Dara tinggal bersama Fira di sebuah desa. Kakak beradik itu mengontrak karena hanya tinggal sementara dengan tujuan untuk melanjutkan sekolah Fira pada jenjang SMA. beberapa tetangga tidak menyukai hingga selalu menghina serta menggangu mereka yang dianggap miskin. Padahal kenyataan nya, mereka adalah orang kaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elinazy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Bu Dara, gawat bu" Bobi berlari masuk ke dalam rumah dengan nafas ngos ngosan. Ia mencoba untuk mengatur nafas dan mengelap keringat yang bercucuran.
"Kenapa Bobi? Bentar saya ambil minum dulu" Dara mengambilkan segelas air putih untuk sedikit menenangkan Bobi.
"Coba kamu bicara pelan pelan, jangan panik begitu"
"Luna sama bu Puspa berhasil lolos bu, kita kehilangan jejak" Bobi tidak bisa mengendalikan kepanikan yang dirasakan.
Dara hanya terdiam karena sangat terkejut dengan perkataan Bobi. Ia mencoba mengendalikan diri agar tidak terbawa emosi.
"Kita harus tenang Bob, jangan panik supaya bisa tetap berpikir jernih" Ujar Dara mengingatkan.
Bobi berpikir sejenak untuk mencari solusi kenapa GPS yang dipasang nya itu tidak berfungsi sama sekali. Apakah karena ulah dari mereka atau karena masalah sistem.
"Maaf atas kecerobohan saya bu, tapi saya udah pastikan betul kalau GPS itu bisa berfungsi. Aneh nya ketika mobil itu melaju baru sekitar lima ratus meteran, mendadak gak bisa dilihat informasi nya lagi" Bobi merasa bodoh akibat melakukan kesalahan yang sangat fatal. Ia mengacak acak rambut karena kesal kepada dirinya sendiri yang tidak becus melakukan tugas dengan baik.
"Udah jangan salahin diri kamu sendiri, yang penting kita harus cari cara lain untuk menghentikan mereka. Kamu udah hubungi Ivan? " Dara tidak bisa menghubungi siapapun karena ponsel nya mati kehabisan baterai.
"Pak Ivan udah bergerak untuk mencari mobil mereka. Saya sempat mengambil foto plat nomor. Tapi masalah nya, kita gak tahu arah mobil itu kemana karena belum sempat keluar gang sudah kehilangan jejak"
Dara tetap berusaha untuk tenang, sebenarnya tidak ada masalah kalau Luna dan Puspa mau melarikan diri karena semua uang yang mereka korupsi kan itu sudah kembali. Namun ia tidak ingin mereka membuat ulah lagi di tempat lain yang bisa merugikan lebih banyak orang lagi.
"Kita serahin sama polisi, saya yakin kalau mereka masih bisa dilacak karena belum jauh dari sini" Dara hanya bisa pasrah karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Kalau ia nekat ikut mencari maka hanya akan membuang waktu sebab Ivan dan Polisi sudah bergerak.
"Lalu kita harus apa sekarang bu? " Tanya Bobi bingung.
"Ke rumah Kiki, siapa tahu kita bisa dapat informasi dari dia" Dara pergi ke rumah Kiki bersama dengan Bobi. Ia tidak bisa menunggu lama dengan mengandalkan Fira untuk mencari informasi karena situasi nya berantakan.
Sesampainya di rumah Kiki, kebetulan dia juga baru pulang kerja dan memarkirkan motor.
Kiki terkejut melihat Dara yang datang bersama bodyguard nya. Ia tersenyum mempersilahkan mereka untuk masuk.
"Maaf kalau penampilan saya agak berantakan karena baru pulang kerja" Kiki merasa malu terlihat kotor di depan perempuan yang disukai nya.
"Iya kami ngerti, mungkin saya langsung bicara ke intinya aja. Apa kamu tahu Luna dan Puspa itu pergi kemana? " Ujar Dara terburu buru karena tidak nyaman berhadapan dengan Kiki.
"Tangkap dia pak, saya yakin kalau ini pasti rencana mereka! " Ivan datang bersama polisi untuk menangkap Kiki.
Dara terkejut saat Ivan memutuskan untuk menyeret Kiki yang sebelumnya tidak dilibatkan. Namun ia akan mengikuti semua yang dilakukan oleh Ivan jika ini memang bisa menjadi solusi.
