kaku banget!" ejek axcel.

Untuk kesekian kalinya valerie mengumpat bagaimana bisa orang baru bangun tidur dan belum menggosok gigi. Mempunyai aroma mint yang menguar diarea pernafasannya.

"aku pengen ketoilet" cicit valerie samar.

"mau aku antar?" tanya axcel lagi bahkan lelaki itu menaik turunkan alisnya. Ia sangat senang melihat reaksi valerie sangat menggemaskan pikirnya.

"ih, nyebelin" gerutu valerie ia segera bangkit dan berlari menuju kamar mandi.

*****

karena ada kuliah pagi valerie telah bersiap dengan segala kebutuhan kuliahnya. Tak lupa juga gadis itu melihat penampilannya kembali didalam cermin. Serasa sudah sempurna ia meraih tasnya dan hendak keluar.

"sudah mau berangkat?" tanya axcel yang sontak membuat gadis itu kaget.

"astaga" pekik valerie memegang jantungnya yang hampir copot.

"kaget?" tanya axcel menaikkan alisnya sebelah ia bingung. Mengapa istrinya itu kaget apakah gadis itu tidak mendengar suara pintu yang terbuka?. Dan jawabannya tidak valerie tidak mendengar sama sekali suara pintu terbuka bahkan langkah axcel pun ia tak mendengarnya. Karena fikirannya masih terfokus dengan kehidupannya dimasa lalu. Jika ia berangkat berkuliah masalah baru akan masuk kedalam hidupnya begitu saja. Karena tidak menutup kemungkinan ia tak akan bertemu dengan kelvin. Dan wanita yang menyukainya sering kali mengganggu valerie.

"bisa gak sih jangan ngagetin orang! Gimana kalo gue jantungan coba" omel valerie yang disambut senyuman axcel. 'gini yah rasanya punya istri yang ngomel bukannya nyeramin malah semakin gemesin' batin axcel sambil senyum senyum gak jelas.

"ngapain senyum senyum?" tanya valerie penuh selidik ia bahkan memicingkan matanya menatap axcel yang masih tersenyum tidak jelas.

meski pun tampan valerie aku itu jika pria itu tersenyum ketampanannya manjadi berkali kali lipat. Namun, karena kondisinya horor membuat valerie bergidik ngeri melihat senyuman axcel yang tidak jelas itu.

Cup...

Setelah mengecup pipi valerie lelaki itu berlalu menuju kamar mandi. Sedangkan valerie? Jangan tanyakan lagi. gadis itu masih diam mematung dengan pipi yang sudah memanas. Tangannya terulur memegang pipi kanannya dimana axcel mengecupnya tadi.

'bundaaaa aaakkkk anak mu dicium' jerit batin valerie sambil menutup matanya erat senyuman dibibirnya terus mengembang.

Tak ingin bertemu axcel lagi ia segara bergegas turun ke bawah. Ia sangat malu sekarang ia tak mampu harus berhadapan dengan axcel lagi jantungnya akan semakin menggila. Efek dari kecupan ringan axcel dipipinya sukses membuat kakinya terasa seperti gel.

"is, apaan sih nih kaki baper banget" gerutu valerie sambil memukul kakinya pelan.

"astaga nona apa kaki anda sakit?" tanya rani saat mereka berpapasan di depan pintu lift.

"ah, gak papa mbak rani. Hanya sedikit keram saja. Aku duluan ya mbak!" dusta valerie tak mungkin ia bilang jika kakinya sedang baper karena efek kecupan kilat axcel.

Mengingat kejadian beberapa menit yang lalu valerie kembali mengembangkan senyumannya. Gadis itu masuk kedalam lift dan segara turun mencari anggota keluarga lainnya.

******

"pagi valerie" sapa shopia.

"pagi juga kak shopia" sapa balik valerie dengan senyuman manis yang selalu menghiasi bibirnya.

"ada jadwal kuliah pagi?" tanya shopia saat ia melihat penampilan valerie yang sudah rapi dan ada tas laptop dan beberapa buku yang sedang ia bawah.

"ia mbak" jawab valerie lalu mereka berjalan bersama menuju ruang makan. dimana semua anggota keluarga sedang menikmati sarapan mereka masing masing.