Istri Berbahaya Tuan Muda

Sret sret...

Gideon dan Michella akhirnya menandatangani surat pengalihan aset mereka untuk membayar hutang kepada keluarga Diana.

Diana pun mengambil kedua surat perjanjian itu beserta sertifikat tanah yang telah diserahkan oleh paman dan bibinya.

Diana tersenyum, "memang tidak ada ruginya meminjamkan uang pada keluarga, karena mereka pasti akan melunasinya sesuai dengan nominal yang disepakati. Kalau begitu silakan tanda tangani juga surat perjanjian pelunasan hutang ini," ucap Diana menyerahkan 4 lembar surat yang sebelumnya telah Ia siapkan Untuk ditandatangani oleh paman dan bibinya apabila saat pelunasan telah tiba.

Gideon menggertakkan giginya, pria itu melirik Adrian yang tampak tenang melihat istrinya.

'Dia sama sekali tidak memperdulikan kami, dari tadi tatapannya hanya tertuju pada Diana. Apa memang mereka berdua benar-benar memiliki hubungan yang baik?' ucap Gideon dalam hati sambil membubuhkan tanda tangannya di surat pelunasan hutang.

Setelah menandatangani dua copy-an surat pelunasan hutang, maka Gideon membawa salah satu copy-an surat itu dengan langkah kesal meninggalkan rumah orang tua Diana.

Michella pun melakukan hal yang sama, perempuan itu segera menandatangani surat pelunasan hutang sebelum keluar dari ruang keluarga.

Begitu tiba di depan rumah, dia menatap asisten Adrian yang juga menatapnya.

'Sial! Kalau hari ini Adrian tidak datang, maka aku bisa membuat Putraku mengelola bisnis yang besar itu!' geram Michella dalam hati sebelum melangkahkan kakinya menuju mobil dan menaiki mobil milik Gideon yang masih terparkir di parkiran depan rumah.

"Apa yang kau lakukan?!" Bentak Gideon yang tidak senang dengan kedatangan adiknya.

Gara-gara adiknya itu mengajaknya pergi ke rumah saudara mereka, Maka dia kehilangan beberapa aset yang sangat berharga.

Michella balik melototi kakaknya, "Jangan menatapku seperti itu! Aku juga sangat kesal hari ini. Bukankah sekarang yang perlu kita pikirkan ialah Bagaimana cara kita mengambil kembali semua kerugian kita?! Aku yakin, kalau kita memikirkannya bersama, maka--"

"Diam!" Bentak Gideon menyela ucapan adiknya, "semua yang terjadi hari ini adalah karena idemu yang busuk itu! Aku tidak mau lagi mendengar ucapanmu, sekarang juga turun dari mobilku!" Geram Gideon yang sangat yakin kalau dia tidak akan bisa memanfaatkan adiknya yang bodoh itu.

"Kau,,, baiklah! Kita tidak usah berbicara lagi!" Michella turun dari mobil kakaknya dan menutup pintu dengan sangat keras.

Brak!

Gideon menggertakkan giginya melihat kelakuan adiknya, pria itu berbalik menatap asistennya yang duduk di depan.

"Cari tahu semua hal tentang hubungan Diana dan suaminya itu. Aku tidak bisa membiarkan apa yang terjadi, pokoknya aku harus mencari cara untuk mengambil kembali semua tanah-tanah itu dan juga semua harta milik adikku yang dikuasai 2 perempuan jalllang itu!" Geram Gideon.

"Baik," jawab sang asisten.

Maka mobil milik Gideon meninggalkan rumah tersebut, berbeda dengan asisten Adrian yang masih terus duduk di depan rumah dalam rasa gelisahnya.

Pria itu sesekali menatap ke dalam rumah untuk melihat Apa yang dilakukan oleh Tuan mudanya.

'Hah,,, perempuan gila itu akan mengamuk lagi padaku. Tapi aku juga tidak bisa menghampiri tuan muda, atau dia juga akan mengamuk padaku,' gerutu sang asisten dalam hati yang sebelumnya telah diperingatkan oleh Adrian agar tidak mengganggunya sampai dia sendiri yang memutuskan untuk meninggalkan rumah milik Diana.

Sang asisten melihat Naomi telah meninggalkan sepasang suami istri yang duduk di ruang tamu.

"Sayang, Apa kau sudah menyelidiki tentang surat perceraian itu?" Tanya Diana yang hanya bisa mengandalkan suaminya untuk menyelidikinya, karena perceraiannya dilakukan di pengadilan negeri ibukota, sementara Dia tidak punya koneksi apapun di ibukota.

"Sedang diselidiki," kata Adrian berbohong.

"Begitu ya, Aku tidak tahu siapa yang mengirim surat permohonan cerai itu ke pengadilan atas namaku, padahal aku tidak pernah menandatangani surat perceraian, tapi kenapa tiba-tiba seperti itu?" Ucap Diana sambil menghela nafas.

Adrian menyipitkan matanya melihat kesedihan di wajah istrinya saat memikirkan tentang surat perceraian itu.

'Padahal aku pikir selama ini dia sangat ingin meninggalkan keluarga kami karena dia diperlakukan dengan buruk di sana. Tapi Sepertinya aku sudah salah menduga, mungkin saja selama ini dia berusaha kuat, namun aku malah mengabaikannya,' ucap Adrian dalam hati.

"Apa besok kau sibuk?" Tanya Adrian membuat Diana kembali menatap suaminya dengan ekspresi terkejut.

Dalam ingatannya, Adrian Tidak pernah berbicara dengan Diana sehingga melihat suaminya yang berinisiatif menanyakan kesibukannya membuat hati Diana melompat kegirangan.

"Tidak sibuk sama sekali!" Jawab Diana.

"Kalau begitu aku akan mengajakmu ke suatu tempat," ucap Adrian.

"Ke mana?" Tanya Diana dengan mata berbinar-binar penuh semangat.

Adrian mengukir senyuman di wajahnya melihat istrinya yang tampak sangat senang, "Kau akan tahu besok. Tapi aku harus pergi sekarang, ada pekerjaan yang perlu dilakukan," ucap Adrian langsung diangguki Diana.

"Kalau begitu infokan waktunya lewat pesan teks," ucap Diana dijawab anggukan pelan Adrian.

Maka Diana mengantar kepergian suaminya sampai depan rumah dan melambaikan tangan begitu mobil suaminya melaju meninggalkan kediaman.

Adrian yang duduk di dalam mobil tersenyum melihat betapa senangnya Diana diajak pergi olehnya.

'Aku rasa mulai sekarang hubungan kami akan membaik. Tapi aku tetap harus berhati-hati, Ayah sangat tidak menyukai Diana jadi untuk sementara waktu aku harus mengikuti seluruh ucapan Ayah agar dia tidak berpikir untuk menyentuh istriku,' ucap Adrian dalam hati sambil tersenyum memandangi Diana lewat kaca spion mobil.

Sang asisten yang melihat itu, mengerutkan keningnya, 'sekarang dia tersenyum melihat istrinya? Padahal selama ini wajahnya selalu senduh setiap kali melihat istrinya, namun sekarang sudah berubah? Kalau kucing garong itu tahu masalah ini, maka dia pasti akan mengamuk habis-habisan dan semua orang akan terkena kamu kan gilanya itu!' ucap sang asisten dalam hati sambil menelan air liurnya, dia akan menjadi pihak yang paling dirugikan kalau masalah ini sampai ke telinga sekretaris Adrian.