Kiki dibawa paksa oleh dua orang polisi yang langsung memborgol tangan nya dan dimasukan ke mobil polisi.
"Kamu ngapain disini? " Tanya Ivan kesal.
Dara memandang ke arah Bobi untuk memberikan isyarat kepada nya agar menjelaskan kepada Ivan. Ia takut kalau Ivan akan marah untuk kedua kalinya.
"Kita mau mencari tahu keberadaan Luna dan bu Puspa lewat Kiki pak" Balas Bobi mengerti isyarat dari Dara.
"Udah dapat informasi nya? "
"Belum pak Ivan, kebetulan kami baru saja datang lalu polisi langsung membawa Kiki"
Ivan membalikkan badan dan menggerakkan tubuh dengan tidak nyaman. Ia kesal sekali atas perbuatan Dara yang bertindak tanpa mau konfirmasi kepada dirinya terlebih dahulu. Padahal kalau sampai terjadi salah komunikasi seperti ini, semua bisa semakin berantakan.
"Dara, kamu diam aja di rumah. Gak perlu bertindak apapun tanpa ngomong sama saya. Untung aja penangkapan Kiki ini berhasil, kalau tadi kamu udah bicara sama dia terus dia malah berusaha kabur gimana? Kenapa bertindak sesuka hati tanpa kabarin saya dulu? "
Dara menatap wajah laki laki tampan yang ada di depan nya terlihat sayu karena lelah. Keringat pun menetes hingga membasahi sekujur badan. Ia tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun akibat rasa bersalah yang menyelimuti.
"Tapi kita cuman... "
"Diam! Saya gak sedang bicara sama kamu" Ivan tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun dari mulut Bobi karena yang dia inginkan adalah penjelasan dari Dara. Ia menyimpan rasa cemburu yang mendalam saat melihat Dara duduk tepat di sebelah Kiki tadi.
"Kamu suka sama Kiki? "
"Gak, saya hanya berusaha membantu kamu. Gak mungkin saya diam aja menunggu kamu bertindak yang saya gak tahu kamu melakukan apa" Dara berani menjawab saat tersadar kalau Ivan kesal karena rasa cemburu. Ia tidak ingin situasi menjadi semakin rumit hanya karena masalah perasaan.
"Maaf kalau bersikap lancang, tapi tolong kita fokus dulu sama masalah dua perempuan yang kabur itu" Bobi menyelah obrolan mereka yang menyangkut hal pribadi.
Ivan mengangguk dan meminta Bobi untuk ikut dengan nya sedangkan Dara diminta diam di rumah menunggu informasi darinya. Ia melajukan motor dengan kencang menuju kantor polisi. Mengingat jejak Luna dan Puspa sudah tidak bisa terdeteksi lagi.
Dara kembali ke rumah dengan lesu dan khawatir. Fokus nya justru teralihkan oleh Ivan yang sedang marah dengan nya. Ia duduk di depan rumah sambil menikmati semilir angin yang berhembus searah untuk sedikit menenangkan pikiran.
"Ehem ada yang galau nih gara gara ditinggal Luna sama bu Puspa pergi" Ujar Gita dari depan rumah nya. Ia tidak memiliki keberanian untuk mendekat karena takut disakiti. Rasanya kurang kalau tidak menganggu Dara yang sedang terlihat pucat kebanyakan masalah.
Kabar korupsi yang dilakukan oleh Luna memang telah tersebar hingga ke desa sebelah. Topik ini sedang panas panas nya dibicarakan oleh siapapun. Bahkan saat Luna dan Puspa berusaha kabur pun semua nya tahu.
"Makanya kalau jadi orang tuh gak usah sok hebat. Bu Puspa gitu kok dilawan, yang ada kamu bisa mamp*s haha" Ujar Gita lagi sambil tertawa cekikikan. Kemarin Dara berhasil membuat nya mati kutu, tapi sekarang Gita bisa membalas tanpa berbuat apapun.
"Mbak Dara, masuk ke dalam aja yuk. Gak enak dengar suara mbak Gita yang julid itu" Fira keluar dari rumah saat sedang menikmati acara TV favorit nya tetapi malah diganggu oleh ocehan Gita.