NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Tuan Muda Sombong

Belenggu Cinta Tuan Muda Sombong

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Mengubah Takdir
Popularitas:31.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

Nasib malang dialami oleh gadis muda bernama Viona Rosalina. Karena terlilit hutang yang lumayan besar, Viona dijadikan jaminan hutang oleh orang tuanya. Dia terpaksa merelakan dirinya untuk menikah dengan Dirgantara, seorang pengusaha muda yang terkenal sombong dan juga kejam.

Mampukah Viona menjalani hari-harinya berdampingan dengan pria kejam nan sombong yang selalu menindasnya?

Atau mungkin Viona memilih untuk pergi dan mencari kebahagiaannya sendiri?

Nantikan kisahnya hanya ada di Noveltoon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Dituduh Maling

"Kakak, pagi ini aku harus pergi ke sekolah. Ada pembahasan mengenai acara perpisahan sekolah yang akan dilaksanakan minggu depan. Maaf ya, pagi ini aku tidak bisa menemanimu?"

Sania sudah berdandan rapi hendak pergi ke sekolahnya. Sebenarnya dia sedih karena harus meninggalkan Viona sendiri di rumah. Tapi apa boleh buat, teman-temannya menginginkannya untuk datang ke sekolah karena ada acara untuk rencana perpisahan yang akan dilakukan minggu yang akan mendatang.

Tak jadi masalah buat Viona harus ditinggalkan sendiri di rumah, karena statusnya di situ bukan sebagai adik Dirgantara yang bisa bebas keluar rumah untuk datang ke sekolahnya, tapi dia menjadi istri atau sekedar menjadi teman adiknya.

"Ya nggak apa-apa, kamu pergi saja. Nanti kalau kamu tidak datang, teman-teman kamu pasti akan kecewa. Aku bisa jaga diri di rumah, toh ada bibi juga," balas Viona.

Sebenarnya Viona merasa iri dengan kehidupan yang dijalani oleh Sania, tapi sayangnya ia tak lagi bisa merasakan kebebasan bisa berkumpul bersama teman-temannya.

Ayahnya terlalu jahat, diusianya yang masih belia dipaksa untuk menikah hanya karena ingin melunasi hutang-hutangnya yang menumpuk.

Merasa dirinya tidak diadili, bahkan Kakak laki-laki dan kakak perempuannya masih bisa meneruskan kuliahnya di luar negeri sedangkan dia ..., tidak punya kesempatan untuk meraih cita-citanya dan meneruskan kuliahnya.

Sungguh miris kehidupannya saat ini. Bahkan tak sekalipun Ayahnya ada niatan untuk menghubunginya. Dia sudah dibuang seperti sampah yang tidak diinginkan kembali.

"Ya sudah, kalau memang begitu Aku pergi dulu ya, Kak. Kakak nggak usah repot-repot untuk masakin aku. Kalau kakak lapar Kakak bisa minta tolong sama bibi untuk dibuatin sarapan. Kakak jangan terlalu banyak beraktivitas."

Sebelum memutuskan untuk pergi, Sania memberikan saran pada iparnya agar tak terlalu lelah mengerjakan pekerjaan rumah yang seharusnya dikerjakan oleh asisten rumah tangga.

Ia tidak ingin Viona tidak nyaman tinggal bersamanya. Dia sangat bersyukur karena Viona adalah gadis baik-baik, tak seperti bayangannya saat diantaranya belum pernah bertemu.

"Iya, kamu jangan khawatir. Aku akan jaga diriku dengan baik. Sampai jumpa nanti Nia."

Sania melambaikan tangannya melangkahkan kakinya keluar rumah.

Viona bergegas untuk menutup pintunya, karena tak ingin ada orang yang berniat jahat datang ingin mengobrak abrik kediaman suaminya.

"Ya Tuhan ..., bagaimana kedepannya nasibku ini? Apakah aku akan selamanya terperangkap dalam jebakan serigala? Rumah ini memang megah seperti istana, tapi penghuninya bagaikan hewan buas yang tak mau bersahabat dengan manusia. Sania bilang kalau Dirga memang dingin, tapi nyatanya dia tidak bisa bersikap baik padaku. Bahkan saat pergi ke luar kota, tidak sepatah kata pun dia ucapkan padaku, atau bahkan berniat menemuiku. Lalu untuk siapa Aku bertahan di sini?"

Viona berkecamuk dengan pemikiran yang tak bisa membuatnya tenang.

Dalam hati ia ingin sekali menjerit dan berlari keluar dari rumah mewah yang ditempatinya.

Rasanya percuma saja memiliki suami kaya raya dan tampan rupawan kalau tidak bisa menghargainya sebagai seorang istri.

"Nyonya, saya tadi sudah membuatkan sarapan buat nyonya. Sebaiknya Nyonya sarapan dulu ya?"

Bi Ningsih, salah satu pembantu di rumah itu selalu setia pada Viona.

Walaupun belum genap seminggu berkenalan dengan Viona, ia yakin kalau gadis itu baik dan penurut, buktinya saja saat ditinggal pergi oleh majikannya, dia tak pernah memiliki keinginan untuk keluar rumah.

"Bibi nggak usah repot-repot untuk membuatkanku sarapan, kalau aku lapar, aku bisa masak sendiri. Jangan samakan aku seperti Sania atau bahkan Tuan Dirga, Bi. Aku datang bukan sebagai majikan, tapi sebagai penebus hutang orang tuaku. Bibi tak pantas memanggilku nyonya."

Bibi terenyuh mendengar penjelasan dari Viona. Gadis itu berkaca-kaca. Begitupun juga dengan Ningsih. Ia ikut sesak merasakan apa yang dialami oleh Viona, pasti sangat menyakitkan bukan? Dinikahi oleh pemuda tampan dan kaya raya, tapi tak dianggap sebagai istri.

"Nyonya yang sabar ya? Semua pasti ada hikmahnya. Saya nggak berani memanggil anda dengan sebutan nama, karena biar bagaimanapun juga, anda tetap istrinya Tuan Dirgantara. Jika Tuan Dirga masih belum bisa menerima anda, nyonya jangan sedih, tunjukkan padanya bahwa anda wanita yang pantas untuk bersanding dengannya. Tunjukkan bakti anda pada Tuan Dirga, saya yakin kok, suatu saat nanti nyonya akan mendapatkan hikmah atas kesabaran nyonya. Sini peluk bibi."

Bi Ningsih merentangkan tangannya di depan Viona. Viona langsung menghambur dan menangis di pelukannya."

Orang lain saja punya kepedulian terhadap dirinya, tapi kenapa orang tuanya malah tega?

Dulu ibunya tega meninggalkannya demi pria lain. Sekarang Ayahnya tega menjadikannya sebagai jaminan hutang. Tidak mungkin juga Ayahnya ada niatan untuk menebusnya. Ia tak yakin orang tuanya punya keinginan untuk menyelamatkannya dari pria sombong seperti Dirgantara.

"Nyonya jangan sedih lagi ya? Kalau butuh apa-apa bilang sama bibi. Bibi akan selalu ada buat nyonya. Di sini nona Sania juga baik, dia bisa dijadikan teman curhat oleh nyonya. Masih banyak orang yang peduli pada nyonya."

Viona melepaskan pelukannya pada bibi dengan menghapus air matanya yang tak berhenti meleleh.

Hatinya sedikit lega. Ketakutannya berkurang, kini ia ingin kembali tegar karena masih banyak orang lain yang mempedulikannya.

"Terimakasih banyak ya, Bi. Bibi baik banget sama aku. Sejak kecil aku sudah tidak mendapatkan pelukan dari Mama. Di sini aku mendapatkan pelukan dari bibi."

Tak ingin berlarut larut dalam kesedihan, Viona berniat untuk beraktivitas untuk mengurangi kesedihannya. Ia tak enak berdiam diri, hanya makan dan tidur gratis di rumah orang. Walaupun dia sudah berstatus sebagai istrinya Dirgantara, ia cukup tau diri, dirinya hanyalah jaminan hutang.

"Iya nyonya. Yaudah, nyonya sekarang lebih baik istirahat. Jangan lupa sarapan, bibi udah siapkan. Kalau begitu bibi pamit ke belakang dulu ya nyonya?"

Bi Ningsih langsung bergegas ke belakang setelah menenangkan Viona. Viona pun bergegas menuju lantai dua berniat untuk membersihkan ruang kerja Dirgantara.

Ia ingin di saat Dirgantara pulang, ruang kerjanya sudah tertata rapi, karena ia yakin pria itu tidak pernah membersihkan ruangannya, dan tidak memperbolehkan orang lain masuk untuk membantu membersihkannya.

"Ya ampun ..., benar dugaanku, ruangannya sangat kotor. Pria itu benar-benar pemalas. Aku heran deh, apa ruangan kotor seperti ini bisa membuatnya nyaman?"

Viona langsung bergegas untuk merapikan dan menyapu lantainya. Tak sengaja ia menjatuhkan beberapa berkas di meja hingga membuatnya berantakan di lantai.

Brak!!

"Astaga, jatuh."

Viona langsung berjongkok untuk memungutinya. Bersamaan dengan itu seseorang membuka pintunya dengan cukup keras disertai pekikan suara yang begitu keras.

"Sedang apa kau di sini! Kau mau maling di rumahku! Dasar perempuan tidak tau diri! Dikasih hati malah ngelunjak!"

Dirgantara datang dengan emosi yang meluap-luap mendapati Viona sedang ada di ruangannya.

Dia melangkahkan kakinya mendekat pada Viona dan mendorongnya hingga gadis itu tengkurap di lantai.

Bukan hanya itu. Dengan kesalnya, pria itu menginjak tangan Viona dengan sepatu miliknya.

"Am-ampun Tuan. Sa-saya tidak bermaksud untuk mencuri. Saya hanya ingin ~~

"Diam!"

Viona 😭 nasibmu buruk sekali🥺 sudah membantu membersihkan ruangannya malah dianggap maling. Benar-benar kejam Dirgantara. Kalau saja dia suami author, pasti bakalan author karungin dan buang jauh-jauh ke hutan Amazon, atau lemparkan  saja ke laut biar menjadi santapan piranha 😫

Yang sudah mampir tinggalkan jejak, vote, like dan komennya ya? 😭 kita bisa bareng-bareng merujak  Dirgantara 😫

1
kaylla salsabella
ya tamat ya Thor ..... terima kasih atas karya mu semoga selalu sehat dan semangat berkarya terus ku tunggu karya terbaru mu 🥰🥰🥰🥰🥰
ardiana dili
terimakasih thor
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰❤️
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
jreng ... jreng..... gedobrak .... gedobrak ayo vio semangat ....😂😂
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰🥰🥰
kaylla salsabella
nah gitu tegas Dirga jangan bodoh mau " nya di bodohin Anita
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
nah mampus kamu madam mau bilang apa coba
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰🥰
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
ku pegang janji mu mas Dirga 🤭🤭
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
satu kata untuk viona kapok gak dengarin omongan suami dan orang tua
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
wah sepertinya madam udah kong kalikong sama kelvin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!